Brilio.net - Stratifikasi sosial berasal dari bahasa latin yaitu 'stratum' yang memiliki arti tingkatan, sementara 'socius' memiliki arti teman atau masyarakat. Jika diartikan secara lengkap stratifikasi sosial adalah tingkatan sosial yang ada di dalam masyarakat.
Stratifikasi sosial identik dengan konsep kekuasaan, namun disisi lain juga memiliki keterkaitan dengan konsep status sosial. Dengan adanya status sosial, maka perbedaan-perbedaan yang ada didalamnya mempengaruhi stratifikasi sosial.
BACA JUGA :
Integrasi adalah proses pembauran, pahami pengertian dan faktornya
Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya banyak perbedaan antar individu maupun kelompok, adanya keberagaman dalam kelompok masyarakat merupakan fenomena sosial yang memiliki sifat horizontal dan vertikal.
Nah, untuk memahami lebih lanjut tentang penjelasan lengkap mengenai stratifikasi sosial, berikut brilio.net lansir dari berbagai sumber pada Senin (23/5).
BACA JUGA :
Korupsi adalah penyalahgunaan, ini pengertian, jenis, dan dampaknya
Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang definisi stratifikasi sosial, diantaranya sebagai berikut.
1. Soerjono Soekanto.
Stratifikasi sosial adalah pembedaan posisi seseorang atau kelompok dalam kedudukan berbeda-beda secara vertikal.
2. Robert M.Z. Lawang.
Stratifikasi sosial diartikan sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut dimensi kekuasaan, privilege, dan prestise.
3. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt.
Stratifikasi sosial adalah sistem perbedaan status yang berlaku dalam suatu masyarakat.
4. Pitirin A. Sorokin.
Stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat, yang diwujudkan dalam kelas tinggi, kelas sedang, dan kelas rendah.
5. Bruce. J. Cohen.
Stratifikasi sosial adalah sistem yang menempatkan seseorang sesuai dengan kualitas yang dimiliki dan menempatkan mereka pada kelas sosial yang sesuai.
Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial.
Adanya stratifikasi sosial tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur yang ada di dalamnya, berikut ini unsur-unsur stratifikasi sosial yang perlu diketahui.
1. Status.
Status merupakan kedudukan. Dalam artian lain, menurut Paul. B. Horton status adalah suatu posisi masing-masing orang dalam sebuah kelompok sosial. Berikut ini macam-macam cara memperoleh status.
- Ascribed status, merupakan kedudukan yang diperoleh seseorang melalui kelahiran, contohnya kedudukan diperoleh karena kelahiran dari orang tua bangsawan.
- Achieved status, merupakan kedudukan seseorang yang diperoleh dengan usaha, contohnya dengan mencapai gelar sarjana di perguruan tinggi.
- Assigned status, merupakan kedudukan seseorang yang diperoleh melalui pemberian, misal gelar dan kehormatan karena dianggap berjasa.
2. Peranan sosial.
Peranan sosial merupakan keinginan yang didalamnya ditemui seperangkat peran atau role set yang dimiliki seseorang pada posisi tertentu. Dapat dipahami dalam suatu status sosial tidak hanya ditemukan satu peran saja, melainkan ada sejumlah peran lainnya yang saling berhubungan. Contohnya, seorang guru juga berperan sebagai ayah atau ibu.
3. Kelompok.
Kelompok merupakan sejumlah individu yang mempunyai norma-norma, nilai-nilai, serta keinginan yang secara tidak langsung semu faktor ini saling berhubungan satu sama lain. kelompok berperan penting, karena dalam suatu kehidupan masyarakat selalu berinteraksi.
4. Lembaga.
Lembaga adalah pola organisasi dari kepercayaan serta perilaku yang ditunjukan pada pemenuhan kebutuhan sosial tertentu. Dengan adanya lembaga sangatlah penting, karena dapat membantu masyarakat dalam mencapai tingkat kebutuhan tertentu.
Sifat stratifikasi sosial dapat dibedakan menjadi tiga, diantaranya sebagai berikut.
1. Stratifikasi sosial tertutup (Closed Social Stratification).
Sifat stratifikasi sosial tertutup ini membatasi seseorang untuk melakukan mobilitas baru atau berpindah lapisan, baik itu lapisan atas maupun lapisan bawah. Dalam pelapisan ini, salah satu jalan untuk memasukinya atau berpindah hanya melalui kelahiran, contohnya pada masyarakat yang memiliki kasta tinggi.
2. Stratifikasi sosial terbuka (Opened Social Stratification).
Dalam sifat stratifikasi sosial terbuka, setiap anggota masyarakat memiliki kesempatan untuk melakukan mobilitas atau berpindah dari satu lapisan ke lapisan lainnya. Contohnya, lapisan sosial ini dapat ditemui pada negara maju atau negara industri.
3. Stratifikasi sosial campuran.
Dalam sifat stratifikasi sosial nggak hanya terbuka maupun tertutup, melainkan juga campuran. Pada sisi budaya, sifat ini menggunakan sistem pelapisan sosial tertutup, sedangkan dalam sistem ekonomi menggunakan sifat terbuka. Maka dari itu, setiap masyarakat dapat melakukan mobilitas berdasar kecakapannya tanpa memandang latar belakang kasta.
Berikut ini dasar stratifikasi sosial yang digunakan untuk menggolongkan suatu masyarakat dalam sebuah pelapisan sosial.
1. Kekayaan (Capital).
Kekayaan dapat dilihat dari kepemilikan harta beda. Semakin banyak harta benda dari masing-masing orang makan orang tersebut akan mendapatkan posisi yang tinggi dan terpandang.
2. Kekuasaan (Power).
Jika dilihat dari kepemilikan atau wewenang, kekuasaan yang paling besar akan mengantarkan seseorang berada pada kedudukan yang tinggi.
3. Kehormatan (Privilege).
Apabila seseorang memiliki dan menempati posisi yang tertinggi sudah pasti dalam lapisan sosial masyarakat orang tersebut sangat dihormati dan disegani.
4. Ilmu pengetahuan (Science).
Apabila terdapat orang yang memiliki level ilmu pengetahuan yang tinggi, maka orang tersebut akan menempati posisi yang tinggi dan dihormati.
Sumber: Agung dan Rahajo. 2009. Buku Kantong Sosiologi SMA IPS. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.