Brilio.net - Bermain game merupakan hal yang sangat menyenangkan. Tak hanya sekadar mencari kesenangan, bermain game juga bisa membunuh waktu. Tak heran dari anak-anak hingga orang dewasa seneng bermain game. Ditambah dengan perangkat canggih yang dapat memanjakan mata gamers dengan grafis yang sangat apik.

Tak hanya itu, bermain game juga bisa menghasilkan uang loh. Banyak gamers yang bisa mengikuti kejuaran Internasional dan mendapat penghargaan dari bermain game. Hal itu yang membuat banyak gamers rela meluangkan waktu berjam-jam di depan layar monitor atau gadget untuk mengasah kemampuan atau saat bertanding.

Namun siapa sangka, menurut Opthalmologist RS JEC, dr Nina Asrini Noor SpM ada dampak buruk yang kerap dialami para gamers, yaitu permasalahan mata kering. Pasalnya, ketika seseorang melakukan aktivitas visual tentu membutuhkan kosentrasi, hal itu tanpa sadar membuat mata tidak berkedip dalam beberapa waktu. Padahal proses berkedip merupakan proses alami yang mampu membuat permukaan mata tetap lembap.

Mata kering © 2020 brilio.net

Mata kering
© 2020 brilio.net/Syifa

"Kalau proses kedip bermasalah bisa timbul gejala pada mata kering. Selain itu, mata menjadi panas, perih, dan seperti ada yang mengganjal," ujarnya kepada media di Jakarta.

Ia menambahkan ketika mengalami gejala tersebut lebih baik istirahatkan mata selama satu atau dua jam tergantung lamanya waktu bermain game. Karena kalau dibiarkan bisa mengalami mata merah.

"Harus berkedip lebih aktif, istirahat dari hadapan gedget. Misalnya main game selama satu jam sempatkan istirahat selama 10 menit.  Untuk durasi 2 jam 15 menit istirahat. Akan lebih efektif lebih frequen istirahat," tuturnya.

Mata kering © 2020 brilio.net

Mata kering
© 2020 brilio.net/Syifa

Namun, bagi para atlet gamers yang memang dituntut berlatih atau bertanding di depan gedget selama berjam-jam, Dokter Nina menyarankan untuk memperbaiki pola di layar gedget. Tapi kalau sudah tidak memungkinkan bisa menggubakan obat tetes mata dengan kandungan air mata buatan bila diperlukan.

Sementara itu, Senior Vice President Marketing & International Operations Combiphar Weitarsa Hendarto, menambahkan bahwa seorang gamers biasanya fokus menatap layar sehingga suka kurang berkedip. Ini salah satu penyebab gejala mata kering.

"Insto ingin meningkatkan kesadaran atas gejala mata kering, seperti kondisi mata sepet, pegal dan perih. INSTO percaya bila para gamers, terutama atlet e-sports, sadar akan kondisi ini dan solusi mengatasi mata kering, bisa membantu mereka bermain lebih sehat dan berprestasi untuk Indonesia," ucapnya.

Ajakan bagi para gamers atas kesadaran gejala mata kering ini merupakan bagian dari dedikasi INSTO dalam mendukung Piala Presiden E-Sports 2020 yang diselenggarakan oleh IESPL.

Mata kering © 2020 brilio.net

Mata kering
© 2020 brilio.net/Syifa

Edukasi dan dukungan kepada para gamers diharapkan dapat membantu mereka untuk mengenali gejala-gejala mata kering yang mungkin dialami akibat fokus menatap layar.

INSTO sendiri adalah brand tetes mata Combiphar, perusahaan consumer healthcare Indonesia, yang memiliki visi ‘Championing a Healthy Tomorrow’.

Sementara, Giring Ganesha selaku Ketua Penyelenggara, Piala Presiden E-sports 2020 mengatakan, ada sekitar 43 juta gamers di Indonesia (Newzoo Report, The Indonesian Gamer, 2017) dan mereka memang punya kebiasaan fokus main game dan menatap layar.

"Ini memungkinkan gamers mengalami mata kering dan bisa berujung mengurangi kenyamanan nge-game. Terima kasih INSTO yang sudah siap berkomitmen untuk membantu atlet e-sports Indonesia dapat bermain lebih baik lagi, tidak hanya untuk Piala Presiden E-sports, tetapi juga turnamen turnamen tingkat nasional dan dunia kedepan," kata eks vokalis grup band Nidji itu.