Brilio.net - Salah satu sukses pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah ialah dengan penerapan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP). Selain kaum perempuan yang menjadi target penerapan KB, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah kini juga gencar mendorong kaum pria untuk ikut KB dengan Metode Operasi Pria (MOP) atau yang sering disebut vasektomi.

Dulu vasektomi dianggap sesuatu yang tabu. Tapi, Bupati Karanganyar Juliyatmono tak kehilangan akal. Supaya program ini berjalan lancar, dia akan memberikan insentif kepada pria yang sukarela melakukan vasektomi berupa uang tunai Rp 1 juta—Rp 1,5 juta.

Dana ini diberikan untuk modal usaha bagi mereka yang bervasektomi. Untuk tahun ini, dana insentif diambil dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Karanganyar. Sebelumnya, anggaran dikeluarkan dari kocek pribadi Juliyatmono. "Awalnya malah ada yang saya kasih Rp 5 juta. Akhirnya ada juga yang saya kasih Rp 2 juta—Rp 3 juta setelah mereka membawa bukti sudah melakukan MOP," ujar Juliyatmono beberapa waktu lalu.

Saat ini Kabupaten Karanganyar menyiapkan anggaran hingga Rp 250 juta untuk mereka yang ingin ikut vasektomi secara sukarela. Rata-rata pria yang bervasektomi akan diberikan insentif Rp 2 juta. Jika hingga pertengahan tahun ini anggaran tersebut sudah habis, maka Juliyatmono rencananya akan menambah setelah ada APBD perubahan.

Rupanya cara ini sangat efektif. Setelah disosialisasikan, warga berduyun-duyun ikut vasektomi. Karena jumlahnya membengkak, makanya tahun ini Kabupaten Karanganyar menganggarkan dari APBD.

"Ternyata jumlahnya makin banyak. Kalau sebelumnya saya pakai dana pribadi, tapi kalau banyak seperti ini kan saya nggak punya uang banyak. Jadi saya buat kebijakan untuk mengambil dari APBD," kata Juliyatmono sembari terbahak.

Juliyatmono juga tidak khawatir jika para pria yang ber-KB itu ikut vasektomi cuma karena ada insentif. Menurut dia, yang penting keikutsertaan mereka dalam program ini. Dia juga punya cara membatasi program ini kepada mereka yang baru memiliki satu atau dua anak saja. Jika mereka yang sudah punya anak lebih dari itu maka tidak akan diberikan insentif.