Brilio.net - Destinasi wisata di Indonesia memang jadi primadona para wisatawan. Bukan hanya favorit bagi wisawatan domestik, keindahan alam Indonesia juga menjadi daya tarik bagi wisatawan mancanegara.

Destinasi wisata di Indonesia yang menyita perhatian adalah wilayah Timur Indonesia, seperti Papua. Sudah bukan rahasia umum keindahan alam dan warisan budaya di Papua masih sangat kental. Beberapa daerah di sana pun banyak yang belum terjamah meskipun salah satu spot snorkling terbaik di dunia ada di Papua yaitu Raja Ampat.

Selain pantai, ada destinasi menarik lainnya yang bisa dikunjungi yaitu melihat burung Cendrawasih di titik pengamatan Hutan Vicirie, Distrik Miyah, dan Hutan Nunggou di Distrik Sausapor.

Burung © 2019 brilio.net

Mengamati burung cenderawasih di bumi asalnya merupakan sebuah pengalaman berharga. Untuk memasuki area pengamatan burung cenderawasih, wisatawan harus menyusuri jalan hutan selama kurang lebih 40 menit, setelah itu dilanjutkan dengan berjalan kaki memasuki Hutan Nonggou di Distrik Sausapor.

Harga tiketnya yakni Rp 150.000 perorang, sementara harga jasa tur lokal Rp 150.000 untuk 4 orang. Seorang warga lokal menunjukan sebuah jalan di mulut hutan sebagai petapakan menuju lokasi persembunyian untuk melihat cendrawasih.

Jalan tersebut merupakan jalan yang dibuat warga lokal dengan menyusun dahan dan akar di tanah sehingga membentuk jalan berundak. Panjang jalan yang ditempuh sekitar 300 meter dengan keadaan jalan menanjak yang cukup curam, mencapai 45 derajat.

Burung © 2019 brilio.net

Berbeda, jika wisatawan berkunjung ke Hutan Vicirie di Miyah, lokasi persembunyian untuk melihat cenderawasih ditempuh dengan waktu yang lebih singkat. Jarak tempuh dari tempat parkir mobil ke lokasi persembunyian hanya 100 meter dengan jalan yang cenderung landai. Untuk harga tiket, sama dengan harga tiket di Distrik Sausapor.

Lokasi persembunyian bagi yang ingin mengamati burung dibuat berupa pohon kering dan hijau yang disusun rapi menyerupai pohon liar. Di sela-sela daun hijau itulah yang menjadi tempat pengamatan burung. Baik di Miyah maupun Sausapor, ada aturan tidak tertulis bagi wisatawan yang mau melihat langsung keindahan burung cenderawasih. Sebaiknya wisatawan datang pada waktu pagi buta, pada saat itu kemungkinan untuk melihat burung lebih banyak.

Selain itu, wisatawan harus menjaga ketenangan karena suara bising dan ribut bisa menganggu ketenangan burung sehingga enggan datang. Berpakaian gelap serta tidak memakai wewangian merupakan syarat berikutnya.

Kesabaran pun dibutuhkan selama berada di tempat pengamatan. Wisatawan harus menunggu beberapa saat sampai si cantik cenderawasih tersebut muncul. Kadang mereka hanya melintas, kadang hinggap cukup lama di dahan pohon sehingga bisa diabadikan melalui lensa kamera. Tidak perlu takut merasa bosan karena harus menunggu dalam diam, suara merdu burung cenderawasih dan burung lainnya yang terdengar bersautan dari kejauhan juga cukup menghibur.

Tidak disangka suaranya begitu beragam, suara yang terdengar mulai dari suara khas burung hingga suara mirip monyet. Semuanya menjadi suara nyanyian alam yang merdu dan sayang jika dilewatkan.

Pengamatan ini menjadi menarik karena kesempatan untuk melihat burung cenderawasih tidak selalu ada. Jika beruntung, wisatawan bisa melihat belasan ekor cenderawasih yang sedang bermain-main. Namun bila belum beruntung, hanya ada beberapa ekor yang melintas.