Brilio.net - Cinta memang membuat orang seperti memiliki kekuatan tersendiri untuk selalu memperjuangkannya. Begitulah sekiranya yang dialami Muhammad Ali Mustaqim untuk memperjuangkan gadis yang kini sudah menjadi istrinya, Siska Rohmawati. Pasangan asal Desa Sidomukti, Kecamatan Bandungan, Jawa Tengah ini menceritakan bagaimana perjuangan mereka sebelum akhirnya bisa hidup menjadi keluarga yang bahagia di Bali.

Ali menceritakan, awalnya Siska merupakan temannya waktu duduk di bangku Taman Kanak-kanak hingga SD. Ali dan Siska merupakan teman kecil satu sekolah yang sering bersaing untuk mendapatkan rangking pertama. Setelah lulus, Ali dan Siska sempat berpisah selama 6 tahun lamanya.

Selama waktu perpisahan itu, Ali mengaku sempat menjadi anak nakal yang saban harinya menjadi pengamen, perusuh dan hanya bekerja serabutan. Sedangkan Siska memiliki jalan hidup yang jauh berbeda dengan Ali. Siska berhasil menjadi guru dan kuliah di sebuah perguruan tinggi untuk meraih cita-cita yang lebih tingginya menjadi dosen.

"Karena saya nakal, saya dulu pernah diajak bekerja di luar negeri sebagai TKI. Saat membuka Facebook, saya melihat nama dia (Siska) hingga akhirnya saja kirim permintaan pertemanan". tutur Ali kepada brilio.net, Kamis (7/1).

Semenjak pertemanan yang kembali terjalin di dunia maya tersebut, Ali mengaku tertarik dan selalu berbalas pesan dengan Siska. Sayang, gadis yang Ali taksir itu mendadak cuek saat Ali menanyakan nomor HP-nya, alih-alih ingin meneleponnya agar lebih mudah berkomunikasi.

"Selama 4 bulan kita nggak pernah chatingan lagi, terus bulan setelah 9 bulan dia kembali membalas pesan saya dan saya mendapatkan PIN BB-nya. Kita chatingan tiap malam sampai nggak terasa sudah jam 3 pagi," lanjut Ali menceritakan masa PDKT-nya.

Merasa dekat, Ali memberanikan diri mengatakan cintanya. Sayangnya, kejujuran Ali mengatakan cinta tersebut tak bersambut baik. Pengungkapan cintanya ditolak oleh Siska. Keduanya pun akhirnya tak berhubungan lagi selama 2 bulan lamanya.

"Terus dia chat saya lagi dan saya tembak lagi sampai 4 kali tetap ditolak. Dia mau menerima cinta saya dengan syarat harus bisa azan di depan dia," kata Ali melanjutkan ceritanya.

Mendengar syarat tersebut, Ali pun langsung bergegas pulang kampung ke Indonesia dari perantauannya di luar negeri, untuk memperjuangkan gadis pujaan hatinya itu. Akhirnya Ali pun menemui Siska dan langsung berazan di depannya. Seketika itu juga, Siska pun luluh dan mau menerima cinta Ali karena sudah mau menuruti keinginannya dan menunjukkan keseriusannya.

Sayang, perjalanan cintanya tak semulus perkiraannya. Hubungan mereka ternyata terhalang restu orangtua yang tidak setuju. Hal ini dipicu karena orangtua Siska menganggap Ali masih seorang berandalan, sampah masyarakat dan bukan pria yang layak dijadikan pendamping hidup.

Tak menyerah dengan keadaan, Ali pun tetap berkali-kali memberanikan diri untuk ke rumah Siska untuk menemui baik-baik orangtuanya. "Saya nggak takut, karena saya memang mau serius dengannya," kenangnya.

Akhirnya, Ali dan Siska pun bisa dipersatukan dalam pernikahannya pada November 2013 silam. Kini keduanya hidup di Bali dan bahagia dengan anak perempuannya.

TKI ini azan di depan pacarnya agar lamarannya diterima, mengharukan! foto: Siska dan anaknya/brilio.net 2016