Brilio.net - Obesitas atau kegemukan, ternyata tak hanya terjadi pada orang dewasa, namun juga pada anak-anak loh.

dr. Klara Yuliarti SpA(K) mengatakan, obesitas bisa dihindari bila orang tua pahal cara pemberitan makan dan minum untuk si anak, namun bila anak tersebut sudah mengalami obesitas bisa dilakukan pencegahan.

Pencegahan dibagi menjadi pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer dilakukan pada anak yang belum mengalami kegemukan, dengan cara menerapkan kebiasaan makan sehat dan aktivitas sehat. Ada semacam Food rules, yang harus dipatuhi yaitu mematuhi jadwal makan anak, hanya saat jam makan.

Obesitas © 2017 brilio.net

"Anak obesitas umumnya disebabkan berlebihan minum susu atau kebanyakan makan. Makan sebaiknya tidak boleh lebih dari 30 menit, dan tidak ada makanan lain di antara waktu makan kecuali buah," kata dokter spesialis anak ini kepada media dalam acara diskusi yang diselenggarakan Forum Ngobras tentang “Dampak Jangka Panjang Obesitas Anak,” di Jakarta, Senin (20/11).

Penerapan nutrisi seimbang lebih diutamakan dan tidak ada teori diet apapun untuk anak. Teori seimbang terdiri dari karbohidrat 50-60%, protein 15-20%, dan lemak <30%.

"Minuman untuk anak hanya air putih atau susu. Tidak boleh minuman kemasan dengan kandungan gula tinggi,” tegas Klara.

Selain itu, lanjutnya, orang tua wajib memantau BMI secara rutin, dan mendeteksi deposit lemak sejak dini. Deposit lemak sejak dini sebelum usia 6 tahun berkaitan dengan obesitas saat dewasa.

Salah satu langkah penting dalam mencegah obesitas adalah mengurangi gula. WHO merekomendasikan asupan gula bebas pada anak maupun dewasa, kurang dari 10% total asupan kalori dalam sehari.

Yang dimaksud gula bebas adalah monosakarida dan disakarida yang ditambahkan ke makanan dan minuman olahan, termasuk gula alami pada madu, sirup, jus buah, dan buah-buahan kaya kalori.

Obesitas © 2017 brilio.net

Sementara itu, Psikolog Aurora Lumbantoruan mengatakan, obesitas atau kegemukan ada hubungannya dengan faktor pendidikan dan sosial ekonomi pada keluarga.

"Kurang pengetahuan tentang makanan sehat menyebabkan orangtua cenderung membeli makanan tinggi lemak dan murah Tidak semua anak berisiko obesitas. Anak yang overweight cenderung memiliki orangtua yang overweight," tegasnya.