Brilio.net - Kerap menulis dari sudut pandang dunia astral, Prana, seorang jurnalis investigasi di sebuah portal berita online selalu mendapat penolakan dari pemimpin redaksi tempatnya bekerja. Tulisannya sering dinilai nggak masuk akal.

Wajar sih jika Prana kerap menulis dari sisi dunia mistis. Ia bisa melihat makhluk tak kasat mata. Kemampuan melihat arwah gentayangan di sekitarnya ia dapatkan sejak kecil.

Usut punya usut, ternyata kelebihan itu didapatnya dari mata saudara kembarnya yang sudah meninggal saat mereka lahir. Kemampuan dan pengalamannya melihat dimensi lain yang penuh teror sering ia posting di kanal podcast miliknya yang diberi judul Journal of Terror.

Journal of Terror © 2019 brilio.net

Dari podcast itulah, ia akhirnya bertemu dengan Nisaka, pelukis cantik yang belakangan juga mulai sering melihat penampakan di studionya. Kesamaan kepribadian kian mendekatkan hubungan mereka, dan semakin banyak pula kisah mistis yang Prana ceritakan pada Nisaka. Tanpa disangka, kedekatan itu justru menuntun keduanya pada sebuah kenyataan yang mengguncang nalar.

Kisah inilah yang terkuak dalam mini series Journal of Terror: Afterlife. Serial yang terdiri dari empat episode ini akan tayang setiap Kamis pukul 20.00 WIB dan sudah dapat dinikmati seluruh pengguna MAXstream mulai hari ini, 31 Oktober 2019. Di episode perdana, Journal of Terror: Afterlife menyajikan Journal pertama berjudul Dewi.  

Seperti apa keseruan dan teror yang ditebarkan dalam mini series ini? Berikut lima fakta Journal of Terror: Afterlife yang berhasil dirangkum Brilio.net.

1. Diadaptasi dari komik berjudul sama

Journal of Terror © 2019 brilio.net

Twitter @SwetaKartika

Serial ini merupakan versi live action yang diadaptasi dari komik berjudul sama karya penulis Sweta Kartika. Di platform baca komik digital Ciayo Comics, cerita Journal of Terror terdiri dari 24 episode komik.

Lalu pada Juli 2019, Journal of Terror dibuat versi komik cetak dan novel. Komik cetak yang diberi judul Journal of Terror baru rilis pada chapter pertama. Sementara versi novel diterbitkan sebanyak 336 halaman.

2. Sosok Prana yang cupu dan Nisaka si seniman

Journal of Terror © 2019 brilio.net

Dok.MAXstream

Sosok Prana dalam mini series ini diperankan aktor sekaligus penyanyi Dikta Wicaksono atau yang kerap dipanggil Dikta. Dia beradu akting dengan aktris Lania Fira yang berperan sebagai Nisaka.

Dalam karakter ini Prana digambarkan sebagai cowok cupu yang punya kemampuan menerobos dunia lain. Bahkan sosok Prana digambarkan selalu kesulitan membedakan mana manusia dan mana arwah. Sedangkan Nisaka adalah karakter yang punya kepribadian nyaris serupa dengan Prana. Belakangan ia juga bisa melihat penampakan.

3. Proyek kolaborasi

Journal of Terror © 2019 brilio.net

@yans_brilio

Ini bukan kali pertama MAXstream Original menghadirkan konten bergenre horor. Sebelumnya, MAXstream Original juga telah menyajikan serial dengan genre horor berjudul Nawangsih karya Melly Goeslaw.

Head of Digital Lifestyle Telkomsel Crispin P Tristram mengatakan, sebagai layanan video streaming, MAXstream secara konsisten membuka kesempatan kolaborasi dengan para pegiat industri kreatif di Indonesia, mulai dari sineas hingga penulis.

“Journal of Terror: Afterlife merupakan bukti nyata hasil kolaborasi MAXstream dengan penulis Sweta Kartika dan sineas terkemuka Indonesia yang juga perwujudan dari komitmen kami untuk terus menghadirkan konten berkualitas bagi masyarakat Indonesia sekaligus mendukung pengembangan kreativitas karya anak bangsa,” ujarnya dalam jumpa pers di Telkomsel Smart Office, Jakarta, Kamis (31/10).

4. Tetap mempertahankan cerita horor seperti di komik

Journal of Terror © 2019 brilio.net

Dok.MAXstream

Serial ini merupakan hasil kerja sama antara Telkomsel melalui MAXstream dengan Trinity Optima Production dan Kratoon Pictures. Disutradarai Ceppy Gober, serial ini tetap mempertahankan jalan cerita horor yang ditulis Sweta sesuai dengan komiknya.

CEO Trinity Optima Production, Yonathan Nugroho, dan aktor kawakan Dennis Adhiswara juga terlibat dalam proses pembuatan serial Journal of Terror: Afterlife sebagai Executive Producer. Dennis menjelaskan, kisah yang ditampilkan dari mini series ini sejatinya pengembangan dari kisah cerita di komik maupun novel.

“Kami sengaja mengambil cerita dari komik karena cerita di komiknya sudah bagus dan sudah punya pengikut (follower). Yang membedakan, kalau komik lebih mengangkat cerita Prana masa kecil. Sedangkan novel saat Prana masa SMA. Dan di mini series ini lebih bercerita tentang kisah Prana setelah selesai kuliah dan baru saja bekerja,” jelas Dennis.

5. Tontonan menghibur yang bikin penasaran

Journal of Terror © 2019 brilio.net

Dok.MAXstream

MAXstream secara konsisten akan membuat series terbaru yang siap diluncurkan setiap bulan. Beragam konten yang terdapat di MAXstream merupakan upaya Telkomsel dalam memenuhi berbagai kebutuhan sesuai minat pelanggan. Hal ini juga sesuai dengan semangat transformasi Telkomsel sebagai digital telco company yang fokus menyajikan layanan yang customer-centric.

“Kami berharap, Journal of Terror: Afterlife dapat menjadi serial yang tidak hanya menghibur, namun juga menginspirasi masyarakat dengan nilai-nilai positif yang terkandung di dalamnya,” ungkap Crispin.

Yang jelas Journal of Terror: Afterlife bakal membuat penonton penasaran. Akan ada teror pada tiap episodenya yang bisa membuat bulu kuduk berdiri. Jadi, tiap malam Jumat jangan nonton sendirian ya.