Brilio.net - Pagi itu dua bersaudara sedang bermain di halaman rumah. Sang kakak bermain dengan robot-robotan kesayangannya, sedangkan adiknya bermain dengan pedang kayunya.

"Kak, tolong ke sini sebentar. Bantu ibu dulu," kata sang ibu memanggil sang kakak dalam rumah. Dia pun segera bergegas masuk ke dalam dan meninggalkan adiknya tanpa membawa masuk robotnya.

Ketika kakaknya sudah masuk, si adik kemudian secara spontan menggunakan robot kakaknya itu sebagai sasaran empuk pedang kayunya. Robot kakaknya dipukul-pukulnya sampai sedikit remuk.

"Lho, dik! Kamu apakan robotku?" kata kakaknya histeris ketika kembali ke halaman rumah.

Sang adik yang merasa ketakutan menjawab pertanyaan kakaknya. Namun belum sempat dijawab, si kakak yang sudah terlanjur emosi langsung memukul samping kepala adiknya. Tak diduga kepala sang adik mengeluarkan banyak darah. Si adik pun segera dibawa ke rumah sakit terdekat.

Sesampainya di rumah sakit, sang kakak dimarahin habis-habisan oleh ibunya. Sementara itu, sang adik sudah terlihat keluar ruangan bersama dokter dan beberapa suster.

Sang adik yang masih merasa bersalah langsung lari menghampiri kakaknya di kursi ruangan tunggu. "Kak, maafin aku ya. Mainan kakak jadi rusak gara-gara aku pukul pakai pedang. Nanti aku yang bilang sama Ayah supaya mau beliin lagi robot baru buat kakak sehabis gajian," ujar si adik lirih.

"Iya dik, maafin kakak juga ya. Kakak emosi malah mukul kamu sampai berdarah," jawab sang kakak.

Si adik hanya terbengong melihat kakaknya. "Kakak ngomong apa? Kakak nggak marah kan? Aku nggak bisa denger kakak ngomong apa," ujar adiknya lagi.

Sang dokter pun menjelaskan bahwa sang adik mengalami tuli permanen di kedua telinganya. Itu sebabnya banyak darah yang keluar dari telinga ketika kakaknya memukul kepala.

Sang kakak dan ibunya hanya bisa menangis berpelukan. Sedangkan si adik hanya terbengong-bengong, sama sekali tak mengerti apa yang mereka bicarakan.

Pelajaran apa yang kamu serap dari cerita di atas?

Suatu hari nanti kamu juga akan menjadi orangtua. Maka dampingilah selalu anak-anakmu ketika bermain agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan.

Kamu juga tak perlu menjadi pribadi yang pemarah. Sebab tindakan gegabah yang berasal dari emosi seketika bisa merugikan dirimu sendiri dan orang lain.

Mulai hari ini, sayangilah dan belajarlah memaafkan kesalahan-kesalahan kecil yang dilakukan oleh orang-orang di sekitarmu. Saat mereka bersalah, cobalah tersenyum.