Brilio.net - Orang makan untuk hidup. Beberapa di antaranya menerapkan pola makanan tertentu untuk menghasilkan tubuh yang sehat. Di antara yang lain justru menjadikan kegiatan makan sebagai hobi, yang disebut sebagai hobi kuliner.

Nah, ternyata sudah cukup banyak penelitian tentang hubungan antara kepribadian seseorang dan kebiasaan makannya, terutama pilihan terhadap makanan. Mau tahu seperti apa?

Dilansir brilio.net dari lifehack.org, Jumat (24/4), berikut penjelasannya:

1. Pencari sensasi adalah mereka yang mencintai makanan pedas
Kembali pada tahun 1970-an, seorang peneliti dari University of Pennsylvania berpendapat bahwa alasan orang menikmati sensasi terbakar dari makanan pedas adalah sama dengan alasan orang yang menikmati kegiatan yang berpotensi berbahaya. Merekalah yang disebut pencari sensasi. Sensasi di sini bukan yang suka cari perhatian, lho.

Penelitian lebih lanjut dari Nadia Byrnes dan John Haze menyatakan bahwa orang yang suka mencari sensasi lebih mudah mengendalikan rasa pedas yang mereka makan ketimbang mereka yang tidak suka mencoba sensasi baru. Penelitian ini sendiri melibatkan orang untuk merasakan larutan capsaicin, senyawa yang membuat rasa cabai pedas.

Meskipun ada beberapa faktor lain yang bisa menjelaskan hubungan terhadap makanan pedas, misalnya faktor latar belakang budaya dan pendidikan, namun penelitian ini cukup terpercaya dan menawarkan wawasan menarik.

2. Orang yang susah bilang iya, cenderung makan berlebihan terutama ketika sedang bersama kawan-kawan
Istilah untuk orang ini dalam bahasa Inggris adalah people-pleaser. Tipe orang ini akan mudah tergoda untuk ikut makan jika orang-orang di sekelilingnya makan. Tak jarang hal ini hanya untuk menyenangkan orang lain, atau bahasa kerennya sih, biar dibilang kekinian.

Tipe pribadi seperti ini biasanya dimiliki kaum hawa. Mereka cenderung memilih melakukan konformitas dengan teman-teman sekelompok. Faktanya, perempuan juga sering disebut sebagai pribadi yang cenderung lebih mengutamakan orang lain, ketimbang dirinya sendiri. Berbeda dengan pria yang sering terkesan tidak ambil pusing terhadap persoalan orang lain.

3. Orang dengan tingkat emosi tinggi cenderung suka makan makanan ringan secara diam-diam
Emosi di sini bukan didefiniskan sebagai ekspresi marah. Sebetulnya emosi merupakan 'payung besar' yang menaungi berbagai macam keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis, seperti kegembiraan, kesedihan, keharuan, kecintaan, dan lain-lain.

Nah, orang yang ekspresif ternyata cenderung menjadikan makanan sebagai mekanisme coping stress. Sayangnya, sebuah perusahaan ternama yang bergerak di bidang penurunan berat badan, LighterLife, baru-baru ini melakukan survei kepada 2.000 wanita dan menemukan bahwa persentase kebiasaan wanita menyelinap untuk makan adalah tinggi.

Sekitar 40 persen para wanita tersebut menyatakan tidak sadar bahwa makan secara diam-diam, terutama ketika emosi terganggu, justru menimbulkan banyak masalah. Sebut saja seperti kelebihan berat badan. Di sisi lain mereka sebenarnya juga merasa malu sendiri dengan kebiasaan tersebut. Belum lagi kemungkinan kebiasaan mereka ini justru akan merusak program diet yang telah mereka terapkan sendiri.

4. Orang yang loyal dan berdedikasi terhadap sesuatu cenderung suka makan buah dan sayur
Pada tahun 2005, sebuah penelitian yang menggunakan alat ukur kepribadian International Personality Item Pool Big Five, membuktikan orang yang berusaha keras untuk sesuatu cenderung suka makanan sehat. Pasalnya, mereka sibuk bekerja atau melakukan sesuatu sehingga kurang bersosialisasi. Dengan begitu, kesempatan untuk pesta makanan dan minuman bersama kawan-kawan juga menjadi minim.

Hal tersebut jelas berbeda dengan orang ekstrovert yang terbukti lebih rentan terhadap perilaku berisiko dan suka memilih makanan yang tidak sehat.

5. Para ekstrovert tidak dapat menolak terhadap lemak hewani, makanan manis, dan alkohol
Hal ini tidak mengherankan karena orang ekstrovert memiliki perilaku sosial yang mudah dan sering terlibat dalam pergaulan dengan banyak orang. Kalau sudah begini, banyak kemungkinan untuk mengonsumsi makanan dan minuman yang berkalori tinggi, bersoda, dan banyak mengandung gula. Maka dari itu, ada yang mengatakan bahwa kunci sukses orang ekstrovert diet adalah kontrol terhadap faktor-faktor di luar dirinya.

Nah, guys, sudah tahu kan, sekarang? Namun begitu, penjelasan di atas bukanlah patokan pakem. Bisa jadi penelitian yang disebutkan di atas akan mengalami perkembangan.

Kamu tetap perlu memperhatikan kebiasaan makan dan gaya hidupmu supaya selalu sehat. Stay healthy and brilio memilih asupan makanan ya!