Siapa pun tahu bahwa penambahan Monosodium Glutamate (MSG) pada makanan itu akan melejitkan cita rasanya. Namun, amankah?

Erikar Lebang, seorang pelaku pola hidup sehat, menyatakan bahwa perlu sikap berhati-hati terhadap pernyataan MSG pabrikan itu tidak berbahaya bagi manusia bila pemakaian dalam dosis tertentu per hari.

Well, dari sini Erikar menyoroti "per hari". Tubuh manusia memang memiliki toleransi pada beberapa substansi artifisial dalam jangka pendek. Namun, bagaimana bila dalam jangka panjang? Itu artinya, bagaimana kalau MSG pabrikan itu dikonsumsi "per hari" atau setiap hari? Bukankah akan terjadi akumulasi?

Seperti dikutip brilio.net dari buku yang ditulis Erikar Lebang, Mitos dan Fakta Kesehatan 2, Sabtu (6/6), dia menuliskan beberapa hasil studi yang menunjukkan bahayanya akumulasi MSG dalam tubuh.

Pertama, dalam majalah Nirmala menyebutkan percobaan konsumsi MSG pada hewan sejak lahir (terepresentasi pada ibu hamil) hingga periode tertentu, bisa menimbulkan obesitas konstan sepanjang usia, gangguan pembentukan tulang belakang, problem reproduksi, hingga kerusakan otak.

Kedua, penelitian departemen farmakologi di sebuah universitas neurosains di Korea, menemukan kerusakan sistem saraf dan kemampuan daya ingat pada hewan percobaan yang mengonsumsi MSG secara akumulatif. Penelitian ini ditindaklanjuti dengan adanya studi terhadap induk hewan percobaan yang dipaparkan MSG sejak hamil, ternyata menunjukkan setelah lahir dan tiga bulan kemudian, bayi-bayinya mengalami resistensi insulin lalu diabetes.

Ketiga, fakta yang nyata dalam kehidupan sehari-hari adalah dengan adanya pengecekan akumulasi MSG menggunakan Experimental Eye Research. Ditemukan bahwa manusia sejak lahir yang terpapar MSG akan mengalami kerusakan retina hingga glaukoma pada usia 40-an tahun.

Nah, MSG sendiri terdiri dari dua jenis, MSG pabrikan atau buatan dan MSG alami. MSG pabrikan terbuat dari ekstrak tebu, tepung jagung, dan sebagainya yang diproses secara fermentasi oleh mikroba. Selanjutnya, diberi proses lanjutan berupa pemutihan, kristalisasi, disaring, dikeringkan, baru dikemas dan siap jual. Sedangkan MSG alami terdapat dalam sayur, biji, tulang, protein hewani, dan Air Susu Ibu (ASI).

Lalu, bagaimana tubuh mereaksi keduanya? Tentu saja berbeda. MSG alami relatif bersifat organik sehingga mudah diserap tubuh, sedangkan MSG pabrikan tentu lebih sulit, bila melihat dari proses pengolahannya dan akibat jika terakumulasi.

Batas standar pemakaian MSG sendiri adalah 2 gr per porsi, namun hal ini juga belum diungkapkan efek akumulasinya bagaimana. Padahal, kalau kamu makan bakso, kisaran MSG di dalamnya sebesar 0,8-10,3 gr per porsi. Wow! Kalau terakumulasi, bagaimana?

Nah, sekarang kembali ke kamu, guys. Bijak-bijaklah memilih asupan makanan, ya. Kesehatanmu, lho.