Brilio.net - Menekuni apa yang dicintai, setidaknya begitulah pandangan yang dipegang oleh kakak beradik Donatus Dayu Pratama dan Nicholas Deni Firma. Pernah menjadi Barista di salah satu kafe kopi di Jogja membuat mereka berdua sudah cukup piawai dalam meracik kopi. Hingga akhirnya kecintaan mereka terhadap kopi sejak kecil membuat mereka terinspirasi untuk membuat Coffee Road, yaitu kafe kopi dengan konsep berkeliling di kawasan Kota Jogja. Namun itu saja belum cukup untuk mendirikan usahanya.

Pernah terlintas di pikiran untuk menyewa tempat berjualan tetapi biaya juga pasti mahal apalagi harus cari tempat yang strategis. Akhirnya dia memutuskan untuk membuat gerobak yang memang terlihat elegan untuk ukuran jalanan. Itulah solusinya untuk mengatasi masalah sewa tempat yang mahal. "Apalagi konsep kami ini untuk kalangan menengah ke bawah dan juga wisatawan, dengan berkeliling kami bisa mangkal di spot-spot yang banyak turisnya," ujar Deni kepada brilio.net Sabtu (21/11)

Dari gerobak sederhana, Dayu dan Deni ciptakan kafe kopi berjalan Kreatif. Atasi mahalnya sewa tempat, cara berkeliling jadi solusi.

Dengan style layaknya barista kafe pada umumnya, setiap malam Deni dan Dayu menggowes gerobaknya mulai dari daerah Kotabaru, lalu ke jembatan sungai Code, hingga mangkal di sekitaran Tugu Jogja yang memang banyak didatangi wisatawan. Bahkan pelanggan mereka tidak hanya wisatawan saja tetapi juga para tukang parkir dan tukang becak, karena kopi yang dijual mereka sangat terjangkau. Untuk satu gelas kopi, konsumen hanya merogoh kocek antara Rp 5.000 hingga Rp 8.000 saja.

Dari gerobak sederhana, Dayu dan Deni ciptakan kafe kopi berjalan Kopi murni. Deni dan Dayu racik sendiri kopi untuk pembeli.

Menariknya lagi, mereka membeli biji kopi tersebut langsung dari petani lokal karena keduanya memang memiliki tujuan mulia tersendiri. "Kebetulan saya kan Jurusan Pertanian, jadi sedikit-sedikit saya juga mengajari mereka teknik pertanian yang baik, bagaimana memperoleh hasil panen yang maksimal," ujar Deni, mahasiswa Pertanian Universitas Pembangunan Nasional tersebut. Keduanya merasa bahwa, untuk mencari uang untuk tidak hanya untuk diri sendiri tapi bisa berbagai keuntungan dengan petani.