Brilio.net - Kisah hidup perempuan 23 tahun yang kini berdomisili di Jakarta Utara, Nur Shatun tak habis-habis menghadapi cobaan. Awalnya Nur menikah dengan Suharto, pria asal Sumenep, Madura, Jawa Timur yang merupakan kenalan satu kantor di sebuah perusahaan otomotif di Jakarta pada November 2013. Setelah melahirkan anak pertama pada Desember 2014 yang diberi nama Nabila, dia harus merelakan untuk berpisah karena setelah dibawa kepada rumah orangtua Suharto di kampung, mereka tak berkenan mengembalikan Nabila ke pelukannya.

Baca juga: Hidup jauh dari anak, ibu ini rindu bertemu tapi selalu dihalangi

Lalu, perempuan asal Tegal, Jawa Tengah ini harus kembali ke Jakarta Utara seorang diri. Beruntung, Nur masih memiliki kedua orangtua yang memperhatikannya di Ibu Kota. Suaminya justru memutuskan untuk tinggal lebih lama di Madura.

Keperihan hidup Nur bertambah ketika kehamilan kedua menginjak usia 4 bulan pada September 2015. Ia ditinggal lagi oleh suami pulang ke Madura. Tak hanya itu, dia juga kehilangan bayinya ketika kandungannya berumur 7 bulan.

Baca juga: Derita Nur, bayi meninggal di kandungan & tak didampingi suami

Melalui layanan bebas pulsa story telling brilio.net di nomor 0-800-1-555-999, Nur mengaku kini dia mengandalkan nafkah dari kedua orangtuanya. Suharto tak lagi menafkahi karena tak lagi memiliki pekerjaan. Setelah lama menantikan suaminya kembali ke Jakarta, Nur mendapat pesan singkat yang tak mengenakkan hatinya.

"Tanggal 30 (Januari) suami saya mau menikah di kampung, di Madura. Tanggal 20 (Februari) mau ke Malaysia," aku Nur kepada brilio.net, Selasa (26/1).  

Dirinya berencana mendatangi sang suami ke Madura. Namun terhalang ayah dan ibunya yang khawatir keselamatannya.

"Orangtua tidak mengizinkan dikarenakan takut (dirinya) tidak kembali lagi ke Jakarta," ujarnya.

Padahal jika Nur berangkat ke Madura, pernikahan suaminya kemungkinan besar dapat digagalkan. Begitu juga dengan rencana kepergian suaminya ke Malaysia.

"Tanggapan orangtua saya malah tidak percaya, katanya itu cuma alasan," terangnya.

Nur mengungkapkan jika orangtuanya meminta Suharto kembali ke Jakarta, namun hingga kini belum ada tanda-tanda untuk mengabulkan keinginan itu. Dia juga menyayangkan ketidakhadiran Suharto ketika putri kedua mereka meninggal dengan alasan tidak mempunyai uang.

"Sedangkan buat nikah bisa, sedangkan buat pergi ke Malaysia bisa," tutur Nur.

Suharto dinilai Nur telah begitu banyak menyakiti hatinya. Nur juga telah terpikir untuk mengajukan gugatan cerai jika benar suaminya akan menikah lagi. Dia mengaku ikhlas berpisah dengan suaminya tersebut.

Cerita ini disampaikan Nur Shatun melalui telepon bebas pulsa Brilio.net di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!