Brilio.net - Generasi millenial atau generasi Y memiliki banyak alat menakjubkan dalam hidup mereka, tepatnya setelah sekitar tahun 2010. Sebut saja alat seperti ponsel pintar telah membuat mereka mampu mengetahui segala macam informasi dari berbagai belahan dunia hanya dalam hitungan detik dan sekali sentuhan layar.

Dengan kecanggihan teknologi, mereka bisa terhubungan dengan teman atau saudara yang mungkin sudah lama tidak bersua dan berdomisili di tempat yang jauh. Bahkan mereka bisa menjalin pertemanan baru di media sosial dengan orang asing di seluruh penjuru dunia ini.

Selain identik dengan media sosial, generasi millenial juga dikenal sebagai generasi yang berani untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya. Mereka juga punya jiwa kewirausahaan yang tinggi dibandingkan generasi-generasi sebelumnya.

Sayangnya, ketika generasi millenial dikatakan up to date karena tolak ukurnya berupa aktif di media sosial dan sering muncul di pertemuan-pertemuan komunitas, ternyata di sisi lain mereka juga seakan 'terputus' dari sekelilingnya. Singkat kata, era digital membuat generasi millenial bisa dekat dengan yang jauh, tapi jauh dengan yang dekat.

Nah, berdasarkan fenomena tersebut, Kelsey Cook dalam artikel yoganya menyarankan supaya generasi millenial melakukan aktivitas yoga. Mengapa?

Kali ini brilio.net menyuguhkan lima alasan tersebut, seperti dikutip dari elitedaily.com, Senin (23/3). Cekidot!

1. Generasi millenial adalah generasi materialistik
Salah satu jebakan terbesar dalam kehidupan dunia yang modern ini adalah bagaimana kita begitu terobsesi dengan: pakaian, mobil, emas dan berlian, iPad, atau apa pun namanya. Saat orang memiliki rumah yang mewah dan megah mungkin merupakan hal yang menakjubkan. Tapi itu tidak akan meningkatkan pengalaman kita, hubungan, maupun pola pikir kita.

Dalam yoga, kita belajar dua hal, yaitu siapa diri kita sejatinya dan segala sesuatu yang ada di muka bumi ini.

Kebanyakan waktu hidup kita, kita habiskan untuk sesuatu yang ada di luar diri (terobsesi pada materi) ketika yang kita butuhkan justru memahami diri sendiri. Kita terus berusaha untuk mendapatkan materi yang bisa menjamin hidup kita. Padahal semua itu bisa datang dan pergi. Tidak ada yang abadi.

Seharusnya, justru yang kita perhatikan adalah jiwa kita. Karena jiwa bersifat konstan. Jiwa kita yang mengendalikan sikap kita terhadap perolehan materi-materi tersebut dan saat mereka tidak lagi kita miliki. Mau menanggapi positif atau justru negatif. Yoga-lah salah satu cara untuk bisa terkoneksi dengan jiwa kita.

2. Generasi millenial: Kami hanya butiran debu tanpa teknologi
Kamu suka fokus sama ponselmu padahal sedang berkumpul dengan keluarga atau teman? Kamu tidak sendirian. Banyak anak muda zaman sekarang begitu. Hayo ngaku!

Belum lagi kalau mau tidur, masih saja suka mengecek-ngecek akun Path, Twitter, Facebook, bahkan Goodreads? Bahkan masih sempat-sempatnya merasa baterai harus terisi penuh padahal kamu sudah mau tidur dan besok hari Minggu tanpa ada jadwal penting satu pun. Itu hanya demi biar kamu tidak kudet alias kurang up date.

Bisa jadi kamu sudah kecanduan gadget. Artinya, kamu generasi millenial abis! Tapi ingat, guys, ketergantungan pada gadget juga tidak sehat untuk fisik dan mentalmu. Kesehatanmu lho!

Saat kamu mengikuti yoga, kamu benar-benar harus off segala macam gadget. Tahu sendiri dong, yoga butuh fokus tingkat tinggi. Dan sebenarnya ini bisa membantumu untuk tidak kecanduan gadget. Selain itu bisa membuatmu lebih rileks, alias mereduksi efek negatif dari gadget yang membuat gelisah dalam durasi pemakaian lama.

3. Generasi millenial: Kami tidak cukup baik memperlakukan tubuh kami
Banyak hal yang dilakukan anak muda zaman sekarang bisa merusak kesehatan dirinya sendiri. Mulai dari malas berolahraga, suka begadang, mengonsumsi alkohol dan obat-obatan terlarang, menggunakan ponsel/ komputer/ televisi dalam waktu yang lama seharian, dan sering duduk tanpa banyak bergerak.

Nah, yoga akan mengajari kita untuk bergerak dengan tepat. Yoga juga akan mengoneksikan pikiran dan tubuh kita melalui pergerakan, pernapasan, dan meditasi.

Ketika kita melakukan yoga, kita akan merasakan sesuatu terjadi dalam tubuh kita yang mungkin tidak kita sadari. Kita juga belajar untuk 'mempelajari' tubuh kita sehingga tidak lagi memforsirnya.

4. Generasi millenial terobsesi dengan 'kesempurnaan'
Budaya pop tidak berhenti menggaungkan gagasan 'kesempurnaan'. Sebut saja merebaknya aplikasi edit foto untuk mendapatkan penampilan yang oke untuk dipajang di akun media sosial. Lainnya lagi semisal artis yang getol sekali menghabiskan tiga jam di gym, lima hari seminggu, dan menggunakan jasa personal trainer.

Di sisi lain, kebanyakan dari generasi muda sekarang konsumtif. Mereka rela menghabiskan banyak uang untuk membeli produk-produk mahal padahal tidaklah terlalu perlu. Semua itu mereka lakukan untuk mendongkrak penampilan yang eye catching di depan semua mata.

Dengan begitu, kita diarahkan menjadi generasi yang hedonis. Bukan hal yang positif yang kita dapatkan, justru banyak masalah yang bisa timbul. Dari soal materi sampai psikis.

Katakan saja bila kemampuan ekonomi kita tidak mumpuni tapi memaksakan membeli barang mewah. Kalau tidak terpenuhi kita stres dan tidak menutup kemungkinan karena saking inginnya, memicu tindak kriminalitas. Siapa yang rugi? Diri kita sendiri yang bernafsu mengejar kesempurnaan.

Nah, yoga memberikan pelajaran bahwa sempurna atau tidak sempurna diri dan kehidupan kita, tetap harus dijalani. Dan yang terpenting dalam hidup adalah selalu sehat lahir dan batin supaya selalu bisa bersyukur.

5. Generasi millenial suka membandingkan diri sendiri dengan orang lain
Media sosial dan ponsel pintar telah membuat kita terhubung dengan pihak mana pun dengan cara yang praktis, cepat, dan mudah. Sekali waktu kita bisa terkagum-kagum dengan apa yang kita lihat dan baca di media sosial. Tapi juga bisa jadi merasa sakit hati, iri, dan merasa serba kekurangan karenanya. Benarkah?

Coba pikir kembali, pernahkah kamu merasa seperti ini? Terutama saat kamu melihat teman-temanmu mengunggah foto-foto pernikahan, keluarga kecil, ponsel baru, mobil baru, perjalanan ke luar negeri, prestasi ini dan itu, dan sebagainya? Sedangkan kamu masih perlu berjuang keras untuk mendapatkan itu semua. Akhirnya, membuatmu selalu merasa untuk berkompetisi mendapat sesuatu.

Yoga bukan tentang kompetisi. Dia mengajarkan kita melakukan yang terbaik dari diri kita saat ini. Dalam konsep yoga, membandingkan diri sendiri dengan orang lain tidak akan membuat kita merasa lebih baik. Justru membuat kita tidak produktif, selalu emosional, dan menurunkan kepercayaan diri.

Dari penjabaran di atas, Kelsey Cook menyatakan bahwa dia mengalami sendiri bahwa yoga bermanfaat secara fisik, mental, dan emosional. Yoga menjadi sarana untuk memahami diri kita sendiri secara fisik maupun mental. Mungkin awalnya tidak mudah melakukan aktivitas yoga, tapi ke depannya pasti terbiasa.

Kamu minat ikutan yoga juga nggak?