Brilio.net - Sudah menjadi rahasia umum bahwa madu adalah bahan alami yang berguna untuk menjaga kesehatan sekaligus mengobati berbagai penyakit. Harga madu tergolong mahal karena proses pembudidayaan lebah madu yang sulit. Bahkan, sejumlah petani madu harus berburu sarang lebah ke hutan.

Selain itu, tingkat kebersihan madu juga relatif rendah. Hal ini dikarenakan proses pemerasan yang masih dilakukan secara manual, yaitu dengan tangan. Alhasil, harga jual madu pun ikut menurun.

Nah, untuk mengatasi persoalan tersebut, sekelompok mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) Malang yang terdiri dari Dwi Pujiana, Muhammad Rizatul Yunus, Ani Atul Arif, Muhammad Ilham Akbar, dan Kisruh Wulandari menciptakan alat pemeras madu portable bernama Bee-tech.

Pakai alat ini, memeras madu jadi mudah & hasilnya lebih berkualitas

Dengan alat ini, para petani kini bisa memanen madu dengan kualitas tinggi. Apalagi, harga alat pemeras madu Bee-tech lebih terjangkau. "Berdasarkan jejak pendapat dengan beberapa peternak lebah madu di Malang dan perbandingan dengan harga alat pemeras madu manual (honey extractor) yang pernah ada, harga Bee-tech lebih terjangkau," ujar Dwi kepada brilio.net, Selasa (9/6).

Bee-tech juga diciptakan khususnya untuk petani lebah madu hutan yang biasanya berpindah-pindah tempat untuk mendapatkan sarang lebah madu hutan. Oleh sebab itu, Bee-tech sengaja dibuat portable dengan ukuran disesuaikan proporsi lebar dan tinggi punggung manusia pada umumnya, sehingga mudah dibawa ke mana-mana dengan menggunakan tas khusus Bee-tech.

Keunggulan selanjutnya, Bee-tech dirancang untuk dapat bekerja secara otomatis dan manual. Sistem otomatis bertahan hingga 10 jam dengan tambahan timer yang dapat mengontrol penggunaannya. Jika baterai habis, Bee-tech dapat digunakan secara manual. "Sistem manual tersebut menambah keunggulan lainnya dari Bee-tech, yakni ketika dijalankan secara manual, sistem mengisi ulang baterai sehingga dapat digunakan secara otomatis kembali (save energy)," imbuhnya.

Adapun keunggulan yang paling menonjol dari alat ini yaitu terdapat sensor kadar air. Dengan sensor ini, para peternak bisa menentukan harga madu tersebut sesuai dengan kadar air. Semakin rendah kadar air madu maka semakin mahal harganya (SNI Max 22%). "Peternak akan mengetahui kadar air madu yang dihasilkan sehingga mereka tidak akan tertipu oleh distributor yang berniat jahat membeli madu dengan harga murah," kata dia.

 

BACA JUGA:

Luna si kuda pustaka keliling 3 desa di Gunung Slamet pinjamkan buku

Anak tukang tambal ban ini hanya butuh 16 bulan hafal al quran 30 juz

Sri Lestari, penderita paraplegia dengan semangat membara

Teman alami gangguan penglihatan, Sadiyah ciptakan meja baca pintar

Ramuan teh ini dipercaya bisa bikin wanita lebih panjang umur

Anak SMA ini temukan cara deteksi boraks cukup pakai tusuk gigi

Kandungan tersembunyi dari tanaman gunung ini bisa jadi pengganti gula

Pemuda 21 tahun ini ciptakan aplikasi terlengkap untuk terapi autis