Brilio.net - Pandemi Covid-19 yang disebabkan SARS-CoV-2 sudah berlangsung lebih dari 4 bulan dan belum ada tanda-tanda penurunan yang signifikan. Cara penularan utama SARS-CoV-2 meliputi penularan langsung (menghirup droplet dari pasien ketika batuk, bersin, bicara), dan tidak langsung (misalnya kontak dari tangan yang terkontaminasi masuk ke membran mukosa mulut, hidung atau mata).

Berdasarkan cara-cara penularan tersebut, higiene saluran pernapasan bagian atas harus dijaga untuk mengurangi risiko infeksi, selain rajin mencuci tangan dan memakai masker wajah yang sangat direkomendasikan untuk menjaga kebersihan saluran napas hidung dan juga kumur dan gargle (kumur sampai tenggorokan).

Upaya pencegahan sangat penting saat ini tidak hanya untuk melandaikan kurva peningkatan kasus baru di masyarakat, tetapi juga untuk mencegah penularan di antara para tenaga kesehatan dan pasien di rumah sakit. Jadi, cara-cara pencegahan yang efektif harus dilakukan oleh semua orang.

Studi mendapatkan bahwa jumlah virus terbanyak ada di nasofaring. Nasofaring dan mulut menjadi tempat utama masuknya virus ke saluran napas bawah yang mengakibatkan perburukan penyakit di paru-paru. Selain itu, jumlah virus sama banyaknya pada pasien tanpa gejala (asimtomatik) dan yang bergejala (simtomatik), sehingga pasien tanpa gejala atau sedikit gejala juga berpotensi menulari orang sehat.

Jumlah virus terbanyak adalah dalam minggu pertama timbulnya gejala-gejala yang menandakan virus sedang aktif berkembang biak (replikasi). Dengan demikian, sangat masuk akal jika dilakukan upaya mengurangi virus di nasofaring dan rongga mulut dengan larutan disinfektan.

SARS-CoV-2 sangat rentan terhadap oksidasi, maka higiene saluran pernapasan bagian atas dengan larutan antiseptik povidone iodine (PVP-I) dianjurkan untuk menurunkan jumlah berbagai virus, termasuk SARS-CoV-2. Penggunaan larutan PVP-I sebagai obat kumur (gargle) dan semprot hidung dianjurkan untuk melawan infeksi Covid-19 saat ini.

Povidone iodine (PVP-I) juga telah lulus uji oleh Mundipharma Indonesia yang mengeluarkan hasil penelitian laboratorium (in vitro) yang membuktikan Povidone-Iodine (PVP-I) efektif membunuh 99,99% virus SARS CoV-2 penyebab Covid-19 dalam waktu 30 detik.

Dengan adanya temuan terbaru ini, diharapkan dapat membantu memberikan perlindungan ekstra kepada masyarakat dalam konteks pencegahan, khususnya tenaga kesehatan yang berisiko tinggi terpapar infeksi silang Covid-19.

Director of Medical Affairs Mundipharma Healthcare Asia Pasific, Latin America and Middle East Africa, Dr. Harsha Arumugam, MD, PhD mengatakan, penelitian terbaru PVP-I dilakukan oleh Duke-National University Singapore, di mana peneliti meneliti efikasi PVP-I yang terdapat pada produk Betadine Antiseptic Solution (konsentrasi PVP-I 10%), Betadine Antiseptic Skin Cleanser (konsentrasi PVP-I 7,5%), Betadine Mouthwash and Gargle (konsentrasi PVP-I 1%), dan Betadine Throat Spray (konsentrasi PVP-I 0,45).

"Hasil riset menunjukkan berbagai konsentrasi PVP-I yang terkandung dalam keempat produk BETADINE® ini mampu membunuh 99,99% virus SARS CoV-2 dalam 30 detik, di mana hal ini menunjukkan kemampuan virucidal yang sangat kuat," ujar Dr. Harsha dalam siaran langsung bersama Betadine pada Selasa (2/6).

Berkumur dengan PVP-I dapat menjadi metode yang efektif untuk mencegah penyebaran virus saluran napas ketika seseorang terkontaminasi lewat udara atau droplet atau masuk lewat mulut. Manfaat berkumur PVP-I juga telah disebut dalam pedoman klinis respirasi di Jepang.

Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI), drg. Iwan Dewanto, MMR, PhD mengatakan, selama masa pandemi Covid-19 ini, penting sekali bagi tenaga kesehatan dan masyarakat untuk menjaga kebersihan rongga mulut dan saluran pernapasan. Hal ini disebabkan virus load terbanyak ada di nasofaring dan orofaring yang menjadi reservoir utama penyebaran droplet atau aerosol .

Oleh karena itu, salah satu rekomendasi yang juga sesuai dengan jurnal kesehatan adalah bagi tenaga kesehatan yang terlibat langsung dalam penanganan pasien terduga/terkonfirmasi positif Covid-19 disarankan berkumur dan bergargel dengan PVP-I 0,5% - 1% dalam rongga mulut hingga tenggorok selama 30 detik, setiap 2-3 jam sekali hingga 4 kali sehari.

Lebih lanjut drg. Iwan Dewanto menyampaikan, PB PDGI berkolaborasi dengan PB IDI telah mengusulkan untuk mengimplementasikan penggunaan antiseptik PVP-I 1% dan Nasal Spray dengan Iota-Carageenan sebagai prosedur tetap (protap) di RS Darurat covid-19 Wisma Atlet. Melihat efektifitas PVP-I dan Nasal Spray dengan Iota-Carageenan tersebut, serta mempertimbangkan new normal yang harus kita hadapi bersama.

"Hal ini guna mencegah infeksi silang Covid-19 pada tenaga kesehatan yang bertugas di Rumah Sakit," ujar drg. Iwan dalam siaran langsung bersama Betadine.

Penggunaan dan keamanan larutan PVP-I untuk hidung dan mulut telah diketahui sejak lama pada konsentrasi rendah (misalnya 0,001%). Aktivitas antivirus PVP-I pada virus corona telah diteliti SARS-CoV dan MERS-CoV. Studi in vitro dengan larutan PVP-I mouthwash 0,23% (dilarutkan 1:30) dapat menginaktifkan SARS-CoV dan MERS-CoV dalam 15 detik.

Dalam masa pandemi Covid-19 ini, ada dua kelompok orang yang sangat dianjurkan untuk menggunakan PVP-I. Kelompok pertama adalah pasien yang positif atau diduga Covid-19 dan tenaga kesehatan yang kontak dekat dengan mereka. Kelompok kedua adalah semua pasien yang akan menjalani tindakan di rongga mulut dan hidung serta tenaga kesehatan yang melakukannya. Cara penggunaan dan dosis yang disarankan adalah 4-6 kali sehari sampai eradikasi virus sekitar 2 minggu atau setelah risiko infeksi telah dianggap terkendali oleh badan yang berwenang.

Khusus di Indonesia, ada beberapa istilah yang digunakan pemerintah terkait penderita Covid-19, yaitu: pasien positif Covid-19, yang terbukti dari pemeriksaan swab nasofaring dengan metode real time polymerase chain reaction (RT-PCR), pasien dalam pengawasan (PDP), orang dalam pengawasan (ODP), dan orang tanpa gejala (OTG). Penggunaan larutan PVP-I dianjurkan baik untuk pasien positif covid-19, PDP, ODP, dan OTG maupun untuk para tenaga kesehatan.