1. Home
  2. ยป
  3. Serius
26 September 2019 15:01

Demo mahasiswa, ini 4 dampaknya terhadap ekonomi Indonesia

Mahasiswa menolak sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dinilai tidak pro rakyat. Hira Hilary Aragon
foto: merdeka.com/Arie Basuki

Brilio.net - Sejak 23-24 September 2019, terjadi demo di banyak daerah di Indonesia. Massa melakukan aksi di depan DPR protes mengenai RUU KUHP dan UU KPK yang baru. Menariknya, sejumlah massa yang turun ada mahasiswa dan pelajar.

Dilansir dari merdeka.com, Kamis (26/9) Menteri Keuangan Sri Mulyani berharap aksi demo mahasiswa tidak mengganggu stabilitas ekonomi Indonesia. Ia berharap situasi ini bisa mendapat jalan keluar, sehingga suasana panas bisa mereda.

BACA JUGA :
Komentari demonstrasi mahasiswa, Melody Prima malah dihujat


Pihaknya saat ini tengah berupaya keras untuk menahan dampak laju perlambatan ekonomi global ke perekonomian dalam negeri. Bahkan risiko perlambatan ekonomi global pun mulai terkendali, di mana bank sentral di Eropa dan Amerika Serikat sudah melakukan penurunan suku bunga dan pelonggaran kuantitatif (quantitative easing).

"Dari beberapa yang sudah memberikan sentimen yang relatif lebih positif seperti penurunan suku bunga dan quantitative easing yang dilakukan di Eropa dan Amerika Serikat harusnya itu memberikan sedikit jeda dan ruang untuk emerging market (negara-negara berkembang), termasuk Indonesia," kata dia.

Di sisi lain, investor-investor asing masih percaya terhadap kondisi stabilitas geopolitik di Indonesia. Terbukti selama April hingga Agustus 2019, aliran modal asing yang masuk ke Indonesia bergerak positif. "Selama ini kan semenjak April hingga Agustus kemarin kita mendapatkan cukup banyak positif capital in ke Indonesia," jelasnya.

BACA JUGA :
5 Ambulans Pemprov DKI ketahuan angkut bensin & batu saat rusuh

Oleh karena itu, dirinya berharap seluruh pihak dapat menjaga momentum stabilitas ekonomi dan politik di Tanah Air. Itu dilakukan untuk meredam dampak-dampak yang didatangkan dari eksternal.

"Situasi sekarang ini mungkin perlu untuk kita semua menjaganya untuk mengembalikan momentum dan stabilitas, sehingga kita juga lebih fokus kepada risiko yang berasal dari luar," ucap Sri Mulyani.

Seperti diketahui, ribuan mahasiswa kembali turun ke jalan. Tuntutan mereka sama. Menolak sejumlah Rancangan Undang-Undang (RUU) yang dinilai tidak pro rakyat. Mulai dari RUU KUHP, revisi UU KPK, hingga RUU Pertanahan. Berikut ini 4 dampak demo pelajar dan mahasiswa terhadap ekonomi Indonesia.

1. Rupiah melemah.

foto: merdeka.com

Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Destry Damayanti menyebutkan hari ini nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) bergerak melemah. Salah satunya disebabkan adanya aksi demonstrasi selama 2 hari.

"Rupiah hari ini agak sedikit melemah di level 14.135 padahal kemarin kemarin Rupiah sudah anteng di bawah 14.100," kata dia, dalam sebuah acara diskusi di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (25/9).

Mengutip Bloomberg, Rupiah dibuka di level Rp 14.120 saat pembukaan pagi hari ini atau melemah dibanding penutupan sebelumnya Rp 14.113. Usai pembukaan, Rupiah terus mengalami pelemahan. Hingga siang ini Rupiah berada pada level 14.135.

Selain dari sisi domestik, faktor eksternal dari kondisi global juga turut mempengaruhi pelemahan Rupiah tersebut. Kendati demikian, BI akan terus menjaga stabilitas moneter.

"Dan oleh karena itu upaya sedang kami jalankan bahwa menjaga stabilitas di pasar uang khususnya di BI dan valas jadi satu keharusan jika inginkan pertumbuhan ekonomi berkelanjutan," tutupnya.

Berdasarkan Kurs Referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI), rupiah dipatok di angka 14.134 per USD. Melemah jika dibandingkan dengan patokan pada tanggal (24/9) yang ada di angka 14.099 per USD.

Berdasarkan data BI, pada September 2019, Rupiah mencatat apresiasi 0,9 persen secara point to point (ptp) dan 1,0 persen secara rerata dibandingkan dengan level Agustus 2019. Dengan perkembangan tersebut Rupiah sejak awal tahun sampai dengan 18 September 2019 tercatat.

2. IHSG melemah.

foto: merdeka.com

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terus melanjutkan pelemahan hingga Rabu (25/9). Ini telah berlangsung selama 3 hari berturut-turut sejak senin lalu.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI, Laksono Widodo mengungkapkan saat ini berita Indonesia di kancah internasional memang selalu terkait kondisi politik. Itu tentu saja mempengaruhi sentimen pasar terhadap kondisi di dalam negeri.

"Memang kebetulan berita yang keluar di Indonesia lebih banyak berita politik, itu tentunya cukup membawa pengaruh ke pasar," kata dia, saat ditemui di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (25/9).

Pada pra pembukaan perdagangan hari ini, IHSG turun ke level 6.121,49. Pada pembukaan pukul 09.00 waktu JATS, IHSG lanjut terjun bebas hingga 49 poin atau 0,81 persen ke 6.088,09.

Sementara itu, indeks saham LQ45 juga turun 1,36 persen ke posisi 948,50. Sebagian besar indeks saham acuan bergerak di zona merah. Pada awal pembukaan perdagangan, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 6.126,86 dan terendah di 6.086,16.

Dia menjelaskan, berita politik erat kaitannya dengan perspektif investor. Terutama yang mengincar kondisi positif.

"Dalam arti kata, orang lagi mencari katalis positif namun kebetulan beritanya politik yang lagi kurang bagus. Mungkin penyebab utamanya boleh dibilang itu," keluhnya.

Kendati demikian, dia mengungkapkan investor belum terlalu menyoroti kisruh politik yang tengah terjadi di Indonesia. Sebab kondisi saat ini diperkirakan hanya berlangsung sementara waktu saja.

"Kondisi politik ini bisa berlarut larut sepertinya tidak. Kalau kita lihat kan sudah mencapai kata sepakat mengenai beberapa UU yang ditunda pembahasannya, dan kami lihat IHSG masih merah hari ini tapi tidak parah banget. Jadi mungkin diharapkan dalam beberapa hari ini kondisinya bisa lebih normal dalam arti sentimen politiknya kalau tidak berkelanjutan bisa balik lagi ke posisi yang lebih fundamental," tutupnya.

3. Status Palmerah lumpuh.

foto: merdeka.com

Kahumas PT KAI Daop 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan, sejak pukul 16.50 sampai kini, sejumlah perjalanan kereta dari arah Tanah Abang menuju Serpong dan sebaliknya belum dapat melintas di area Stasiun Palmerah. Hal tersebut merupakan salah satu dampak demo pelajar yang terjadi siang tadi.

"Belum dapat melintas di area Stasiun Palmerah karena masih beberapa titik jalur rel masih dipadati kerumunan warga," ujar Eva.

Eva melanjutkan, KAI Daop I telah menempatkan sejumlah personil di lapangan untuk terus memastikan keamanan jalur untuk dapat dilalui kereta. Dia mengimbau masyakarat yang akan ke Serpong mencari alternatif lain apabila ingin tiba lebih cepat ditujuan.

"Warga yang akan menuju area lintas barat serpong/maja/rangkasbitung dan tetap ingin menggunakan kereta diimbau untuk mencari alternatif stasiun selain Palmerah atau dapat menggunakan moda transportasi lainnya," paparnya.

Sementara itu, VP Corporate Communication PT Kereta Commuter Indonesia, Anne Purba mengatakan, situasi di dalam Stasiun Palmerah saat ini masih dipadati berbagai kelompok baik dari siswa maupun penumpang KRL rutin. Meski padat, situasi di dalam stasiun hingga sore hari ini masih aman.

Namun demikian, situasi di luar stasiun saat ini masih tidak kondusif sehubungan dengan adanya kerumunan massa di luar stasiun. Untuk tetap dapat melayani pengguna, PT Kereta Commuter Indonesia melakukan rekayasa operasi.

"KRL Commuter Line dari arah Rangkasbitung / Maja / Parungpanjang / Serpong tujuan Tanah Abang diatur hanya sampai Stasiun Kebayoran. Selanjutnya KRL Commuter Line dari Stasiun Kebayoran akan kembali ke arah Rangkasbitung / Maja / Parungpanjang / Serpong," jelasnya.

PT KCI mengimbau pengguna KRL tujuan Stasiun Jurang Mangu, Sudimara, Rawa Buntu dan seterusnya dapat menuju ke Stasiun Kebayoran untuk menggunakan KRL. PT KCI juga mengimbau masyarakat dan para pengguna KRL untuk menjaga ketertiban dan keselamatan bersama dengan tidak berkerumun di sekitar jalur rel serta bersama-sama menjaga sarana dan prasarana perkeretaapian yang merupakan fasilitas publik.

4. ADB kaji dampa demo ke investasi.

foto: merdeka.com

Ribuan mahasiswa melakukan demonstrasi di kawasan perkantoran Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada Selasa (24/9) kemarin. Ada beberapa tuntutan yang disampaikan terkait protes Rancangan Undang-undang (RUU) KPK dan Rancangan Undang-Undang Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RUU KUHP).

Direktur Asian Development Bank (ADB) untuk Indonesia Winfried Wicklein mengatakan, pihaknya belum bisa memproyeksi dampak demo tersebut terhadap investasi di Indonesia. Hal tersebut tidak bisa disimpulkan hanya dengan melihat satu kejadian saja.

"Terlalu dini untuk kita bisa proyeksi itu. Kami belum memasukkan variabel itu dalam analisis itu. Tapi kami akan analisis," ujar Winfried.

Winfried melanjutkan, dalam menanamkan dana di suatu negara investor tidak hanya melihat satu faktor. Ada beberapa faktor yang menjadi pertimbangan di antaranya kemudahan berusaha dan juga ketersediaan infrastruktur. Kemudian juga kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

"Ini belum terlambat dan banyak pekerjaan rumah yang harus dikerjakan. Permudah investasi untuk domestik dan asing. Ini krusial. Investasi infrastruktur juga harus terus dilanjutkan. Lalu sumber daya manusia juga," jelasnya.

Terhadap beberapa faktor itu, Winfried menambahkan, Indonesia harus mampu bersaing meningkatkan kualitasnya sehingga mampu bersaing dengan negara asing. "Indonesia harus terus bersaing dengan negara lain, terus me-reform, karena negara lain juga terus melakukan perbaikan," tandasnya.

Sebelumnya, Mahasiswa di sejumlah daerah menggelar demonstrasi serentak pada Senin (23/9) dan Selasa (24/9) kemarin. Mereka menolak rancangan undang-undang dan revisi undang-undang yang dianggap kontroversi.


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags