Brilio.net - Drama Korea Snowdrop tak henti-hentinya menuai kontroversial. Saat masih proses syuting, pada akhir Maret 2021, drama Korea yang dibintangi oleh Jisoo Blackpink ini dituding menghina gerakan demokrasi di Korea Selatan dan berusaha memuliakan National Security Planning (NSP) yang dinilai pro terhadap rezim saat itu. Tak tanggung, tudingan tersebut berhasil ditandatangani oleh 220.000 warga untuk menghentikan proses syuting yang masih berlangsung.

Walaupun begitu, pihak JTBC selaku rumah produksi drama Korea Snowdrop masih melanjutkan proses syuting dan berhasil meyakinkan Blue House (Istana Kepresidenan Korea Selatan) untuk bisa tayang. Namun, saat episode perdana Snowdrop tayang, drama Korea yang dibintangi Jung Hae-in kembali menuai protes.

Pada 18 Desember 2021, sebuah petisi nasional Blue House meminta agar drama Korea Snowdrop dihentikan penayangannya. Seperti yang dilansir dari Soompi (21/12), petisi tersebut menilai bahwa "Pasti ada aktivis korban yang disiksa dan dibunuh selama gerakan demokratisasi karena mereka [secara tidak benar] dituduh sebagai mata-mata tanpa alasan. Membuat drama dengan plot seperti itu meskipun kebenaran sejarah ini merusak nilai gerakan demokratisasi."

Salah satu hal yang mendapat kritik keras adalah karakter pria Im Soo-ho yang diperankan Jung Hae-in yang menjadi mata-mata ketika aktivis yang benar-benar terlibat dalam gerakan prodemokrasi dibunuh sebagai mata-mata. Selain itu, karakter Lee Kang-moo yang diperankan oleh Jang Seung-jo juga dikritik yang menjadi pemimpin tim Badan Perencanaan Keamanan Nasional (NSP) yang juga bagian dari rezim yang sedang berkuasa. Tidak hanya itu, drama ini dikritik saat menggunakan lagu simbolis untuk gerakan demokratisasi saat Im Soo-ho menjadi seorang mata-mata yang melarikan diri dari NSP.

Petisi kedua ini sudah melampaui 300.000 tanda tangan pada 21 Desember 2021 waktu setempat. Protes kedua atas drama Korea Snowdrop membuat banyak sponsor yang terlibat dalam penggarapan menarik dari dan mundur dari proyek serial drama ini. P&J Group, salah satu dari tiga sponsor terbesar Snowdrop memilih untuk membatalkan sponsornya usai kontroversi kedua ini.

Hal tersebut kemudian membuat JTBC selaku rumah produksi Snowdrop membuat pernyataan. Dilansir brilio.net dari Soompi (21/12), pihak JTBC menyangkal semua tuduhan yang diarahkan pada drama Snowdrop.

"Tidak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi di Snowdrop. Pemeran utama pria dan wanita tidak ditampilkan berpartisipasi atau memimpin gerakan demokratisasi di episode 1 dan 2, dan mereka tidak melakukannya di bagian mana pun dari naskah mendatang," ungkap JTBC.

Pihak JTBC juga meminta para pemirsa yang menonton drama Snowdrop melakukan pengawasan secara aktif, walaupun JTBC tidak bisa mengungkapkan banyak plot di setiap episode. Selain itu, pihak JTBC juga akan mendengarkan dan menerima beragam pendapat yang dilontarkan melalui portal dan papan pemirsa resmi mereka.