Brilio.net - Skripsi selalu jadi hal yang ditakuti mahasiswa karena biasanya harus ditulis panjang banget, bisa sampai ratusan halaman. Dari yang biasanya cuma bikin tugas belasan lembar, mahasiswa dituntut bikin karya ilmiah ribuan kata, jelas bikin stres.
Tapi ternyata, nggak semua skripsi harus setebal itu. Lewat akun TikTok @syah_aries, seorang mahasiswa nunjukin kalau skripsinya cuma 10 halaman. Videonya langsung viral karena banyak yang ngeremehin. Ada yang bilang bisa dikerjain sehari, bahkan ada yang nuduh dia lulus gara-gara bayar dosen.
BACA JUGA :
Kisah perjuangan mahasiswa asal Papua nyelesain skripsi pakai HP, bukti keterbatasan bukan penghalang
Ternyata, ada alasan kuat di balik skripsi super tipis itu. Bukan karena malas, tapi karena kampus tempatnya kuliah udah nggak lagi mewajibkan skripsi konvensional sebagai syarat kelulusan.
foto: TikTok/@syah_aries
BACA JUGA :
Kejarlah dosen hingga ke Gunung Lawu, perjuangan mahasiswa dapet acc skripsi ini bikin geleng kepala
Alih-alih, mahasiswa bisa menjadikan artikel yang terbit di jurnal dengan kriteria tertentu. Adapun, pengunggah sudah menerbitkan artikel yang terbit di jurnal internasional dan terindeks Scopus. Jadi, bisa dibilang, tugas akhir pengunggah itu merupakan artikel jurnal yang sudah terbit sebelumnya.
foto: TikTok/@syah_aries
Tebalnya, mulanya cuma 9 halaman. Namun, untuk syarat administratif di kampus, artikel itu harus dialihkan ke bentuk skripsi. Jadilah pengunggah memiliki skripsi yang cuma 10 halaman itu.
Pengunggah juga mencoba menampik omongan bahwa karya tulisnya itu bisa dikerjakan dalam waktu sehari. Sebab kenyataannya, ia mengerjakannya dalam waktu 6-8 bulan.
Penelitiannya pun diikutsertakan dalam Pekan Kreativitas Mahasiswa yang diadakan Pusat Prestasi Nasional, salah satu unit organisasi di bawah Kemendikbud. Lebih dari itu, penelitian pengunggah itu lolos seleksi hingga ke tahap Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) yang terkenal akan seleksi ketatnya.
foto: TikTok/@syah_aries
Alhasil, video tersebut viral di TikTok. Hingga artikel ini ditulis, video tersebut telah ditonton 10 juta kali, disukai 421,2 ribu kali, dan dikomentari 6161 kali. Beberapa komentarnya tertulis sebagaimana berikut.
"ini biasanya jurnal gasih terus harus tembus SINTA kalo gasalah," ujar akun @riridumpieeeee.
"setau gw jurnal yg lolos publish internasional itu lebih berat ketimbang skripsi yg berorientasi sekitaran kampus.Jd kalo jurnal lu lolos,lu hebat!" tulis akun @lanegierson.
FAQ yang Banyak Dicari
1. Apakah skripsi masih wajib untuk lulus S1 di Indonesia?
Nggak semua. Sejak 2020, Kemendikbudristek kasih opsi lain selain skripsi, seperti proyek, publikasi ilmiah, prototipe, atau karya inovatif.
2. Kampus mana saja yang sudah nggak mewajibkan skripsi?
Beberapa kampus sudah mulai menerapkan aturan ini, biasanya tergantung kebijakan fakultas dan jurusan, mengikuti Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM).
3. Kenapa ada skripsi yang bisa pendek banget?
Karena skripsi bukan lagi dilihat dari jumlah halaman, tapi dari bobot karya dan kualitas penelitian. Ada yang berupa laporan proyek atau prototipe, jadi jauh lebih ringkas.
4. Apakah skripsi 10 halaman bisa diakui sah sebagai syarat kelulusan?
Kalau sesuai aturan kampus dan sudah disetujui dosen pembimbing serta penguji, sah dan bisa dipakai untuk lulus.
5. Apa alternatif skripsi selain penelitian panjang?
Alternatifnya bisa berupa karya kreatif, prototipe, publikasi jurnal, magang dengan laporan, atau proyek pengabdian masyarakat.