Brilio.net - Gempa bumi 6,5 SR yang terjadi di Aceh khususnya Kabupaten Pidie Jaya memang sangat mengejutkan. Gempa bumi yang terjadi pukul 05:03 WIB ini berpusat di darat dan berasal dari sesar sipopok yang jalurnya dari arah Barat daya ke Timur Laut yang mekanismenya mendatar.

Konferensi pers gempa Aceh © 2016 brilio.net

foto: brilio.net/Syifa Fauziah

Menurut Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho, dengan kedalaman 15 km dan berasal dari darat maka memberi dampak yang sangat keras. Itu menyebabkan banyak bangunan yang mengalami kerusakan.

Konferensi pers gempa Aceh © 2016 brilio.net

foto: brilio.net/Syifa Fauziah

Tidak hanya itu, menurut laporan hingga 13.10 WIB, laporan korban meninggal bertambah menjadi 52 orang yang mayoritas berasal dari Kabupaten Pidie Jaya.

"Total korban 52 orang meninggal, 73 orang luka berat dan 200 luka ringan," ujar Sutopo saat konferensi pers di BNPB, Rabu (7/12).

Gempa bumi 6,5 SR kali ini juga tidak hanya memakan korban di Kabupaten Pidie Jaya, melainkan Kabupaten Bireuen juga banyak memakan korban.

Konferensi pers gempa Aceh © 2016 brilio.net

foto: brilio.net/Syifa Fauziah

"Di Kabupaten Bireuen, 2 orang meninggal dunia, 3 orang luka berat, dan78 orang luka ringan," lanjutnya.

Sutopo mengatakan lokasi yang mengalami kerusakan materil yang cukup parah berada di Kabupaten Pidie Jaya yaitu 105 unit ruko roboh, beberapa tiang listrik roboh, beberapa ruas jalan rusak, 86 unit rumah rusak berat, 13 unit bangunan masjid roboh, 1 unit bangunan Indomaret roboh, dan 1 unit bangunan RSUD Pidie rusak berat.

Sedangkan di Kabupaten Bireuen kerusakan yang terjadi yaitu 2 unit rumah roboh, 1 unit masjid roboh, 1 unit bangunan STAI AL- Aziziyah roboh, dan 35 unit rumah rusak berat.

"Sudah banyak yang mengirimkan bantuan personel dan alat berat untuk proses evakuasi korban yang tertimpa bangunan. TNI mengerahkan 740 personel untuk melakukan pengamanan darurat, yang meliputi dari Babinsa, Kodim Pidie 400 personel, 1 SSK dari armed 100 personel, Denkes 25 personel, 2 SSK dari Batalion 113 200 personel, denbekang 15 personel, batalion kaveleri 113 SSK 300 personel dan batalion jipur 1 SSK 100 personel. Sedangkan dari Tagana dikerahkan 50 personel, BPBD baik BPBD Pidie Jaya maupun dari BPDB tetangganya memberikan penanganan bantuan," jelas Sutopo.

Konferensi pers gempa Aceh © 2016 brilio.net

foto: brilio.net/Syifa Fauziah

Sutopo melanjutkan bahwa masih banyak keperluan mendesak yang dibutuhkan oleh para korban seperti tenaga medis, obat-obatan, peralatan kesehatan, makanan siap saji, alat berat untuk keperluan evakuasi, dan makanan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak.

Menurut Sutopo, melihat kejadian gempa yang sering terjadi di Aceh, masyarakat Aceh sudah lebih baik dalam merespons setiap terjadi gempa. Seperti pada kejadian saat ini, masyarakat Aceh langsung keluar dari rumah masing-masing dan mencari tempat yang lebih aman.

"Kita melihat masyarakat Aceh sudah lebih baik dalam merespons saat kejadian gempa. Hanya saja gempa kali ini terjadinya saat subuh dan banyak masyarakat yang tidur, itu yang membuat masih banyak memakan korban," pungkasnya.