Brilio.net - Kota Sibolga dikejutkan dengan kabar tragis seorang mahasiswa bernama Arjuna Tamaraya (21) yang tewas setelah menjadi korban pengeroyokan di area Masjid Agung Sibolga. Arjuna, yang tercatat sebagai warga Kelurahan Kalangan, Kabupaten Tapanuli Tengah, meregang nyawa setelah mengalami pengeroyokan brutal di tempat yang seharusnya menjadi tempat ibadah dan perlindungan. Insiden ini terjadi pada Jumat dini hari, 31 Oktober 2025, dan menjadi perhatian publik nasional lantaran rekaman CCTV pengeroyokan tersebut tersebar luas di media sosial.
Awalnya, Arjuna hanya berniat beristirahat sejenak di dalam Masjid Agung Sibolga setelah melakukan perjalanan. Namun, niat sederhana itu berubah menjadi mimpi buruk ketika seorang pria dengan inisial ZP melarangnya tidur di dalam masjid. Penolakan Arjuna untuk meninggalkan tempat istirahat itu memicu amarah pelaku, yang kemudian memanggil empat temannya hingga menjadi pengeroyokan massal yang berujung maut. Korban sempat menjalani perawatan di RSUD Dr. F.L. Tobing Sibolga, tapi nyawanya tidak bisa tertolong dan meninggal pada Sabtu pagi, 1 November 2025.
BACA JUGA :
Nanang gimbal dituntut 15 tahun penjara, ini kronologi pembunuhan aktor Mak Lampir Sandy Permana
Peristiwa memilukan ini tidak hanya menimbulkan duka mendalam bagi keluarga dan kerabat Arjuna, tapi juga menimbulkan keprihatinan luas di masyarakat terkait keamanan dan perlakuan terhadap musafir maupun pengunjung masjid. Satuan Reserse Kriminal Polres Sibolga telah menangkap tiga pelaku dan masih memburu dua lainnya, sambil terus mengusut kasus ini agar keadilan dapat ditegakkan bagi korban.
"Saat ini dua (pelaku) lagi masih dalam pengejaran pihak kepolisian," kata Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Sibolga AKP Suyatno, dihimpun brilio.net dari Liputan6.com
Kronologi mahasiswa tewas dianiaya di Masjid Agung Sibolga
Pada Jumat dini hari, 31 Oktober 2025 sekitar pukul 03.30 WIB, Arjuna Tamaraya datang ke Masjid Agung Sibolga untuk beristirahat setelah melakukan perjalanan jauh. Ia memasuki masjid dan berbaring di salah satu sudut untuk tidur. Tidak lama setelah itu, seorang pria berinisial ZP alias A (57) menegur dan melarangnya beristirahat di dalam masjid. Arjuna memilih untuk tetap beristirahat, sehingga memicu kemarahan pelaku.
BACA JUGA :
WNA Thailand curhat hp hilang, lapor polisi dicuekin, pilih minta bantuan damkar, begini endingnya
Merasa tertantang, ZP kemudian memanggil empat rekannya, yaitu HB alias K (46), SS alias J (40), dan dua pria lain yang masih dalam pengejaran polisi. Menurut keterangan Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Sibolga AKP Rustam E Silaban, kelima pelaku kemudian mengeroyok Arjuna secara brutal di dalam masjid. Korban dipukul bertubi-tubi hingga jatuh, kemudian diseret keluar masjid dalam keadaan tidak berdaya.
“Tidak berhenti di situ, korban juga dipijak dan dilempar menggunakan buah kelapa oleh salah satu pelaku hingga mengalami luka parah di bagian kepala," ungkap Rustam.
Rekaman CCTV memperlihatkan bagaimana Arjuna dipukuli dan diseret secara kasar hingga akhirnya tidak sadarkan diri. Warga yang melihat kejadian segera membawa korban ke rumah sakit umum daerah, namun setelah perawatan intensif, Arjuna meninggal dunia pada Sabtu pagi pukul 05.55 WIB akibat luka parah di kepala.
“Korban dinyatakan meninggal dunia akibat luka berat di kepala," ujar Rustam.
Polisi telah melakukan otopsi terhadap jasad Arjuna Tamaraya sebagai bagian dari proses penyidikan dan penegakan hukum. Setelah pemeriksaan selesai, jenazah korban telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan.
Para pelaku yang telah diamankan dikenai jeratan Pasal 338 KUHP tentang tindak pidana pembunuhan serta Pasal 170 ayat (3) KUHP mengenai tindakan kekerasan secara bersama-sama yang mengakibatkan meninggalnya seseorang.
"Penyidikan masih terus berlanjut. Kita memburu pelaku lainnya yang melarikan diri," Kata Rustam.
Pertanyaan yang sering diajukan
1. Apa penyebab utama pengeroyokan mahasiswa di Masjid Agung Sibolga?
Pengeroyokan dipicu oleh penolakan Arjuna Tamaraya untuk meninggalkan tempat istirahat di dalam masjid setelah ditegur seorang pria, yang kemudian memanggil teman-temannya untuk mengeroyok korban.
2. Berapa jumlah pelaku yang terlibat dalam kasus ini?
Terdapat lima pelaku yang terlibat dalam pengeroyokan ini. Polisi telah menangkap tiga pelaku dan masih memburu dua pelaku lainnya.
3. Bagaimana kondisi korban setelah pengeroyokan?
Arjuna mengalami luka berat di kepala akibat benturan dan pukulan. Ia sempat dirawat di rumah sakit, namun meninggal dunia pada hari berikutnya.