1. Home
  2. ยป
  3. Serius
22 Februari 2019 08:12

Tawon terbesar sejagat ditemukan di Indonesia

Indonesia menyimpan kekayaan keragaman flora dan fauna. Kurnia Putri Utomo

Brilio.net - Indonesia menyimpan kekayaan keragaman flora dan fauna. Data terkini keanekaragaman hayati Indonesia (LIPI, 2014) menunjukkan bahwa jumlah keanekaragaman spesies yang tercatat terdiri dari 1.500 spesies alga, tanaman sporophytic seperti 80.000 spesies jamur, 595 spesies lichen, 2.197 spesies pakis, dan 30.000 - 40.000 spesies spermatophytes.

Jumlah ini menyumbang 15,5% dari total flora dunia, sementara fauna terdiri dari 8157 spesies vertebrata seperti mamalia, burung, reptil dan amfibi dan ikan dan invertebrata dengan 1900 spesies kupu-kupu yang berkontribusi 10% dari spesies dunia.

BACA JUGA :
15 Potret kucing Maine Coon ukuran besar di dunia, bikin melongo


Beberapa fauna unik juga tersimpan di Indonesia. Baru-baru ini para biologis internasional menemukan lebah terbesar di dunia.Tawon yang memiliki nama ilmiah Megachile pluto itu ditemukan di Pulau Bacan, Maluku Utara, Indonesia.

Dilansir brilio.net dari bigthink.com, Jumat (22/2) tawon raksasa ini dulunya ditemukan oleh pemerhati alam Alfred Russel Wallace pada tahun 1859. Saat itu Wallace mendeskripsikan ukuran lebah empat kali dari tawon biasa. Seperti diketahui, tawon biasa ukurannya sekitar 1 cm.

"Serangga besar seperti tawon hitam, dengan rahang yang sangat besar seperti kumbang rusa," begitu deskripsi Wallace.

BACA JUGA :
10 Hewan ditaruh tangan ini dijamin auto bikin merinding

Namun sejak penemuan itu, lebah raksasa tidak ditemukan lagi. Diduga lebah tersebut mulai punah karena kerusakan hutan.

Pada tahun 1981, seorang ahli biologi Adam Messer menemukan sarang lebah raksasa di Pulau Bacan dan sekitarnya. Penduduk lokal mengatakan sangat jarang menemukan sarang lebah raksasa itu. Sejak saat itu, sarang lebah raksasa belum ditemukan lagi.

Beberapa tahun berlalu, ahli ilmu serangga di American Museum of Natural History,Eli Wyman dan fotografer Clay Bolt mencari lebah raksasa ini. Pada tahun 2018 keduanya melihat lebah ini dijual seharga Rp 126 juta di eBay. Hal ini membaut keduanya lebih semangat mencari lebah ini di Indonesia.

"Kami memutuskan bahwa kami harus pergi ke sana. Nomor satu, untuk melihatnya di alam liar, untuk mendokumentasikannya, tetapi juga untuk membuat kontak dengan warga lokal di Indonesia yang dapat mulai bekerja dengan kami sebagai mitra untuk mencoba dan mencari cara bagaimana melindungi lebah,"jelas Bolt.

Pada bulan Januari 2019, mereka berhasil menemukan lebah raksasa ini di sebuah sarang rayap. "Sungguh menakjubkan melihat 'bulldog terbang' serangga yang kami tidak yakin ada lagi. Untuk benar-benar melihat betapa indah dan besarnya spesies ini dalam kehidupan, mendengar suara sayapnya yang raksasa saat terbang melewati kepalaku, sungguh luar biasa," ujar Bolt.

Penemuan ini juga memicu ketakutan di anatara ilmuwan dan ahli konservasi. Keberadaan lebah ini mungkin akan menarik perhatian orang-orang untuk mengoleksinya. Namun para ilmuwan berusaha menjadikan tawon sebagai binatang yang dikonservasi untuk memastikan spesiesnya dilindungi dan tidak punah.

"Kami tahu bahwa mengeluarkan berita tentang penemuan kembali ini bisa memberi risiko besar mengingat banyaknya permintaan, tetapi kenyataannya adalah bahwa kolektor yang tidak bermoral sudah tahu bahwa tawon ada di luar sana. Dengan menjadikan lebah sebagai unggulan dunia yang terkenal untuk konservasi, kami yakin bahwa spesies ini memiliki masa depan yang lebih cerah daripada jika kita membiarkannya diam-diam dikumpulkan," ujar Robin Moore, ahli biologi konservasi Global Wildlife Conservation.

Namun cukup susah memastikan bahwa sebuah spesies benar-benar punah. Apalagi untuk spesies serangga, akan sangat susah dilacak kepunahannya. Spesies lebih besar seperti badak mungkin lebih mudah dilacak keberadaannya.

Para peneliti dan ilmuwan biasanya memastikan sebuah spesies punah dengan mengumpulkan data mengenai ukuran populasi, data tentang perusakan habitat, mengumpulkan laporan penampakan dan memeriksa hal-hal yang ditinggalkan oleh hewan, seperti kotoran atau sarang terlebih dahulu. Namun survei seperti ini cukup sulit. Sulit mengatakan bahwa sebuah spesies sudah punah hanya karena kita tidak melihatnya selama 50 tahun.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags