Brilio.net - Saat beranjak remaja, orang mulai mengenali seputar seksualitas. Mereka umumnya adalah anak-anak usia sekolah menengah. Ada ketertarikan untuk mengetahui lebih jauh perihal hal yang dianggap tabu tersebut. Mereka biasanya menonton film yang menampakkan adegan dewasa, yang dikenal pula dengan blue film atau film biru.

Tahukah kamu mengapa tercetus istilah film biru?

Seperti dirilis dari Scoopwhoop, Selasa (16/5), terdapat suatu masa ketika film-film grade B atau film porno ditayangkan di teater-teater lokal. Sebagai pembeda dengan yang bukan film porno, poster untuk film ini dicetak dengan warna biru dan putih agar tidak menarik perhatian seperti film 'normal. Pada perjalannya, praktik ini terus berjalan di beberapa tempat hingga waktu yang lama.

Muasal Film Biru  © 2017 Scoopwhoop

Cerita lain menjelaskan bahwa pada masa awal perintisan film porno, pendanaan menjadi masalah. Maka produser mencari cara murah demi menghemat pendanaan. Mereka memilih untuk tetap menggunakan gulungan hitam putih namun mengembangkan sedemikian rupa agar menjadi berwarna. Maka dari itu, mereka memilih warna biru.

Ada pula versi lain yang menyatakan bahwa produser membeli gulungan film rusak dengan harga murah, yang mana menampilkan warna biru ketika film diputar. Warna biru itu menandakan kualitas rendah.

Muasal Film Biru  © 2017 Scoopwhoop

Ada satu alternatif penjelasan lain yang cukup populer karena match dengan penggunaan istilah sedang dibahas ini. Ada pembedaan yang dilakukan oleh toko penjual kepingan kaset film dewasa tersebut. Kaset film erotis dibuat dalam kemasan biru yang berbeda dengan kemasan kaset film 'biasa', sehingga membuat orang-orang lekat menyebutnya film biru.

Meski sudah ada versi HD, namun nama film biru masih tetap dipakai hingga kini.