Brilio.net - Tak terasa Pemilihan Kepada Daerah (Pilkada) yang dilakukan pertama kali secara serentak sudah semakin dekat. Setiap orang yang sudah memenuhi syarat dan tercatat pada Daftar Pemilih Tetap (DPT) dapat menggunakan hak pilihnya tanpa terkecuali, termasuk mereka yang berkebutuhan khusus seperti tunanetra.

Tapi sayangnya mereka yang berkebutuhan khusus seperti tunanetra kadang kurang terfasilitasi dalam pilkada mulai dari pengenalan calon hingga tahap pemilihan. Berangkat dari hal tersebut, Derta Isyajora Rakhman, mahasiswa Ilmu Komputer Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta tercetus untuk membuat aplikasi khusus yang berguna untuk memberi informasi Pilkada 2015 bagi tunanetra.

Kehadiran aplikasi bernama Blindformation itu berawal dari kegelisahan Derta. Ia berpikir saat ini orangtua masih banyak yang kurang mendapatkan informasi calon yang berlaga pada berbagai pemilihan. Dampak dari itu, mereka dengan mudah bisa diarahkan dalam memilih.

"Nah, saya lalu berpikir, kalau para orangtua yang sehat bahkan bisa baca saja masih mudah diarahkan, apalagi mereka yang tunanetra. Dari situ saya langsung kepikiran untuk buat aplikasi Blindformation ini," kata Derta kepada brilio.net, Senin (23/11).

Blindformation sendiri merupakan aplikasi berbasis audio yang berisi informasi Pilkada. Di dalamnya memuat informasi seperti waktu Pilkada, cara memilih, tips memilih kandidat, hingga profil kandidat di berbagai kota.

Di dalam aplikasi itu terdapat pilihan mode pendampingan atau pun mode mandiri. Dengan sistem yang mengubah tulisan menjadi audio, Blindformation diharapkan bisa membantu para tunanetra dalam mengenali sosok yang akan dipilih pada Pilkada 2015 mendatang.

Aplikasi yang diikutkan dalam kompetisi Pilkada Apps Challenge Code for Vote 4.0 yang diadakan oleh Komisi Pemilihan Umum dan Perludem 8 November lalu ini ternyata mendapat apresiasi yang baik. Buktinya aplikasi buatan mahasiswa asli Pemalang ini didapuk menjadi juara 1 kategori aplikasi bagi disabilitas.

Derta sendiri mengaku jika dirinya hanya membuat aplikasi ini dalam tempo waktu tiga hari sebelum dipresentasikan. Meski begitu, waktu terbatas tak menghalangi Derta untuk menampilkan yang terbaik dalam kompetisi.

"Saya bahkan tahunya lima hari sebelum penutupan. Karena tertarik ikut, akhirnya menyiapkan segala sesuatunya sendiri," terang mahasiswa yang sedang menyelesaikan skripsi ini.

Saat ini, aplikasi yang dibuat sendirian oleh Derta ini masih terus diupdate agar semakin banyak informasi Pilkada yang bisa masuk dalam Blindformation. Derta menargetkan sebelum Pilkada terlaksana, dirinya bisa menuntaskan informasi Pilkada 2015 yang ada di DI Yogyakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat.

"Memang saya belum bisa menargetkan untuk seluruh Indonesia karena memang tidak ada permintaan khusus dari KPU untuk itu, apalagi dengan waktu yang terbatas ini," kata Derta.