Brilio.net - Kamu mungkin memiliki seorang teman yang seolah-olah mampu merasakan sesuatu yang belum terjadi, atau dapat menilai seseorang meski baru saja berkenalan. Yap, kemampuan tersebut lazim disebut firasat.

Firasat sendiri diartikan sebagai kemampuan untuk mengetahui sesuatu secara langsung tanpa penalaran analitik, menjembatani kesenjangan antara bagian sadar dan tidak sadar dari pikiran manusia. Lalu mengapa seseorang bisa memiliki firasat?

Dilansir dari laman Telegraph, Selasa (9/1), Profesor Digby Tatum, seorang ahli psikoterapis klinis melakukan penelitian tentang cara kerja otak dan bagaimana seseorang berkomunikasi. Otak memiliki peran penting untuk menghubungkan kita dengan pikiran orang lain saat berbincang.

Menurut Tatum, otak manusia memiliki semacam jaringan layaknya Wi-Fi yang terus mengumpulkan informasi tentang orang lain saat kita melihat mereka. Hal inilah yang kemudian memicu datangnya firasat atau intuisi.

Tatum melanjutkan, manusia memiliki kemampuan menangkap pesan di alam bawah sadar. Ia mencontohkan seorang pemain poker profesional yang mampu menangkap 'pesan' dari lawannya hanya dengan melihat gerakan kecil atau tanda-tanda visual lainnya.

"Kita bisa mengetahui emosi orang lain secara langsung dan apa yang mereka perhatikan. Hal ini didasarkan pada hubungan langsung antara otak kita dan orang lain. Saya menyebutnya interbrain," kata Tatum.

Tatum menjelaskan, konsep interbrain mirip seperti saat ratusan atau ribuan orang berkumpul untuk menonton pertandingan sepak bola, konser musik, atau ritual agama. Namun, kerja otak ini tidak akan berfungsi saat seseorang berkomunikasi dengan orang lain lewat telepon atau video.

"Perasaan emosional akan menular secepat cahaya, bukan kecepatan transmisi elektronik. Tatap muka secara visual akan disertai faktor suara, isyarat, bau keringat, dan juga sentuhan," tutup Tatum.