Brilio.net - Masih inget dengan serial televisi Keluarga Cemara? Serial yang hits di era 1900 hingga awal 2000-an ini memang melekat sekali di ingatan para penontonnya. Kabar bahagia nih, ternyata serial ini akan diangkat ke film layar lebar loh.

Visinema Pictures bekerja sama dengan Ideosource Film Fund memproduksi film Keluarga Cemara. Produser film Keluarga Cemara Anggia Kharisma mengatakan, film ini dihadirkan untuk mengobati kerinduan para pecinta serial televisi Keluarga Cemara.

"Buat saya pribadi sebagai seorang ibu kangen sama film yang punya nilai kekeluargaan, nilai kejujuran, dan otentiknya menjadi alasan kami meremake relevan dengan kehidupan keluarga sekarang," ujarnya saat konferensi pers film Keluarga Cemara, Kamis (4/1).

Sementara itu, sutradara Yandy Laurens mengatakan, meski film itu diangkat dari sebuah serial televisi Keluarga Cemara, namun film ini tetap dibuat sesuai dengan kehidupan keluarga zaman sekarang yang tetap mengedepankan nilai moral sebuah keluarga.

"Beberapa pertanyaan kadang datang, apakah akan diset 90an? Kalau setting akan dibuat relevan dengan sekarang. Keluarga Cemara memberikan nilai tersendiri ketika keluarga bisa survive dengan kehidupan," jelasnya.

Ia pun berharap film ini akan memberikan nilai yang positif bagi siapapun yang menontonnya.

"Bukan hanya untuk menghibur tapi penonton bisa membawa pulang sesuatu ketika setelah menonton. Harta yang paling berharga adalah keluarga. Banyak orang atau anak muda yang merasa bahwa keluarganya bukanlah keluarga yang sempurna. Nilai-nilai ini yang mau dishare ketika orang menonton film bukan hanya soal keharuan dalam filmnya," paparnya.

Film yang akan tayang pada pertengahan tahun 2018 ini akan mulai di produksi pada 7 Januari 2018 mendatang dengan menghadirkan para pemain yang sudah tak bisa diragukan lagi aktingnya.

Berikut 6 pemain film Keluarga Cemara.


Ringgo Agus Rahman sebagai Abah

Keluarga Cemara © 2018 brilio.net

Memerankan sosok Abah menurut Ringgo cukup terbebani, karena Keluarga Cemara itu sudah banyak orang yang sudah tahu dan banyak orang yang menunggu-menunggu. Namun ia mengaku tak sabar untuk mulai melakukan syuting film ini.

"Gue bohong kalau bilang biasa saja ga ada beban. Bebannya adalah ini gue harus punya kesan yang sama pada saat gue dulu nonton keluarga cemara dan orang yang lihat Abah nantinya punya kesan bahwa Abah ini adalah bapak yang bener-bener, bahwa harta yang paling berharga adalah keluarga," ucapnya.

Nirina Zubir sebagai Emak

Keluarga Cemara © 2018 brilio.net

Di film ini, Nirina pun merasa tertantang. Karena ia harus menjadi sosok panutan keluarga. Dalam penggarapan film ini pun Nirina mengaku akan menaikkan berat badannya untuk bisa lebih totalitas dalam peran.

Zara JKT48 sebagai Euis

Keluarga Cemara © 2018 brilio.net

Sosok Euis di Keluarga Cemara juga tak kalah eksis. Kali ini, Zara JKT48 yang akan memerankan sosok Euis. Meski tidak tahu serial televisi ini, Zara mengaku banyak melakukan persiapan.

"Aku nontonin Keluarga Cemara yang dulu gimana. Karena kan aku beda generasi. Aku belum terlalu tau gimana keluarga cemara," katanya.

Widuri sebagai Ara

Keluarga Cemara © 2018 brilio.net

Sosok menggemaskan Ara ini diperankan oleh Widuri yang merupakan anak dari pasangan selebriti Dwi Sasono dan Widi Mulia. Pertama kalinya bermain film, Widuri mengaku banyak melakukan persiapan dalam berakting.

"Aku belajar nangis. Aku dikasih liat video," ucapnya.

Maudy Koesnaedi sebagai Tante Pressi

Keluarga Cemara © 2018 brilio.net

Masih inget sosok Tante Pressi yang judes? Nantinya karakter ini akan diperankan oleh Maudy. Ia mengaku sangat tertantang untuk memerankan peran ini.

Asri Welas sebagai Ceu Salmah

Keluarga Cemara © 2018 brilio.net

Sosok rentenir yang sangat menyebalkan, tapi di samping itu ia sangat dibutuhkan oleh masyarakat untuk meminjam uang. Di karakter ini, ibu dua anak itu mengaku sangat tertantang karena karakternya sama sekali belum pernah ia mainkan. Ia dituntut untuk bisa berbahasa sunda dengan fasih.

"Biasanya aku mainin karakter Jawa. Kemudian jadi orang Sunda, cengkoknya belajar lagi. Energinya juga beda. Banyak gesture yang aku masih belajar dari sekarang.

Uniknya, ketika saat reading, Asri mengaku selalu nangis saat membaca skenario. "Kebersamaannya. Sentuhan dialog dari bapak ke anak, anak ke bapak. Ketulusannya, dialog nggak ribet tapi pesan yang disampaikan dapet. Gue baca reading aja nangis mulu," tutupnya.