Brilio.net - Bicara Jakarta, macet masih menjadi kesan yang melekat. Bukan cuma jalan protokol, tol pun bisa macet yang bikin orang ngelus dada sampai nangis, kalau nggak terbiasa.

Tapi, sekali pun terbiasa hidup di Jakarta dengan masalah macetnya yang amit-amit, pasti sekali waktu kamu ngomel sendiri. Bahkan ngomelmu itu menyangkut ruas-ruas jalan yang sering jadi 'sarang' mobil mengular puluhan meter.

Nah, beberapa waktu belakangan beredar di media sosial nama-nama tokoh pahlawan yang selalu 'disumpah-serapahi' ketika terjadi macet di ibu kota lho. Duh, padahal bukan mereka ya, yang menyebabkan kemacetan. Mau tahu siapa aja?

Dikutip brilio.net dari akun Twitter Faizal Iskandar, @monstreza, Rabu (1/6), berikut empat tokoh tersebut:

pahlawan macet © 2016 brilio.net



1. Gatot Subroto.

pahlawan macet © 2016 brilio.net foto: kebudayaanindonesia.net


Dikutip dari biografiku.com, Gatot Subroto memiliki gelar Jenderal. Sejak masih muda, dia aktif membela negara. Pria kelahiran Banyumas, 10 Oktober 1909 ini pernah menjadi anggota Pembela Tanah Air (PETA), Tentara Keamanan Rakyat (TKR) setelah kemerdekaan Indonesia, menjadi Gubernur Militer Daerah Surakarta dan sekitarnya yang berhasil menghentikan pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI), sampai menjadi Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad)

Nah, namanya menjadi nama sebuah jalan, Jalan Gatot Subroto di Jakarta Selatan. Di sini adalah titik macet parah. Apalagi pada 5 April lalu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menghapus aturan 3 in 1. Duh, tambah menyiksa tuh macetnya!


2. MT Haryono.

pahlawan macet © 2016 brilio.net foto: kebudayaanindonesia.net


Nama lengkapnya Mas Tirtodarmo Haryono. Dikutip dari biografiku.com, pria kelahiran Surabaya pada 20 Januari 1924 ini fasih tiga bahasa Internasional, yakni Belanda, Inggris, dan Jerman. Tak pelak menjadikannya penyambung lidah setiap kali ada perundingan. Jiwa nasionalisnya menjadikannya menjadi Pahlawan Revolusi.

Sayangnya di sisi lain, juga menyebabkan MT Haryono menjadi incaran penculikan dan pembunuhan PKI karena menjadi petinggi Angkatan Darat yang menolak pembentukan Angkatan kelima. Angkatan kelima merupakan ide dari PKI untuk mempersenjatai kaum buruh dan tani.

Nah, bicara macet, jalan bernama MT Haryono juga jadi 'sarang'nya. Jalanan ini membentang dari Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur sampai Pancoran, Jakarta Selatan, sepanjang kurang lebih 3,5 kilometer. Wah, kalau macet parah ya, mati kutu!


3. Rasuna Said.

pahlawan macet © 2016 brilio.net

foto: sangpencerah.com


Hajjah Rangkayo Rasuna Said adalah wanita Minangkabau yang aktif dalam dunia politik Tanah Air. Dia lahir pada 14 September 1910. Sebagaimana dikutip dari tokohindonesia.com, Rasuna Said menjadi wanita paling vokal menentang ketidakadilan penjajahan, baik pada masa penjajahan Belanda maupun Jepang.

Dengan perjuangannya itu, dia pernah dipenjara di Semarang pada tahun 1932. Setelah Indonesia merdeka, Rasuna Said menduduki anggota Dewan Dewan Perwakilan Sumatera mewakili Sumatera Barat, lalu menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat (DPR RIS), dan akhirnya menjadi Dewan Pertimbangan Agung.

Nah, nama Rasuna Said juga diabadikan menjadi nama jalan protokol di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Penyebab macetnya bisa macam-macam walaupun ada yang nggak setiap harinya terjadi, mulai dari jam pergi dan pulang kantor, ada titik pemberhentian bus TransJakarta menurunkan penumpang, sampai demo Front Pembela Islam (FPI) terhadap Ahok atau Kedubes Australia.

Apalagi di jalan ini, ada gedung-gedung administrasi penting, misal Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yang beberapa kali jadi sasaran demo.


4. Tendean.

pahlawan macet © 2016 brilio.net foto: goodnewsfromindonesia.org


Pierre Andreas Tendean lahir di Batavia, Hindia Belanda, sekarang Jakarta, pada 21 Februari 1939. Ajudan Jenderal AH Nasution ini gugur dalam usia muda, 26 tahun, karena menjadi korban penculikan dan pembunuhan keji PKI pada 1 Oktober 1965. Pahlawan Revolusi ini pernah mengenyam pendidikan teknik Angkatan Darat dan inteligen, sebagaimana dikutip dari biografipahlawan.com.

Namanya diabadikan menjadi nama jalan utama di ibu kota guna mengenang jasa-jasanya. Ternyata, di ruas jalan yang terletak di Jakarta Selatan ini juga menjadi titik macet. Karena merupakan jalan protokol dan dalam beberapa waktu terakhir ini sedang dibangun jalan layang Ciledug-Tendean untuk jalur khusus transjakarta koridor XIII.

Wah, kalau di kotamu, jalan bernama tokoh siapa yang sering macet, Sobat Brilio? Boleh dong, dibagi infonya di kolom komentar..