Brilio.net - Era chatbot yang pasif menunggu perintah sepertinya akan segera berakhir. OpenAI baru saja mengumumkan sebuah fitur pratinjau yang mengubah cara interaksi dengan kecerdasan buatan. Namanya ChatGPT Pulse.

Diungkap brilio.net dari laman resminya, Sabtu (27/9) fitur ini dirancang untuk bekerja secara proaktif. Setiap malam, sistem akan melakukan riset berdasarkan riwayat obrolan, masukan pengguna, dan data dari aplikasi lain yang terhubung. Hasilnya? Setiap pagi, pengguna akan disajikan serangkaian pembaruan yang sudah dipersonalisasi.

Bayangkan saja, pagi-pagi sudah ada kartu visual yang bisa di-scan cepat. Isinya bisa berupa ide resep makan siang, kelanjutan dari obrolan sebelumnya, atau bahkan langkah-langkah selanjutnya untuk mencapai tujuan besar seperti latihan maraton.

CEO OpenAI, Sam Altman, bahkan menyebut Pulse sebagai fitur favoritnya sejauh ini. Lewat sebuah unggahan di X, ia menyatakan bahwa ini adalah sinyal masa depan chatbot, sebuah pergeseran dari yang tadinya serba reaktif menjadi sangat proaktif dan sangat personal.

Ini bukan sekadar pembaruan biasa. Kehadiran Pulse menjadi penanda perlombaan industri AI dalam meluncurkan "agen AI". Asisten virtual semacam ini kelak diharapkan bisa menangani tugas-tugas kompleks seperti menulis laporan, memesan tiket perjalanan, belanja online, hingga menjadwalkan janji temu dengan dokter.

ChatGPT Pulse Butuh Akses Ke Data Pribadi

OpenAI OpenAI

foto: OpenAI

Tentu, agar benar-benar berguna, asisten virtual ini butuh akses ke banyak data pribadi. ChatGPT sebenarnya sudah bisa terhubung ke aplikasi pengguna lewat layanan ChatGPT Agent, tapi masih butuh perintah. Pulse, sebaliknya, bekerja dengan sendirinya. Kedua layanan ini seolah menjadi jembatan agar orang-orang terbiasa dengan ide berbagi data aplikasi dan info lainnya dengan platform AI.

Jika dihubungkan dengan aplikasi seperti kalender, pembaruannya bisa jadi lebih detail. Misalnya, tawaran draf agenda untuk rapat yang akan datang, pengingat untuk membeli kado ulang tahun, atau rekomendasi restoran untuk perjalanan berikutnya. OpenAI menegaskan integrasi ini nonaktif secara default dan bisa dimatikan kapan saja.

Pengguna juga tidak dibiarkan pasif. Ada opsi untuk mengkurasi apa yang ingin dilihat. Ingin ringkasan acara lokal setiap Jumat? Atau tips belajar keahlian baru? Tinggal minta saja. Masukan sederhana seperti jempol ke atas atau ke bawah juga membantu sistem belajar dari waktu ke waktu, membuat Pulse jadi lebih personal dan relevan.

Berdasarkan masukan awal dari para mahasiswa di ChatGPT Lab, fitur ini terasa sangat berguna justru saat mereka mulai memberitahu ChatGPT apa yang ingin mereka lihat. Wawasan ini menekankan pentingnya umpan balik yang sederhana.

Pada akhirnya, tujuan fitur ini bukan untuk membuat orang terus-terusan scrolling. Sebaliknya, ini dirancang untuk menyajikan informasi yang paling relevan agar orang bisa kembali fokus pada hal yang lebih penting dalam hidupnya. Setiap pembaruan hanya tersedia untuk hari itu, kecuali disimpan atau ditindaklanjuti menjadi sebuah obrolan.

Kapan Bisa Dipakai di Indonesia?

Saat ini, ChatGPT Pulse diluncurkan sebagai pratinjau untuk pengguna paket Pro, dan nantinya akan menyusul untuk pelanggan Plus. Peluncurannya sendiri masih bertahap. Hingga sekarang, belum ada informasi lebih lanjut kapan fitur unik ini bisa dipakai oleh pengguna di Indonesia.