Brilio.net - Dasi tidak hanya sebatas aksesori saja. Pemilihan dasi juga sangat penting untuk menunjukkan sebarapa formal kamu dalam berpakaian. Tapi sudah tahukah kamu tentang sejarah dasi yang selama ini pernah kamu pakai?

Dikutip brilio.net dari Today I Found Out, Jumat (15/5), dasi ternyata mempunyai sejarah yang sangat panjang. Pada tahun 210 sebelum masehi, dasi dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada seorang Kaisar China. Hal yang sama juga terjadi pada kekaisaran Roma pada tahun 113 setelah masehi.

Pada abad pertengahan, dasi juga menjadi seragam militer. Di tahun 1630an, pada Thirty Years War, tentara Kroasia sebagai pasukan dari Prancis di bawah pimpinan Raja Louis XII, memakai simpul warna-warni pada lehernya. Hal tersebut dilakukan untuk membuat menarik pasukan Prancis karena pakaian mereka yang kaku.

Setelah Raja Louis XIV naik tahta, dasi menjadi tren. Tidak hanya tentara atau bangsawan saja, penduduk biasapun juga mulai memaki dasi. Bahkan orang Prancis percaya dasi yang dalam bahas Prancisnya 'Cravat' merupakan kependekan dari 'Croat', gaya yang diadopsi oleh orang Kroasia (Croatioans).

Pemakaian dasi seperti di Prancis akhirnya mulai populer di Inggris setelah Raja Charles II naik tahta pada tahun 1660. Bangsawan Inggris yang diasingkan di wilayah Eropa mengikuti tren dasi tersebut dan menyebar luas melalui negara jajahannya. Bahkan dasi juga semakin populer di abad ke-18, hal ini dibuktikannya ketika Napoleon Bonaparte memaki dasi putih selama pertempuran di Waterloo.

Di tahun 1880an, dasi merupakan standar untuk menghadiri acara formal di Inggris. Fashion item ini diperkenalkan oleh Raja Edward VII. Bahkan dia menghadiri acara pacuan kuda dengan dasi. Kemudian, kebiasaan seperti ini juga diikuti oleh rakyat Inggris.

Dasi berkembang drastis pada tahun 1920. Pembuat dasi asal New York, Jesse Langsdorf, memperkenalkan dasi untuk tampil modern melalui kain yang dibuatnya. Bahkan produksi dasi juga mengacu sesuai cara Jesse dalam membuat dasi.