1. Home
  2. ยป
  3. Wow!
6 Juli 2021 17:57

Kisah wanita blasteran Bali-Jepang yang jadi translator orang tuanya

"Ibuku bisa bahasa Bali, bapakku bisa bahasa Jepang. Tapi untuk bisa sama-sama ngerti tuh lama banget. Jadi kadang aku yang jelasin," katanya. Syifa Fauziah
foto: Instagram/@ayusakura_

Brilio.net - Menjadi seorang anak yang lahir dari orang tua yang beda negara tentu menjadi keuntungan tersendiri. Selain memiliki paras yang cantik, seseorang yang memiliki darah blasteran tentu mengenal cultur budaya yang berbeda.

Hal itu pula yang dirasakan oleh salah satu TikTokers bernama Ayu Sakura. Ayu Sakura sendiri merupakan perempuan blasteran Bali dan Jepang. Ayahnya, I Wayan Sugita berasal dari Bali sementara sang ibu, Yasuyo Ishii berdarah Jepang.

BACA JUGA :
Potret 13 seleb blasteran dan sang ibu yang asli Indonesia


Berada di tengah-tengah orang tua yang berbeda negara dan bahasa tentu menjadi hal menarik tersendiri baginya. Seperti sebuah video yang ia unggah di akun TikTok-nya hingga viral di jagat maya. Saat itu, sang ayah tengah serius menjelaskan ke ibunya saat salah menyalahkan saklar lampu. Namun sang ibu tak paham dengan maksud ayahnya. Akhirnya, Ayu pun yang menjadi translator dan menjelaskan maksud ayahnya.

Rupanya, kejadian itu pun tak sekali ia alami. Saat dihubungi brilio.net, Ayu pun bercerita bahwa perbedaan pemahaman sering terjadi antara keluarganya. Orang tuanya kerap tak saling paham saat berbicara.

"Kalau pembicaraan yang santai mereka saling paham tapi kalau yang berat kaya pendidikan, kesehatan, dan bahasa-bahasa gaul mereka nggak ngerti," ujarnya saat dihubungi lewat sambungan telepon baru-baru ini.

"Sebenernya mereka saling paham ibuku juga bisa bahasa Bali, bapakku bisa bahasa Jepang. Tapi untuk bisa sama-sama ngerti tuh lama banget. Jadi kalau ada aku, kadang aku yang jelasin," tambahnya.

Menariknya, dalam keseharian di keluarga Ayu ini menggunakan dua bahasa, Jepang dan Bali. Bahkan Ayu mengaku saat kecil ia sempat tak bisa bahasa Indonesia.

"Ibu bapakku kan punya bahasa ibunya sendiri. Bapakku selalu pakai bahasa Bali. Kalau ibu aku, bahasa ibunya bahasa Jepang. Jadi yang susah itu sebenarnya ibu bapakku, sih. Karena kan mereka punya bahasa ibu masing-masing," jelasnya.

"Dulu aku nggak bisa bahasa Indonesia. Jadi bapakku ambil kesimpulan, masa orang Indonesia nggak bisa ngomong bahasa Indonesia, jadi aku dimasukkin di sekolah negeri. Aku belajar Bahasa Indonesia di sekolah," sambungnya.

Ayu pun bercerita awal pertemuan kedua orang tuanya. Kala itu, saat sang ibu yang hobi pelesiran datang ke Bali. Saat itu, ayah ibunya saling dikenalkan oleh teman mereka. Hal menarik adalah saat berkomunikasi keduanya saling tak paham dengan bahasa masing-masing.

"Zaman dulu kan belum ada Google translate, kamus juga untuk yang Indonesia-Jepang itu susah banget dibanding Indonesia-Inggris. Jadi ibu bapakku komunikasinya dari gerak-gerik aja. Misal mau makan, nunjuk tempat makan," paparnya kepada brilio.net.

Meski berbeda bahasa dan budaya, namun kedua orang tuanya membuktikan bahwa mereka masih bisa bersama. Terbukti kini kedua orang tuanya sudah menjalin rumah tangga selama 24 tahun.

"Komunikasi ibu bapak aku lancar cuma beda bahasa aja," katanya.

Ayu juga mengatakan sebelum videonya viral, ia memang kerap mengunggah video mengenai keluarganya. Ia pun tak menyangka kalau salah satu unggahannya viral.

"Aku sering upload vieo lucu keluargaku karena temen-temenku itu suka keluargaku. Jadi sebelum viral pun sering upload (video) keluargaku. Ternyata viral di toktok," ucapnya.

Rupanya, menjadi anak blasteran tak selalu menguntungkan. Pemilik nama lengkap Ni Putu Ayu itu pun menjelaskan bahwa saat kecil ia sering diledek oleh teman-temannya yang heran dengan dirinya keturunan Jepang. Beruntungnya, ia anaknya cuek sehingga tak memikirkan omongan temannya.

"Muka aku nggak blasteran, adek aku yang Jepang. Paling sering ditanya, 'kok namanya Sakura?', 'bapaknya pernah kerja di Jepang yah?'. Tapi yang aku inget pas pelajaran IPS sering keluar tentang Jepang. Jadi diledek temen, 'ih Jepang, Jepang, gitu,'. Zaman aku SD dan SMP blasteran masih dikit, jadi kalau diledek gitu dalam hati, 'kakek aku loh itu dulu, aku belum lahir'. Kalau kaya gitu ada aja, tapi nggak pernah nanggepin. Aku lumayan kuat," pungkasnya.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags