Brilio.net - Rasanya sudah hampir semua orang tahu kalau bus itu melaju sangat kencang terutama bus malam. Dan kita sebagai penumpang atau pengguna kendaraan kadang merasa bingung untuk menghadapi bus malam saat berada di jalanan. Bahkan kita nggak tahu tanda yang diberikan oleh pengemudi bus.

Daripada makin bingung, simak dulu nih mitos dan fakta tentang bus malam seperti yang dilansir brilio.net dari milis bismania community, Jumat (27/3):

1. Di jalan raya
MITOS: Bus di jalan raya, saingannya adalah truk tangki atau truk gandeng.

FAKTA: Sejak zaman dahulu yang entah kapan, sudah merupakan kesepakatan tak tertulis di jalanan bahwa para sopir truk, tangki, trailler dan semua jenis kendaraan angkutan barang seharusnya memberikan prioritas kepada bus. Dengan pertimbangan bahwa yang diangkut bus itu manusia bukan benda mati.

Faktanya malah yang menjadi musuh atau tepatnya kendala sopir bus adalah sepeda, sepeda motor yang pengendaranya galau mau ke kanan apa ke kiri terus di tengah jalan, becak yang arah beloknya kadang sembarangan, mobil pribadi yang nggak pengalaman jalur keluar kota, dan yang terakhir driver mobil pribadi yang egois (inginnya di depan, nggak mau disalip).

Tapi, masih banyak juga pengguna kendaraan yang merasa senang saat berada di belakang bus. Misalnya kamu mengendarai mobil pribadi, seugal-ugalannya bus malam pasti kamu dikasih jalan dan memberi tanda kalau mau belok, menyalip dan sebagainya. Apalagi kalau sopir bus punya jam terbang tinggi, walaupun kencang tetap tahu akan aturan dan paham kode sein dan lampu beam.

2. Suka ngebut
MITOS: Bus malam jalannya ngebut, suka nyerobot jalur, nggak mau ngalah.

FAKTA: Ngebut.

Speedometer bus berkisar antara 0 sampai 120 km. Tapi dengan kondisi jalan yang kadang berlubang dan sering macet, nggak akan tercapai kecepatan maximum 120 km. Memang ada bus malam yang jalannya bisa kencang dan sopirnya berani ngebut, tapi faktanya justru yang paling sering ngebut adalah mobil-mobil pribadi dan bus bumel kejar setoran.

Sebagai kendaraan niaga yang menyediakan jasa angkutan, diperlukan kriteria "waktu" untuk menjadikan suatu kendaraan jadi laku sehingga orang banyak memakai jasanya.

Untuk mencapai jarak tempuh X km berangkat jam Y dan harus tiba jam Z, sang sopir bus juga bermatematika lho dan jangan dikira cuma modal gas pol aja

Minimum average speed = X km/Y jam

Jadi perkiraan tiba di tempat tujuan Z =
Waktu tempuh @minimum speed + makan di restoran + faktor macet + ngisi solar (termasuk kencing) + bertempur dengan rasa kantuk.

Untuk mencapai pada jam Z harus menyiasati truk yang jalan lambat, lalu lintas yang padat, becak, sepeda, pasar tumpah dan sebagainya. Maka terkadang pak sopir mencari "jalur alternatif" seperti ngeblong (ngambil jalur berlawanan, memakai bahu jalan tol, jadi kesannya seperti nggak mau disalip.

3. Ugal-ugalan
MITOS: Bus malam ugal-ugalan nggak tahu aturan

FAKTA: Bus kalau mau belok, mau nyalip, pindah jalur, pasti kasih sein ke mana arah dia mau pergi. Justru yang ugal-ugalan itu mobil pribadi terkadang ada yang pindah jalur seenaknya, nyerobot seperti jalan raya miliknya sendiri dan nyawanya dianggap banyak.

Perhatikan kalau bus yang kamu tumpangi menguntit bus malam yang lain, maka bus di depan kamu akan selalu memberi tanda bahkan membimbing bus yang kamu tumpangi kalau bus kamu mau menyalip kendaraan lain. Bus kamu boleh nyalip atau nggak, memberi tahu di depan ada becak misalnya maka harus berhati-hati.

Nah, itu tadi beberapa fakta dan mitos yang ada seputar bus malam. Jadi di sini bukan siapa yang benar dan siapa yang salah, bukan siapa yang harus mengalah atau siapa yang harus menang. Lebih baik, yuk sama-sama budayakan etika di jalan raya, saling toleransi dan selalu perhatikan situasi kendaraan disekitar kamu. Salam anda sopan kami segan!