Brilio.net - Liburan di musim dingin atau musim salju selalu memiliki daya tarik untuk setiap orang. Tak heran mendekati musim dingin ini banyak orang yang sudah menyiapkan destinasi wisata yang akan dituju untuk menikmati salju.

Dalam survei yang dibuat Club Med, sebagai salah satu operator resort ski kelas premium terlengkap, atau All-Inclusive Premium, mempublikasikan Laporan Resort Salju di Asia Pasifik yang mengidentifikasi pandangan-pandangan dan kelebihan-kelebihan utama resort salju di 11 negara dengan menanyakan 5.500 responden dari China sampai Australia.

Berkat dukungan dari perusahaan penelitian pasar independen Insightzclub, laporan tahun ini berhasil pula memetakan pasar wisatawan yang beragam, berpengetahuan tinggi dan kaya, yang kian menggemari liburan di resort salju.

"Penelitian ini memberikan wawasan yang tepat waktu mengenai konsumen Asia Pasifik sekarang, yang menggemari liburan salju. Pasar berkembang sangat pesat seiring dengan kian tumbuhnya jumlah orang kaya di Asia dan minat untuk melakukan liburan salju juga akan naik seiring dengan pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang dan Beijing," kata CEO of Club Med, East and South Asia & Pacific, Xavier Desaulles dalam siaran pers yang brilio terima, Rabu (17/10).

Namun siapa sangka, kebanyakan yang memengaruhi perkembangan tren liburan salju ini adalah milenial.
Pasar liburan bersalju mengalami pertumbuhan yang cepat di Asia Pasifik dalam tiga tahun terakhir dengan perkiraan sekitar 238 juta pelancong termasuk 138 juta dalam 12 bulan terakhir.

Angka-angka tersebut berkorelasi dengan tingkat kemakmuran dan tumbuhnya keinginan untuk menjelajahi dunia dengan cara yang lebih eksperimental dan berbeda baik dengan keluarga maupun teman.

Tidak mengherankan, China adalah pasar penggemar salju terbesar di dunia, diikuti oleh India dan Jepang. Namun, pasar dengan sedikit atau tanpa salju seperti Hong Kong, Singapura dan Indonesia menunjukkan pertumbuhan yang kuat meskipun dari basis yang lebih kecil karena mereka mencari liburan berbasis pengalaman yang lebih banyak serta segarnya udara.

Meski usia rata-rata penduduk di negara dengan liburan salju adalah 38 tahun, negara-negara dengan populasi milenium besar seperti China, Malaysia, Indonesia dan India memiliki usia rata-rata lebih muda, yaitu 34 tahun. Jepang memiliki usia rata-rata tertua yaitu 45 sejalan dengan karakteristik demografinya.

Saat ini liburan salju tetap mejadi domain orang kaya. 85 persen pelancong liburan salju Asia memiliki pendapatan rumah tangga sebesar USD 4.000 atau lebih - jauh lebih tinggi daripada populasi umum Asia Pasifik sebesar 33 persen.

Sementara itu, liburan salju secara tradisional didominasi laki-laki tetapi beberapa pasar menunjukkan bias perempuan kuat dan minat yang meningkat dalam petualangan salju di luar ruangan di luar ski dan snowboarding. Hong Kong SAR (57 persen), Singapura (56 persen), Malaysia (58 persen) dan Australia (54 persen) memimpin bias peringkat terhadap lebih banyak wisatawan salju wanita. Jepang (83 persen) dan India (70 persen) masih didominasi laki-laki.

Sementara itu, untuk aktivitas permainan di musim salju, pelancong Asia Pasifik tidak seperti di Amerika Utara dan pasar Eropa yang sangat ski dan snowboard sentris. Mereka mencari pengalaman salju yang jauh lebih beragam, terkadang tanpa ski atau snowboard sama sekali

"Secara signifikan, sekitar 29 persen mereka tidak melakukan aktivitas apapun dan memilih untuk menikmati lingkungan sekitar," tambahnya.

Nah, untuk destinasi wisata yang paling dicari untuk pecinta salju, sembilan dari 11 pasar memilih Hokkaido, Jepang.

Setelah Hokkaido, resort di Korea Selatan rupanya sangat menarik bagi pasar Asia dan menempati urutan kedua, sementara pendatang baru Cina mengekor di posisi keempat. Dengan berakhirnya Olimpiade Musim Dingin di PyeongChang, Korea Selatan pada tahun 2018 dan Olimpiade Musim Dingin Beijing pada tahun 2022 mendatang, animo terhadap kedua destinasi tersebut pun terus ditingkatkan.

Kejutan datang dari Swiss yang menempati posisi ketiga secara regional dan peringkat pertama untuk tujuan jangka panjang.

Untuk orang India yang menggilai salju, Swiss merupakan tujuan yang paling diminati, di mana sebagian faktor pendorongnya yakni popularitas negara tersebut dalam layar Bollywood. Sementara itu, St Moritz di Swiss menjadi tujuan jangka panjang pertama bagi orang Asia yang mencari liburan bersalju.

Rata-rata, 78 persen turis Asia-Pasifik tinggal lebih dari empat malam dan 50 persen dari mereka menghabiskan setidaknya USD 300 per hari per orang.

Di Asia Pasifik, hotel dan resor adalah pilihan utama akomodasi, dengan 90 persen populasi memilih kedua tempat ini. Para pelancong kelas atas dari Asia pun memprioritaskan kenyamanan saat berwisata salju.

Selama setahun terakhir, Club Med adalah pemimpin pasar dalam hal liburan musim salju (merek nomor satu) di Hong Kong, Singapura, dan Indonesia di kategori kelas atas, dengan 70 ribu pelancong mengunjungi resor pegunungannya di seluruh dunia. Club Med - tumbuh 60 persen dibanding tahun lalu - semakin menuju tempat teratas di seluruh pasar Asia Pasifik.