Brilio.net - Banyak yang tidak tahu, Aris Dwi Atmoko (30), General Manager (GM) termuda di Indonesia ini harus banting tulang dan memeras keringat untuk berada di posisinya saat ini. Pria kelahiran Pacitan, Jatim itu sempat menjadi tukang cuci dan penata gelas di sebuah kafe saat kuliah perhotelan selama lebih dari setahun.

Sejak karir pertamanya sebagai tukang cuci gelas dan piring 10 tahuan lalu, Aris memang sudah membiasakn diri untuk berani menerima tantangan yang ada. Tidak asal berani namun juga dengan pertimbangan dan strategi yang matang.

Selama mengambil kesempatan itu pula, Aris selalu menujukan kepada orang-orang di sekitarnya bahwa dirinya adalah pribadi yang dapat dipercaya kinerja dan tanggung jawabnya. Karena itu pula lah pencapaian karirnya dari tukang cuci piring (bar boy) menjadi senior bar, lalu bar manager, kemudian food and baverage manager, food and baverage directure, eksekutif manager, hingga sekarang menjadi general manager Hotel Dafam, Yogyakarta hanya ia tempuh dalam kurun waktu dibawah 15 tahun.

Aris menjelaskan, yang menjadi kunci keberhasilan karir gemilangnya tersebut adalah karena kekuatan profesionalitas yang ia bangun dan kekuatan spiritualitas yang dirinya dapatkan dari keluarganya. "Profesionalitas itu bagi saya tercermin kepada tiga sikap, yaitu disiplin, jujur dan berani mengambil resiko, sedangkan spiritualitas merupakan kekuatan yang datang karena doa keluarga, Istri dan Ibu tercinta," ujarnya kepada brilio.net, Senin, (31/3).

Disiplin baginya tidak hanya pada waktu, tetapi target dan program organisasi yang dikelolanya. Dalam hal waktu, Aris tidak main-main. Meskipun jam kerjanya sebagai GM hotel dimulai jam 09.00 WIB, dirinya selalu hadir pada jam 07.00 WIB. Kehadirannya tersebut bahkan lebih awal dari pada beberapa karyawannya.

"Saya datang pagi, karena saya selalu menyalami (menjabat tangan) semua karyawan saya dari yang paling bawah, bahkan karyawan magang, hingga yang paling tinggi. Hal ini saya lakukan untuk melihat keadaan yang sebenarnya terjadi di lapangan, bukan dari laporan, sehingga kebijakan yang saya ambil tepat," ungkapnya.

Selain begitu kedatangannya yang lebih awal tersebut membuat karyawannya malu untuk datang terlambat. Sehingga bagi Aris, itu adalah cara yang efektif untuk mendisiplinkan karyawannya.

Sedangkan dalam hal kejujuran, dirinya percaya betul akan adanya hukum karma yang mengatakan siapa tidak jujur, maka bersiaplah karirnya akan hancur. Karenanya Aris selalu menekankan pada keluarga dan rekan kerjanya untuk selalu mengatakan kejujuran. Pahit atau pun manis, baginya, kejujuran tidak boleh ditawar.

Adapun yang ia maksud dengan berani mengambil resiko, yaitu tidak menolak setiap kesempatan yang ada. Memang kesempatan bisa datang lain kali, tapi kesempatan pertama tidak bisa sama dengan kesempatan kedua. Dengan keberanian mengambil resiko, setiap kesempatan yang ada bisa digunakan dengan sebaik mungkin. "Tidak lupa doa ibu dan istri, itu yang terpenting," pungkasnya.

Nah, Aris sudah bercerita banyak tentang kiat-kiatnya bisa sukses seperti saat ini. Sekarang, tinggal bagaimana kamu mengambil pelajaran dari kisah Aris untuk membuat langkah karirmu juga sukses.