Brilio.net - Memiliki tubuh ideal dan proporsional adalah dambaan setiap orang. Dalam hal ini, seseorang akan berusaha menjaga dan mengatur supaya tubuhnya sesuai dengan yang diharapkan. Demi menghasilkan tubuh yang ideal seseorang rela untuk melakukan diet atau mengurangi porsi makan dan berolahraga.

Namun, tahukah kamu? Hal ini akan menjadi berbahaya, jika dilakukan terlalu berlebihan. Ada beberapa orang yang justru sangat khawatir jika berat badannya naik hingga dirinya rela untuk mengurangi porsi makan. Ini bisa dikatakan sebagai anoreksia.

Dilansir dari webmd, anoreksia adalah gangguan makan yang dapat berakibat fatal bagi orang yang mengalaminya. Seseorang yang menderita anoreksia akan mengonsumsi makanan dalam jumlah yang sangat terbatas hingga menyebabkan penderitanya sangat kelaparan.

Bagi penderita anoreksia, dengan sengaja akan mengurangi porsi makan karena takut terlihat gemuk. Tak jarang juga, penderita anoreksia melakukan olahraga yang berlebihan, menggunakan obat pencahar, bahkan sengaja memuntahkan makanan untuk mengurangi berat badan.

Akibatnya, penderita anoreksia menjadi kurus dan kekurangan gizinya. Namun, dengan kondisi yang seperti ini tak jarang juga penderita menganggap bahwa berat badannya terasa berlebihan atau gemuk.

Untuk mengetahui lebih lanjut terkait dengan penyebab serta gejala dari anoreksia. Berikut dirangkum brilio.net dari berbagai sumber, simak ulasan penyebab dan gejala anoreksia, Rabu (2/3).

1. Penyebab anoreksia.

Anoreksia adalah © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Menurut Widyastuti Ana dalam bukunya yang berjudul 77 Permasalahan Anak dan Cara Mengatasinya, anoreksia adalah gangguan makan atau eating disorder yang membuat seseorang menghindari makan dan menyebabkan berat badan menurun di bawah normal dan kekurangan nutrisi.

Lebih lanjut, kamu perlu mengetahui penyebab dari anoreksia, seperti dibawah ini.

a. Psikologis.

Beberapa orang yang menderita anoreksia pasti memiliki sifat atau kepribadian yang obsesif-kompulsif, membuat penderita berpegang teguh dengan pikirannya untuk diet dan melupakan makanan meskipun kadang lapar.

Tak hanya itu, penderita juga memiliki dorongan ekstrim yang memicu keinginannya untuk kurus. Penderita anoreksia kebanyakan terjadi pada kalangan perempuan.

b. Lingkungan.

Di era yang serba modern seperti saat ini, membuat seseorang mudah terpengaruh. Terlebih saat lingkungan mendukung atau karena teman-temannya yang memicu untuk menjadi kurus.

c. Biologis.

Beberapa orang penderita anoreksia memiliki kecenderungan untuk tampil perfeksionis sehingga membuatnya mengurangi asupan pola makan.

2. Gejala anoreksia.

Anoreksia adalah © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Setelah kamu mengetahui penyebab dari anoreksia, kamu juga perlu untuk mengetahui gejalanya. Anoreksia dapat terjadi oleh siapa saja, baik anak-anak, remaja, dewasa, hingga orang tua. Nah, bagaimana mengenal gejala dari anoreksia? berikut penjelasannya.

a. Gejala fisik.

- Penampilan yang kurus.
- Jumlah darah yang tidak normal.
- Kelelahan.
- Insomnia.
- Perubahan warna kebiruan pada jari.
- Menstruasi yang tidak normal.
- Kulit kering atau kekuningan.
- Dehidrasi.
- Pembengkakan lengan atau tungkai.

b. Gejala emosional dan perilaku.

- Sering melewatkan makan atau menolak makan.
- Menyangkal rasa lapar atau membuat alasan untuk tidak makan.
- Takut bertambah berat badannya saat menimbang.
- Sifat mudah marah.
- Tidak mau makan di depan umum.
- Pembatasan asupan energi yang mengarah atau bertujuan menguruskan badan secara cepat.

3. Cara pengobatan anoreksia.

Anoreksia adalah © 2022 berbagai sumber

foto: freepik.com

Dalam menangani anoreksia umumnya perlu perawatan dari medis. Penderita harus menjalani rawat inap selama jangka waktu tertentu. Langkah ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan diri, mengubah pola makan, mengembalikan pandangan yang positif mengenai diri sendiri sekaligus untuk meningkatkan kualitas hidup penderita.

Nggak hanya itu, dalam pengobatan anoreksia juga perlu melibatkan psikolog atau psikiater, karena penderita anoreksia perlu adanya tindakan terapi psikologis. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki gaya hidup dan mengurangi komplikasi sedini mungkin.