Brilio.net - Sepeda ontel kini jadi barang yang langka nan antik. Sepeda tua ini tidak banyak dilirik kaum muda, yang sudah dimanjakan dengan adanya sepeda motor.

Namun apa yang dicontohkan oleh kakek Santoso sungguhlah berbeda. Kakek usia 73 tahun itu masih tetap bersemangat mengikuti Paguyuban Ontel Djokjakarta (Podjok) demi nguri-nguri (melestarikan) kebiasaan masyarakat untuk merawat sepeda-sepeda tua.

Bahkan demi keinginan sederhananya tersebut, kakek Santoso bersedia mengikuti kegiatan 'ngontel' (bersepeda ontel) dari Yogyakarta hingga Bandung, Jawa Barat bersama teman-teman di Paguyuban Podjok.

Saat ditanya mengapa dirinya masih aktif mengikuti kegiatan ini, anggota tertua paguyuban Podjok ini mengatakan ia tak ingin keberadaan sepeda ontel semakin ditinggal generasi penerusnya.

"Saya hanya melestarikan barang kuno (Sepeda Ontel)," kata kakek Santoso saat ditemui brilio.net, Senin (17/8) dalam acara peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia di kawasan Malioboro, Yogyakarta.

Kakek Santoso menambahkan, bahwa orang-orang di paguyubannya tidak banyak yang berasal dari kalangan anak muda, ia khawatir jika generasinya sudah berganti, tidak ada lagi yang akan melestarikan budaya bersepeda tua atau ontel.