Brilio.net - Ada yang sudah terbiasa jerawatan di wajahnya? Ada. Tapi buat yang nggak biasa, jerawat bisa menganggu penampilan dan bikin kurang percaya diri saat harus berinteraksi dengan orang lain. Ya nggak?

Perlu diketahui, kalau ternyata jerawat tak hanya disebabkan oleh efek samping stres, atau tersumbatnya pori-pori sehingga menimbulkan infeksi atau peradangan. Tetapi, juga bisa disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon dalam tubuh kamu.

Sebuah penelitian yang dilakukan oleh para anggota Institut Pascasarjana di Medical Education and Research, Chandigarh, India menemukan adanya hubungan antara jerawat dengan kelenjar dalam tubuh yang dikenal dengan endokrin. Endokrin adalah sekumpulan kelenjar dan organ yang memproduksi dan mengatur hormon dalam aliran darah untuk mengontrol banyak fungsi tubuh.

Menurut dua studi yang diterbitkan dalam JAMA Dermatology mengungkapkan, lelaki dengan tingkat resistensi insulin yang lebih tinggi memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk jerawatan. Hal yang sama juga berlaku pada perempuan dengan polycystic ovarian syndrome (PCOS) juga memiliki kemungkinan untuk jerawatan.

Polycystic ovarian syndrome (PCOS) adalah penyakit pada perempuan yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan hormon. Perempuan yang menderita penyakit ini biasanya akan mengalami siklus haid yang tidak teratur, pertumbuhan bulu-bulu halus dan sulit memiliki keturunan.

Dalam studi pertama, tim yang dipimpin oleh Dr Dipankar De, melibatkan sekitar 200 lelaki yang terdiri dari 100 lelaki dengan jerawat dan 100 lelaki tanpa jerawat. Hasil studi menunjukkan sekitar 22% lelaki dengan jerawat dilaporkan memiliki resistensi insulin yang lebih tinggi dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Sebuah pencarian yang sama dilakukan dengan menghubungkan antara sindrom metabolik dan jerawat, tapi sia-sia. Meskipun peningkatan jerawat terlihat pada lelaki dengan resistensi insulin, tapi tingkat keparahan jerawat tidak dipengaruhi oleh resistensi insulin atau sindrom metabolik.

Resistensi insulin adalah suatu kondisi dimana tubuh, untuk beberapa alasan, mulai kurang dalam merespon insulin, yang bertanggung jawab untuk mengatur gula darah. Tanggapan lemah ini menyebabkan tingkat yang lebih tinggi dari kedua insulin dan gula darah, menyebabkan malapetaka luas di seluruh tubuh. Meskipun diobati pada tahap awal, akhirnya dapat meningkat menjadi diabetes tipe 2.

Dalam studi kedua, 61,2% para perempuan dikonfirmasi memiliki PCOS dengan gejala seperti peningkatan berat badan, siklus menstruasi yang tidak teratur, serta kadar insulin yang berlebihan, juga memiliki jerawat. Sebagai perbandingan para peneliti juga melibatkan 40% perempuan yang tidak memiliki PCOS.

Penderita PCOS juga memiliki risiko mengembangkan kondisi yang dikenal dengan hirsutisme. Hirsutisme adalah gejala munculnya rambut pada bagian tubuh perempuan yang secara normal tumbuh pada laki-laki seperti bulu dada, di wajah dan juga punggung, serta adanya acanthosis nigricans (AN) atau bercak-bercak gelap di kulit.

Sekitar 91,7% perempuan dengan kriteria PCOS mengalami setidaknya satu tanda fisik dari jerawat. Para peneliti menjelaskan bahwa penelitian ini menunjukkan bahwa hirsutisme dan AN adalah indikator kulit yang paling berguna dari PCOS.

Kesimpulan bijaksana dari kedua studi tersebut adalah para peneliti menyarankan bahwa sangat penting bagi para dermatologis untuk melihat lebih dalam mengenai jerawat yang dimiliki oleh pasiennya.