Brilio.net -
Siapa bilang meraih Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) sempurna di Fakultas Teknik itu sulit? Fakultas Teknik memang terkenal dengan banyaknya tugas dan dosen yang begitu ketat memberikan nilai. Tapi Rian Mantasa Salve Prastica mematahkan anggapan itu. Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret (UNS) ini meraih IPK sempurna 4,0 yang pertama di UNS.

Indeks Prestasi Mantas setiap semester selalu sempurna. Hanya pada semester 6 dia gagal mendapatkan IP sempurna karena salah satu mata kuliah mendapatkan nilai B. Beruntung saat mata kuliah itu ia ulang mendapatkan nilai A sehingga bisa membulatkan IPK-nya lagi.

Uniknya Mantas bukan tipikal mahasiswa yang pergi ke kampus untuk kuliah saja. Dia merupakan aktivis di beberapa organisasi kampus. Bahkan pemuda kelahiran Pati 17 Mei 1993 ini saat awal kuliah mengikuti hingga 10 organisasi. Mulai semester 3 hingga semester 8, Mantas juga dipercaya menjadi asisten dosen di banyak mata kuliah.

Kepada brilio.net, Sabtu (22/8), Mantas bercerita jika pada awal kuliah ia telah diingatkan kakak tingkatnya untuk tidak mengikuti banyak organisasi karena padatnya tugas mahasiswa Fakultas Teknik. "Kamu bakal jarang tidur, tugas yang berdeadline bakal menumpuk. Kamu kalau ikut organisasi jangan banyak-banyak, biasanya anak organisasi kalau terlalu nyaman jadinya mengesampingkan kuliah," kata Mantas menirukan kata-kata kakak tingkatnya.

Tapi Mantas merasa tertantang untuk mengikuti beberapa organisasi hingga mencapai 10 saat awal kuliah. Berjalannya waktu, beberapa organisasi mulai ia eliminasi. Dia lebih memilih organisasi yang sesuai dengan kecenderungannya. Tersisalah Biro Asistensi Agama Islam (AAI), BEM FT, dan Sentra Kerohanian Islam (SKI) pada semester 6.

Tak hanya itu, berkat kecerdasan dan kekonsistennya, setiap semester dia dipercaya untuk menjadi asisten dosen. Julukan 'Raja Asdos' disematkan oleh teman-temannya saking banyaknya mata kuliah yang dia pandu. Pada semester 3, dia sudah dipercaya menjadi asdos 3 mata kuliah. Puncaknya, di semester 7 dia dipercaya menjadi asisten dosen 7 mata kuliah. Padahal saat itu dia juga menjabat sebagai Koordinator Biro AAI Fakultas Teknik.

Meskipun sibuk dengan berbagai aktivitas, Mantas tak mau mengorbankan akademik. Ia mengaku budaya Titip Absen (TA) tak ada dalam kamusnya. Ia juga tak pernah meninggalkan jam kuliah. Hanya saat menjadi delegasi kampus saja ia meninggalkan kuliah, itupun dengan izin dosen.

Salah satu kunci kesuksesan Mantas adalah mengurangi tidur. Pagi hari, dia pun terbiasa membuat rencana kegiatannya pada hari tersebut. "Kalau orang lain tidur lebih lama, kita lebih mengorbankan waktu tidur daripada waktu aktivitas. Saat sedang sibuk-sibuknya, bisa tidur hanya 3 jam, 2 jam, bahkan 1 jam."

Selain selalu mengikuti perkuliahan, kunci kesuksesan Mantas lainnya adalah selalu memperhatikan silabus. Jika mahasiswa lain selalu menganggap remeh perkuliahan pertama karena dosen hanya memberikan kontrak kuliah dan silabus, maka bagi Mantas malah sebaliknya.

"Dengan silabus, kita dari awal bisa memetakan materi yang perlu dipelajari, jadi lebih fokus," terang Mantas yang tinggal menunggu wisuda Desember mendatang.

kegigihannya dalam berproses itulah yang kini mengantarkan Mantas Meraih IPK sempurna pertama tak hanya di Fakultas Teknik, tapi juga yang pertama di semua fakultas UNS.