Brilio.net - Kuliah 9 tahun dan hampir drop out tidak membuat Sodik wardoyo (33) minder ataupun frustasi. Baginya kesempatan akan selalu terbuka lebar bagi siapa pun yang mau mencarinya. Setelah bingung pada banyak pilihan antara mengajar di sekolah, mengajar les private, band, atau jadi penulis lagu, akhirnya Sodik memilih fokus dengan produksi jingle.

Ayah satu anak ini telah menelurkan lebih dari 100 karya dalam bentuk jingle, hymne, mars maupun TVC (TV Commersial) sejak akhir tahun 2008. Di tahun 2015 ini sendiri, telah memenangkan 12 juara dari berbagai event kompetisi cipta jingle dan mengerjakan puluhan pesanan jingle dari berbagai brand atau perusahaan. "Alhamdulilah, semakin ke sini semakin sering menang dan lebih banyak lagi tawaran," tuturnya saat ditemui brilio.net, Kamis (10/9).

Bagi pria asli Ngawi yang tinggal di Gamping, Sleman, DIY itu, kunci untuk bisa sukses di berbagai kompetisi adalah konsistensi. "Bagaimana kita bisa konsisten untuk selalu berkarya dan tahan banting saat mengalami kekalahan itu sangat penting," beber Sodik. Konsisten dan sikap tahan bantingnya saat harus menerima kenyataan untuk kalah, membuat Sodik semakin bersemangat dan terpacu lagi melahirkan karya-karya.

Pria lulusan Pendidikan Seni Musik UNY ini dulu sempat juga bermain band dengan teman-temannya. Namun melihat industri musik band yang dinilai kurang oke pada masa itu, membuat Sodik harus memutar otak untuk berkarya di jalur lain.

Sodik 'Raja Jingle Indonesia' seminggu bikin 3 jingle & juara 41 lomba

Membuat jingle bukanlah perkara mudah pada awalnya karena sebenarnya proses yang dilalui sama dengan menciptkan lagu-lagu. Namun dalam membuat jingle, Sodik harus melalukan observasi terlebih dahulu. Untuk setiap produk atau brand yang sedang dia kerjakan, Sodik biasanya akan mencari tahu segala sesuatu tentang brand/produk tersebut. Hal ini dilakukan semata-mata agar pesan yang dapat tersampaikan dengan tepat. "Jingle harus bisa mewakili image produk," jelas suami dari Eka Yudha ini.

Untuk membuat satu jingle, Sodik membutuhkan waktu tiga hari hingga satu minggu. Bahkan, biasanya dalam satu minggu Sodik menggarap 2-3 karya, baik itu untuk mengikuti sebuah kompetisi maupun yang permintaan dari kliennya.

Perjalanan Sodik pun tidak selamanya mulus, berbagai rintangan bahkan profesinya sebagai produksi musik dianggap sebagai pekerjaan yang tidak menjanjikan. "Mau mengajukan pinjaman di bank untuk beli tanah selalu ditolak karena pekerjaan yang dianggap tidak menjanjikan dan terlalu berisiko," kenang Sodik.

Sodik 'Raja Jingle Indonesia' seminggu bikin 3 jingle & juara 41 lomba

Selain itu, memiliki perangkat untuk produksi musik yang sangat terbatas pun sering membuatnya harus memutar otak agar karyanya tetap bagus dan sesuai yang diharapkan. "Harga alat audio yang lebih modern ini tentunya lebih mahal dan juga aku memilih untuk memaksimalkan apa yang ada dulu. Toh sampai saat ini semuanya masih bisa aku atasi dengan alat yang aku miliki," terangnya.

Menurut Sodik, sebagai manusia kita enggak pernah tahu sampai mana batas kemampuan otak ataupun kreativitas yang kita miliki. Untuk mengetahuinya kita sebagai manusia harus mencoba. Dengan kerja keras dan kreativitas yang seolah tidak ada matinya itu, tak heran jika Sodik dijuluki sang Raja Jingle Indonesia oleh teman-temannya. "Nikmatilah segala kejutan dan improvisasi yang kamu dapat selama proses kreatif karena hal itulah yang bikin seru," tukas dia.