7 Fakta selebgram WNI dibui 7 tahun Myanmar dituduh mendanai pemberontak, didakwa UU Teroris

Brilio.net - Seorang warga negara Indonesia yang dikenal sebagai selebgram mendadak jadi sorotan internasional. Pria berinisial AP itu dikabarkan tengah menjalani hukuman tujuh tahun penjara di Myanmar.

Isu ini mulai mencuat setelah anggota DPR RI menyebut ada WNI yang dituduh terlibat dalam konflik politik di negara tersebut. Belakangan, publik menduga sosok AP itu adalah Arnold Putra, desainer nyentrik yang kerap menuai kontroversi.

Kementerian Luar Negeri RI telah merespons kabar tersebut dan membenarkan penangkapan seorang WNI oleh otoritas Myanmar. AP disebut sudah melalui proses hukum dan kini mendekam di penjara.

Berikut 7 fakta terkait kasus hukum yang menyeret selebgram Indonesia itu dihimpun brilio.net dari berbagai sumber pada Rabu (2/7).

1. Ditangkap sejak Desember 2024, divonis 7 tahun penjara.

foto: Freepik.com

Kementerian Luar Negeri RI mengonfirmasi bahwa seorang WNI berinisial AP telah ditangkap oleh otoritas Myanmar pada 20 Desember 2024. Setelah menjalani proses hukum, AP dijatuhi vonis tujuh tahun penjara oleh pengadilan setempat.

Pihak Kemlu RI memastikan bahwa proses persidangan telah selesai dan vonis tersebut sudah inkrah atau berkekuatan hukum tetap. Saat ini, AP tengah menjalani masa hukuman di penjara Insein, Yangon.

Judha Nugraha selaku Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI menjelaskan hal itu secara tertulis. Ia menyebut bahwa AP telah dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman sesuai hukum Myanmar.

"Setelah melalui proses pengadilan, AP divonis tujuh tahun penjara," kata Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha dalam pernyataan tertulis, dikutip brilio.net pada Rabu (2/7).

2. AP dituduh mendanai kelompok pemberontak di Myanmar.

foto: Pixabay.com

Isu ini pertama kali disampaikan oleh anggota Komisi I DPR RI, Abraham Sridjaja, dalam rapat kerja bersama Menteri Luar Negeri pada 30 Juni 2025 lalu. Abraham menyebut ada seorang selebgram asal Indonesia yang dituduh terlibat dalam pendanaan kelompok pemberontak di Myanmar.

Dalam penyampaiannya, Abraham menyoroti usia AP yang masih muda. Ia berharap pemerintah dapat membantu proses hukum agar AP bisa kembali ke Tanah Air.

Ia menyampaikan bahwa sosok AP bukanlah orang yang berniat buruk. Namun tuduhan yang diterima cukup serius karena berkaitan dengan gerakan bersenjata.

"Dia dituduh mendanai pemberontak Myanmar. Anak muda, seumuran saya, usia 33 tahun; masih muda, padahal dia tidak ada niat seperti itu," kata Abraham saat itu.

3. Dikenakan tiga dakwaan berat termasuk UU Anti-Terorisme.

foto: Freepik.com

Dalam pernyataan resmi dari Kemlu, AP dikenai sejumlah dakwaan serius oleh pemerintah Myanmar. Ia dituding masuk ke negara tersebut secara ilegal, lalu melakukan kontak dengan kelompok bersenjata.

Tindakan itu diklasifikasikan sebagai pelanggaran hukum berat. AP didakwa melanggar tiga undang-undang sekaligus yang berlaku di Myanmar.

Ketiganya adalah Undang-Undang Keimigrasian 1947, Undang-Undang Anti-Terorisme, dan Section 17(2) Unlawful Associations Act. Ketiganya biasa digunakan untuk menindak pelanggaran yang dianggap membahayakan keamanan nasional Myanmar.

"AP dikenakan dakwaan melanggar Undang-Undang Anti-Terorisme, Undang-Undang Keimigrasian 1947, dan Section 17(2) Unlawful Associations Act," demikian disampaikan dalam keterangan Kemlu RI pada Selasa (1/7).

4. Pemerintah Indonesia berikan pendampingan hukum.

foto: Freepik.com

Sejak awal penangkapan, pemerintah Indonesia melalui KBRI Yangon telah menjalankan upaya perlindungan terhadap AP. Mereka mengajukan nota diplomatik serta memastikan hak-hak AP selama dalam proses hukum tetap terpenuhi.

KBRI juga ikut hadir dalam pemeriksaan, menunjuk pengacara untuk mendampingi AP, serta mengatur komunikasi antara AP dan keluarganya. Langkah ini merupakan bentuk perlindungan maksimal terhadap WNI yang menghadapi masalah hukum di luar negeri.

Selain bantuan hukum selama persidangan, Kemlu juga menyiapkan strategi setelah vonis dijatuhkan. Salah satunya adalah pengajuan permohonan pengampunan.

Setelah vonis berkekuatan hukum tetap (inkracht), upaya non-litigasi juga dilakukan Kemlu dan KBRI Yangon melalui fasilitasi permohonan pengampunan dari pihak keluarga. Kemlu dan KBRI Yangon akan terus memonitor kondisi AP selama menjalani hukuman penjara.

5. Keluarga sudah menjenguk, Kemlu terus memantau.

foto: Freepik.com

Meski berada di negara lain dan tengah menjalani hukuman, pihak keluarga disebut telah menjenguk AP di penjara. Hal ini disampaikan langsung oleh Kemlu sebagai bentuk transparansi dalam kasus ini.

Kunjungan dari pihak keluarga menunjukkan bahwa komunikasi masih berjalan baik antara AP dan keluarganya. Pemerintah Indonesia memastikan proses ini terus diawasi agar kondisi AP tetap terpantau.

Judha Nugraha menambahkan bahwa Kemlu akan terus mengikuti perkembangan kasus ini dan tidak lepas tangan. Keberadaan WNI di penjara asing tetap menjadi perhatian serius pemerintah.

"Baru saja orang tua AP menjenguk (anaknya) di penjara," katanya, menambahkan.

6. AP diduga kuat adalah Arnold Putra.

foto: Instagram/@arnoldputra

Meski inisial yang digunakan dalam pernyataan resmi hanya menyebut "AP", publik mulai mengaitkannya dengan nama Arnold Putra. Dugaan ini mencuat lantaran AP disebut sebagai selebgram dan desainer yang tengah menjalani hukuman di Myanmar, identik dengan profil Arnold.

Arnold Putra sendiri dikenal sebagai figur publik yang kerap menuai kontroversi, termasuk dari karya-karya fashion-nya yang ekstrem. Ia juga kerap berpindah negara dan memiliki gaya hidup eksentrik yang tidak biasa bagi kalangan publik figur Indonesia.

Sosok Arnold Putra sebelumnya pernah mencuri perhatian karena merancang tas dari tulang belakang manusia, yang ia klaim legal diperoleh dari pasokan medis Kanada. Selain itu, pada 2022, namanya kembali mencuat setelah diduga terkait dengan pengiriman organ manusia dalam kasus yang digerebek otoritas Brasil.

7. Belum ada klarifikasi dari pihak Arnold Putra.

foto: Instagram/@arnoldputra

Hingga artikel ini ditulis, belum ada konfirmasi langsung dari pihak Arnold Putra mengenai kabar penahanan dirinya di Myanmar. Baik akun media sosial maupun keluarga dekatnya belum memberikan pernyataan resmi.

Pemerintah menegaskan bahwa proses pendampingan terus berjalan tanpa mengungkap detail identitas lebih lanjut. Masyarakat pun masih menanti kejelasan dari pihak terkait apakah benar sosok AP adalah Arnold Putra atau bukan.