Brilio.net - Iritasi pada mata seringkali dialami siapapun. Namun, masyarakat awam banyak yang masih menyepelekan penyakit ini dan lebih memilih mengatasinya dengan produk obat mata yang umum dijual di pasaran.

Padahal, risiko mata memerah atau iritasi harus segera diatasi. Penyembuhannya pun harus ditangani secara khusus pihak medis. Bahkan dokter spesialis mata Rina La Distia Nora mengatakan tidak boleh sembarangan ketika seseorang menggunakan obat tetes mata.

"Obat tetes yang banyak beredar ditujukan dapat menghilangkan iritasi mata, itu harus dilihat dulu kontennya apa. Kalau dia ada kadar yang aktif mengecilkan pembuluh darah, itu harus lebih hati-hati," katanya, saat ditemui dalam acara Signify hadirkan Teknologi Interlaced Optics yang Nyaman di Mata di Jakarta, Selasa (30/10).

Ketika seseorang mengalami mata iritasi, Dokter Rina mengatakan jangan langsung diberi obat tetes. Kamu harus mengetahui dulu apa penyebabnya. "Kalau obat tetes mata yang bisa mengecilkan pembuluh darah, makin lama ya tidak akan menyelesaikan masalah. Karena bisa saja awalnya merah berkurang, tapi bisa kembali justru lebih parah lho, makanya obat tetes mata yang mengecilkan pembuluh darah ini tidak boleh dipakai berkepanjangan," tambahnya.

Dokter Rina menambahkan boleh saja menggunakan obat tetes mata, namun tidak boleh menggunakannya terlalu sering karena bisa membuat pembuluh darah mengecil sehingga mata menjadi semakin memerah. "Mau menghilangkan mata merah, malah tambah merah dari sebelumnya. Perhatikan kalau ada kandungan xytetracycline, atau pokoknya ada pengecil pembuluh darahnya tulisannya. Nah itu lebih perhatikan penggunaanya sudah berapa hari, dan sebagainya," jelasnya.

Dokter Rina menyarankan bila sudah tiga hari diteteskan tapi masih ada keluhan, lebih baik segara ke dokter mata agar diberi tindakan lebih lanjut.

Dia menambahkan, sebaiknya setiap orang melakukan pemeriksaan mata secara rutin karena ada banyak gangguan mata yang bisa menerpa. "Bagi mereka yang telah berusia di atas 65 tahun, pemeriksaan mata sebaiknya dilakukan 1-2 tahun sekali. Orang yang berusia lanjut rentan terkena wet AMD atau degenerasi makula tipe basah," katanya.

Sementara untuk anak-anak, pemeriksaan mata setidaknya dilakukan tiga kali sebelum dia memasuki masa sekolah, yakni enam bulan hingga setahun pertama bila memang tidak ada gangguan atau enam bulan sekali bila ada risiko. Lalu pada usia 2-3 tahun dan menjelang usia sekolah dasar. "Anak-anak mencapai kematangan pada matanya pada usia 6-7 tahun. Sebelum usia itu sebaiknya dia menjalani skrining," tutupnya.