Brilio.net - Penipuan berkedok jual beli online memang banyak beredar di masyarakat saat ini. Joni Hermanto (31) baru saja mengalami pengalaman penipuan tersebut. Alih-alih ingin menipu, penipu itu malah dikerjai kembali oleh Joni. Awal mula kejadian penipuan itu dari niatan Joni untuk menjual mobilnya di salah satu situs jual beli online pada hari Senin 21 Desember 2015 lalu. Tidak berselang lama setelah promosi online itu, seseorang mulai menghubunginya dengan maksud untuk membeli mobil tersebut.

"Nomor telepon 085256863947 dengan suara wanita mulai menghubungi saya dengan mengaku pembeli dan dia bahkan sempat datang ke rumah saya untuk melihat kondisi mobilnya dan berminat membelinya. Tidak tanduk wanita itu mencurigakan dan saya merasa dia seorang penipu," cerita Joni kepada brilio.net melalui layanan story telling bebas pulsa brilio.net, Rabu (23/12).

Kemudian wanita itu kembali menghubungi Joni dengan maksud untuk melakukan transaksi pembelian mobil dengan uang muka Rp. 3.000.000 yang akan ditransfer oleh suami wanita tersebut. Keyakinan Joni bahwa wanita tersebut adalah penipu semakin kuat. Seorang yang mengaku suami wanita itu menelepon dan mengatakan bahwa uang tersebut telah ditransfer ke rekening Joni, padahal Joni tahu tidak ada sepeser uang pun yang masuk ke tabungannya.

Si penelepon pun meminta Joni pergi ke ATM dan mengecek saldonya, demi menjebak sindikat penipuan ini, Joni berpura-pura lugu dan mengikuti segala perintah pria yang menelepon itu. Sesampainya di ATM Joni mengatakan bahwa kiriman uang itu tidak masuk sama sekali dan pria itu malah mengatakan kalau dirinya akan menghubungi pihak bank dan menanyakan mengapa uang yang dikirimnya belum masuk ke rekening Joni.

"Saya dilarang menutup telepon lalu pria yang tadi menelepon saya menyambungkan saya untuk berbicara dengan pria yang mengaku sebagai customer service bank," lanjut lelaki asal Bukit Tinggi ini.

Orang yang mengaku CS bank itu lalu menjelaskan bahwa untuk mendapatkan uang yang dikirim dari pria tadi, Joni harus mengikuti langkah-langkah yang diperintahkanya. Pria itu menjelaskan kalau rekening Joni bermasalah dan butuh pemulihan supaya uang transfer bisa masuk, padahal dalam hati Joni tahu itu adalah langkah-langkah mentransfer uang. Akhirnya Joni berpura-pura memiliki uang Rp 12.760.000 di rekeningnya saat ditanya oleh peria tersebut, padahal Joni hanya memiliki Rp 62.000.

Para penipu itupun tergiur hingga transaksi berhasil Joni hanya mengirimkan uang Rp 200 padahal penipu itu meminta dikirimkan Rp 11.998.755. Penipu itu sempat mengira kalau dia berhasil menipu Joni, padahal pria ini merekam segala percakapan itu dan membodohi sindikat penipuan. Setelah mengetahui Joni tidak mengirimkan uang, si penelepon sempat memarahi Joni dan mengatakan Joni menipu. Ini namanya maling teriak maling .

Tak terima dimarahi si penipu, Joni pun langsung memarahi balik orang tersebut. "Saya harap semua masyarakat tetap berhati-hati dan jangan mudah tertipu oleh sindikat penipuan seperti ini," harap Joni.

Joni sempat merekam pembicaraan antara dirinya dengan si penipu itu. Berikut videonya:

 

"TUKANG TIPU KENA TIPU"

"TUKANG TIPU KENA TIPU"Saya sengaja share ini agar tidak ada teman-teman yang jadi korban dengan modus penipuan seperti ini.Peristiwa bermula ketika saya berniat ingin menjual sebuah mobil Suzuki Vitara milik saya di situs jual - beli online. Iklan saya terbit di situs tsb Senin 21 Desember 2015 Pukul 08:15 WIB, lalu tiba-tiba pukul 09:00 WIB menelpon salah seorang yang mengaku calon pembeli dengan No 085256863947 suara dibalik telpon adalah suara seorang wanita, beliau mengaku calon pembeli yang datang ke rumah saya kemarin untuk melihat kondisi mobil yang hendak saya jual. Padahal kemarin tidak ada calon pembeli yang datang melihat kondisi mobil saya, boro-boro ada yang datang toh saya berniat menjual mobil saya baru hari ini. Merasa ada yang aneh reflek feeling saya mengatakan bahwa wanita ini hendak menipu, akhirnya sayapun belagak bodoh menanggapinya sambil mengaktifkan fitur perekam pada gadget saya untuk merekam seluruh pembicaraan saya dengannya.Beliau mengatakan setelah melihat kondisi mobil saya, beliau sekeluarga sudah merasa cocok, untuk itu beliau bermaksud ingin memberi uang panjar agar mobil saya tidak tawarkan ke orang lain, dan beliau berjanji hari Jum'at akan melunasi sisa pembayarannya. Karena pernah beberapa kali saya membaca modus penipuan seperti ini di internet, jadi saya sudah tahu endingnya dan modusnya seperti apa, karena ingin memberi pelajaran ke beliau akhirnya saya layani terus. Sampai beliau meminta saya datang ke ATM untuk mengecek saldo saya, karena menurut beliau, beliau sudah mentransfer uang panjar ke Rekening saya sebesar Rp.3.000.000;.Padahal tanpa ke ATM pun saya bisa melakukan pengecekan saldo via Mobile Banking dan Internet Banking, namun saya penasaran juga untuk mengikuti permainannya sampai dimana.Begitu sampai di ATM beliau meminta saya untuk mengecek saldo, saya pura-pura memasukan kartu ATM namun saya tidak melakukan transaksi apa-apa, karena saya tahu tidak ada dana yang masuk ke Rekening saya, sebab jika ada dana masuk pasti ada notifikasi SMS Banking yang masuk ke HP saya. Beliau lalu bertanya apakah dana yang beliau transfer sebesar Rp.3.000.000; sudah masuk, saya jawab belum, lalu beliau kembali bertanya, berapa sisa saldo Bapak saat ini, saya jawab Rp.12.760.000; (padahal sisa saldo BRI saya cuma Rp.62.000;).Lalu beliau mengatakan ini kesalahan jaringan perbankan makanya dana yang beliau transfer ke rekening saya belum masuk, lalu beliau meminta saya untuk menunggu karena beliau akan menghubungi Call BRI untuk menanyakan tentang keterlambatan ini, tak lama berselang beliau meminta saya berbicara dengan seseorang yang beliau katakan Coustumer Care BRI, lalu sang Coustumer Care gadungan itu mengatakan bahwa rekening saya belum terdaftar sebagai rekening penerima transfer makanya tidak bisa menerima dana, untuk itu rekening saya harus di daftarkan dulu sebagai rekening penerima transfer agar dananya bisa masuk (sejak kapan ya ada rekening yang tidak bisa terima transfer?). Untuk mendaftarkannya beliau meminta saya untuk memasukan kartu ATM ke mesin ATM, beliau memandu saya untuk melakukan cek saldo. Lalu beliau bertanya berapa sisa saldo saya, Rp.12.760.000; jawab saya. Lalu beliau meminta saya untuk melanjutkan transaksi, setelah itu beliau meminta saya untuk memencet menu transfer untuk mendaftarkan rekening saya agar bisa menerima transfer, lalu beliau mengarahkan saya untuk memasukan angka 064601021193501 yang beliau sebut sebagai kode registrasi (padahal itu adalah No Rekeningnya), setelah itu beliau meminta saya untuk memasukan jumlah transfer, untuk mengelabui saya beliau sengaja membuat kode-kode unik seperti 011998755 agar saya terkecoh dan tidak menyadari bahwa kode yang dimaksud tsb adalah nominal uang yang akan di transfer yaitu Rp. 11.998.755 (beliau memilih angka itu karena sebelumnya saya mengatakan sisa saldo saya ada Rp.12.760.000;). Namun saya tidak menuruti untuk memasukan kode-kode yang beliau sebutkan itu, saya justru memasukan jumlah transfer sebesar Rp.200;. Setelah itu beliau meminta saya untuk menekan "BENAR" setelah saya tekan benar muncul pemberitahuan bahwa saya akan melakukan transfer ke No Rekening 064601021193501 atas nama Heni Nurlinda, lalu dengan cepat beliau meminta saya untuk menekan "YA" (gpp, saya iklas 200 perak itung-itung buat gantiin biaya pulsanya yang telah berkali-kali menelpon saya).Untuk lebih jelasnya silahkan Play video ini!. Dijamin Anda bakal komat-kamit menertawakan Si Penipu Yang Kena Tipu Ini.Silahkan di share, agar tidak ada yang menjadi korban dengan modus seperti ini.Semoga bermanfaar.

Posted by Joni Hermanto on Monday, December 21, 2015

Cerita ini disampaikan oleh Joni Hermanto melalui telepon bebas pulsa Brilio di nomor 0-800-1-555-999. Semua orang punya cerita. Ya, siapapun termasuk kamu punya kisah tersembunyi baik cerita sukses, lucu, sedih, inspiratif, misteri, petualangan menyaksikan keindahan alam, ketidakberuntungan, atau perjuangan hidup yang selama ini hanya kamu simpan sendiri. Kamu tentu juga punya cerita menarik untuk dibagikan kepada kami. Telepon kami, bagikan ceritamu!