Brilio.net - Tak sulit untuk mencari teh celup. Bahkan teh celup telah menjadi solusi kepraktisan menyeduh teh. Tinggal celup...celup...celup... dan diberi gula secukupnya, jadilah teh yang siap minum, sruput.

Tapi tahukah kamu kalau ternyata penemuan teh celup itu tak disengaja. Dikutip brilio.net dari tea.co.uk, Minggu (10/5), pada 1908, Thomas Sullivan yang merupakan saudagar teh dari New York mulai mengirimkan sampel teh yang dibungkus dengan kain sutera kecil untuk pelanggannya. Sullivan menggunakan kantong sutera karena alasan ekonomis. Jika menggunakan kaleng, biaya pembuatannya lebih mahal dan teh yang dikemas juga harus lebih banyak.

Lantaran dibungkus kecil-kecil yang tak seperti biasanya, beberapa orang berasumsi kalau penggunaan teh itu dengan mencemplungkannya ke dalam air panas seperti saat saat dimasukkan dalam saringan metal. Dari ketidaktahuan dan ketidaksengajaan itulah awal teh celup lahir. Mereka merasa lebih praktis karena tak perlu membuang teh dari gelas.

Karena dianggap terlalu baik jika menggunakan kain sutera, Sullivan lalu mengubah kain sutera menjadi sejenis kain kasa dan kemudian dari kertas. Bungkusan tersebut dibuat dua jenis, yang besar untuk menyeduh teh di teko atau tempat besar dan bungkusan kecil untuk cangkir.

Berjalannya waktu, teh itu lalu dilengkapi dengan benang dan kertas di atasnya untuk jadi pegangan orang yang membuat teh.

Gaya baru dalam membuat teh tersebut banyak diperbincangkan orang Amerika. Inggris pun kemudian mencoba mencari tahu resep pembuatan teh tersebut. Keterbatasan bahan makanan saat Perang Dunia II membuat teh yang dikantongi menjadi salah satu solusi.

Thaun 1950, ketika segala macam hal mulai dibuat untuk memudahkan kegiatan rumah tangga, teh celup menjadi salah satu yang banyak dilirik karena penyuka teh tak perlu kesusahan untuk membuang teh yang ada di dalam cangkir. Akhirnya berkat kepraktisan yang ditawarkan, teh celup semakin banyak diminati hingga sekarang.