1. Home
  2. »
  3. Serius
8 September 2025 15:10

Kronologi kasus pria mutilasi pacarnya jadi 65 potongan di Mojokerto, sempat cekcok sebelum dibunuh

Tersangka bernama Alvi Maulana (24) dan sudah berhubungan dengan korban kurang lebih 4 tahun. Hapsari Afdilla
Merdeka.com; Liputan6.com

Brilio.net - Kasus mutilasi sadis yang terjadi di Pacet, Mojokerto berhasil menggegerkan publik Jawa Timur dan sekitarnya. Seorang pria bernama Alvi Maulana (24) tega menghabisi nyawa pacarnya berinisial TAS (25), lalu memutilasi jasad korban menjadi puluhan potongan yang sebagian dibuang di semak-semak wilayah Pacet. Tragisnya, Alvi dan TAS sudah menjalin hubungan cinta selama kurang lebih 4-5 tahun dan tinggal bersama di rumah kos di Surabaya.

Peristiwa mengerikan ini terjadi pada dini hari Minggu, 31 Agustus 2025, setelah terjadi cekcok hebat di antara mereka. Kabarnya, pertengkaran dipicu oleh rasa kesal Alvi terhadap tuntutan ekonomi dan gaya hidup yang diminta TAS. Saat malam itu, Alvi pulang larut dan harus menunggu karena pintu kos dikunci dari dalam oleh TAS yang sedang marah. Emosi memuncak saat itu, hingga akhirnya Alvi menusuk leher TAS yang tak berdaya, menewaskannya seketika.

BACA JUGA :
Pria ini tega mutilasi bibinya dengan alasan yang tak masuk akal


Bukan sampai situ saja, dengan latar belakang sebagai tukang jagal hewan, Alvi lalu menguliti dan memutilasi jasad TAS di kamar mandi kos menjadi ratusan bagian. Potongan-potongan korban disebar di beberapa titik dari jarak 50 sampai 100 meter di Dusun Pacet Selatan, serta sebagian disimpan dan dikubur di kamar kos. Kasus ini baru terungkap setelah salah satu warga menemukan potongan-potongan tubuh korban di semak-semak pada tanggal 6 September 2025.

Dihimpun brilio.net dari berbagai sumber, berikut ini kronologi lengkap kasus mutilasi di Pacet, Mojokerto, Senin (8/9).

Kronologi Penemuan Potongan Tubuh

BACA JUGA :
7 Momen pemakaman keluarga korban pembunuhan di Indramayu, isak tangis iringi penguburan

foto: Liputan6.com/Istimewa

Kapolres Mojokerto, AKBP Ihram Kustarto mengungkapkan kronologi penemuan potongan tubuh korban. Berawal dari seorang petani menemukan potongan kaki manusia saat sedang berkebun, dan segera melaporkan temuannya kepada Polsek Pacet.

"Selanjutnya tim bergerak dengan cepat yang tentunya tim ini merupakan tim yang sangat mahir terampil dan berkelas di bidangnya," ujarnya, dikutip Merdeka.com, Senin (8/9).

AKBP Ihram bilang kalau dirinya langsung berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur dan juga melibatkan relawan serta warga sekitar buat mencari bagian tubuh yang lain.

"Karena informasi beberapa waktu yang lalu juga ditemukan serpihan rambut," ucapnya.

Dengan bantuan anjing pelacak, tim akhirnya berhasil menemukan potongan tubuh korban lainnya. Setelah dilakukan pemeriksaan lebih dalam pada salah satu bagian tubuh itu, pihak berwenang bisa mengidentifikasi siapa terduga korban.

"Setelah kita datang ke alamat korban bahwa benar orang tuanya mengatakan tersebut. Selanjutnya dengan teknologi dan pengembangan yang kami lakukan tentunya dari digital forensik, kita bisa mengejar terduga pelaku yang saat itu sedang berada di salah satu kos-kosan di wilayah Surabaya," ujarnya.

AKBP Ihram juga menyebut kalau saat penggerebekan, tim menemukan beberapa bagian tubuh korban yang sudah dipotong kecil-kecil mirip potongan daging siap masak.

"Kemudian kami temukan juga beberapa serpihan tulang-tulang yang cukup banyak, bahkan sampai ratusan serpihan tulang, yang selanjutnya kami lakukan pendalaman bahwa benar yang bersangkutan melakukan kegiatan mutilasi terhadap korban," ucapnya.

Penemuan ini menunjukkan betapa seriusnya kasus yang sedang ditangani oleh pihak kepolisian.

Cekcok Sebelum Pembunuhan

foto: Merdeka.com

AKBP Ihram mengungkapkan kalau pelaku dan korban sudah berhubungan asmara sekitar tiga tahun. Keduanya bahkan tinggal bareng di satu indekos meski belum menikah secara resmi.

"Pelaku merasa kesulitan memenuhi kebutuhan ekonomi dan gaya hidup korban yang cenderung hedonis, seperti permintaan untuk selalu mendapatkan ponsel baru," jelasnya.

Hubungan pelaku dan korban kerap diwarnai cekcok. Malam saat kejadian, pelaku tidak bisa masuk ke kos karena pintunya sudah dikunci korban.

"Setelah menunggu selama satu jam, korban akhirnya membuka pintu. Namun, setelah itu, kembali terjadi pertengkaran, dan korban naik ke lantai atas, diikuti oleh pelaku," tambahnya.

"Dalam keadaan marah, pelaku mengambil pisau dan menusukkannya ke leher korban hingga menyebabkan kematian. Setelah itu, pelaku memutilasi tubuh korban di kamar mandi indekos," ungkap AKBP Ihram.

5 FAQ Seputar Kasus Mutilasi di Indonesia

Apa saja kasus mutilasi paling heboh di Indonesia?

Beberapa kasus terkenal antara lain kasus mutilasi di Mojokerto (2025), mutilasi Uswatun Khasanah di Ngawi (2025), kasus mutilasi di Padang Pariaman Sumbar (2025), mutilasi di Bekasi (2023), serta kasus mutilasi Setiabudi pada 1981 yang dianggap paling misterius.

Apa motif umum pelaku mutilasi di Indonesia?

Motif yang sering muncul adalah masalah asmara (kekesalan, sakit hati), tekanan ekonomi, perselisihan hubungan, dan dalam beberapa kasus terkait gangguan psikologis atau kriminalitas berat.

Siapa saja korban mutilasi yang paling terkenal?

Korban meliputi wanita muda seperti Uswatun Khasanah (29 tahun, Ngawi), TAS (25 tahun, Mojokerto), serta sejumlah korban tanpa identitas dalam kasus lama seperti Setiabudi 13 yang jasadnya ditemukan terpotong-potong.

Bagaimana polisi menangani kasus mutilasi di Indonesia?

Polisi umumnya bergerak cepat mengungkap kasus melalui penyelidikan intensif, penangkapan pelaku dalam waktu singkat hingga penggunaan forensik untuk memastikan identitas korban dan motif.

Apakah kasus mutilasi di Indonesia terus meningkat?

Dalam beberapa tahun terakhir terjadi beberapa kasus mutilasi secara berturut-turut di berbagai daerah, memicu kekhawatiran akan tren kejahatan ini, meski banyak juga yang didasari motif personal dan kejadian unik di tiap daerah.

SHARE NOW
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags