Brilio.net - Synchronize Fest 2022 kembali berlangsung pada Sabtu-Minggu (7-10/10) di Gambir Expo, Kemayoran, Jakarta. Sebagai festival yang menjadi ajang hajatan musik Indonesia tahunan, Synchronize Fest menyajikan sejumlah penampilan menarik yang mewadahi para penonton yang memiliki preferensi dari berbagai genre dan generasi, ada berbagai pilihan musisi yang dapat ditonton oleh pengunjung.

Pada Synchronize Fest 2022 terdapat beberapa alternatif tontonan, mulai dari tampilnya musisi legendaris Indonesia, reuni personel dari band yang telah lama berpisah, penampilan dari talenta segar dari kancah independen Tanah Air, hingga panggung dangdut dan pop Jawa yang membuat para pengunjung bergoyang sambil berdendang.

Uniknya, meski masing-masing musisi yang tampil memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan lainnya, tiap panggungnya selalu memiliki daya tarik tersendiri dan tidak pernah kekurangan penonton. Banyaknya pilihan yang ada di Synchronize Fest 2022 justru menjadi bukti bahwa musisi lokal Tanah Air begitu beragam dan keseluruhannya memiliki ciri khas tersendiri.

Para pengunjung yang hadir tetap memiliki ketertarikan yang begitu besar untuk menonton para musisi yang tampil, terlihat dari seluruh panggung yang tak pernah sepi dari awal acara dimulai hingga ditutupnya gelaran hari kedua.

Synchronize Fest © Synchronize Fest

foto: Synchronize Fest

Tidak hanya mencoba menunjukkan keberagaman budaya populer dan modern, Synchronize Fest juga menggarisbawahi bahwa Indonesia juga memiliki budaya tradisi dan kontemporer yang patut untuk disimak. Hal itu tidak selalu ditunjukkan melalui musik di atas panggung, tetapi juga melalui apa yang Synchronize Fest sajikan sepanjang festival berlangsung. Salah satu contohnya adalah hadirnya kelompok penari Bali dari Kembalikan Baliku di tengah-tengah festival saat petang.

Menjadi perayaan musik lokal lintas genre dan generasi, Synchronize Fest juga turut menampilkan unsur lain dalam musik, karena pada akhirnya musik adalah ekosistem yang bukan hanya tentang penampil, tetapi juga hal di luar panggung yang turut menjadi pendukung. Merchandise adalah salah satunya. Gerai merchandise yang terdapat di Synchronize Fest terbilang selalu ramai dipadati pembeli.

Gerai tersebut memperjualbelikan merchandise dari musisi penampil sekaligus merchandise hasil kolaborasi dengan 10 seniman dan musisi, di antaranya Spirit of Dara Puspita bersama Fleur! X Jayu Juli, Payung Teduh X Pusakata X hairembulan, Orkestra Nasida Ria bersama Tjut Nyak Deviana X Kuncir Sathya Viku, dan lain- lain.

Selain itu, Pasar Musik yang menjajakan rilisan fisik dari berbagai toko musik pun selalu ramai dikunjungi penonton, tidak hanya oleh mereka yang berbelanja, tetapi juga mereka yang datang untuk menonton dan berjoget bersama para selekta yang tampil di sana. Selain itu, ada pula aksi open deck yang kian membuat Synchronize Fest menjadi perayaan bagi siapa saja yang mencintai musik.

Synchronize Fest © Synchronize Fest

foto: Synchronize Fest

Gelaran Synchronize Fest menutup acara dengan klimaks dan maksimal di hari ke-3. Festival musik besutan PT. PusKesMas atau kependekan dari Pusat Kesenangan Masa Kini ini nyatanya berhasil mengguncang lebih dari 70 ribu audiens yang datang selama 3 hari penyelenggaraan.

Tema “Lokal Lebih Vokal” yang disuarakan oleh Synchronize Fest di tahun 2022 rupanya benar- benar menggaung selama penyelenggaraan acara. Semangat mengedepankan musisi Indonesia yang datang dari berbagai lapisan musik rupanya begitu membekas di hati para pengunjung. Bagaimana tidak, di setiap sudut area festival, ragam musik didendang memiliki daya tarik tersendiri. Tanpa pandang bulu, baik musik rock, dangdut, metal, jazz, pop, hingga eksperimental sekalipun selalu. Synchronize Fest adalah pesta sejuta umat pecinta musik Indonesia.

Synchronize Fest adalah manifestasi dari persembahan budaya lokal Indonesia. Tak heran begitu banyak elemen festival yang mungkin sederhana, namun justru menjadi elemen yang begitu dekat dengan kehidupan sehari- hari.

Sebut saja instalasi karya truk yang dimural selayaknya truk ala Pantura. Jajanan rakyat, seperti: kacang rebus, ubi rebus, kerak telor, hingga tahu bulat hadir di tengah-tengah festival. Hingga instalasi Kaleng Kerupuk di area Pasar Musik. Representasi visual yang dihadirkan di area venue semakin menunjang makna “Lokal Lebih Vokal” yang digaungkan selama ini. Di balik jargon tersebut, tersingkap makna bahwa seluas-luasnya pengetahuan kita, secepat-cepatnya teknologi berlari, jangan pernah lupa akar budaya lokal, yaitu Indonesia.

Synchronize Fest © Synchronize Fest

foto: Synchronize Fest

Terdapat beberapa penampil yang mendapat sorotan besar pengunjung Synchronize Fest. Mulai dari kolaborasi Nasida Ria dan Tjut Nyak Deviana, penampilan menggugah The Adams di Dynamic Stage pada sore hari, Superman Is Dead tampil dengan personil lengkap di Synchronize Fest, The Groove merayakan 25 tahun perjalanan mereka dengan tampil reuni bersama Rieka Roslan, Yuke Sampurna, dan Ali Akbar dalam satu panggung, perpaduan Musik dan Tari dalam Pergelaran Swara Gembira untuk Guruh Sukarno Putra, nostalgia 1990-an bersama Ahmad Band, dan terpukau Agnez Mo Sang Penampil.

Beberapa fenomena menarik juga menjadi buah bibir masyarakat. Mulai dari petugas kebersihan di area festival yang dipuji oleh pengunjung karena kecekatannya dalam membersihkan area festival sehingga selalu tampak bersih dan nyaman. Lalu, petugas keamanan yang begitu baik dalam melakukan pengamanan penonton tanpa kekerasan.

Suara penonton yang enggan pulang menyuarakan chant “ngga mau pulang, maunya digoyang” membahana di seluruh area festival. Ini adalah salah diantara beberapa momen menarik yang terjadi di festival milik sesama, yaitu Synchronize Fest.

Ungkapan “It’s not just a festival, it’s a movement” yang disuarakan di sejak tahun 2016 rupanya kini menjadi bukti nyata nanti sahih, bahwa musik Indonesia telah menjadi tuan rumah di negerinya sendiri. Lalu apa langkah selanjutnya? Mari kita nantikan Synchronize Fest 2023.