1. Home
  2. ยป
  3. Serius
14 Maret 2020 11:49

5 Fakta di balik Solo KLB Corona, destinasi wisata ditutup

Solo KLB Corona imbas dari pasien isolasi yang meninggal dr RS dr Moewardi positif Corona. Lola Lolita
foto: Liputan6.com/Fajar Abrori

Brilio.net - Satu pasien yang diisolasi di RS dr Moewardi, Solo meninggal dan dinyatakan positif Corona. Imbas dari kejadian tersebut, Wali Kota Solo, FX Hadi Rydyatmo menetapkan kejadian luar biasa (KLB) terhadap virus Corona atau COVID-19.

Imbas dari pasien meninggal positif Corona, Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo memberlakukan karantina mandiri kepada 62 orang yang pernah melakukan kontak erat dengan dua pasien positif virus corona Covid-19 RSUD dr Moewardi Solo yang salah satunya telah meninggal. Karantina tersebut dilakukan untuk melokalisasi agar penularan virus Corona tidak menyebar.

BACA JUGA :
WHO surati Jokowi agar segera umumkan darurat nasional virus Corona


Pasien positif Corona yang sudah meninggal tersebut sempat dirawat di RSUD dr Moewardi Solo, Jawa Tengah. Kini jenazah telah dimakamkan di kampung halamannya di Kecamatan Ngariboyo, Kabupaten Megetan, Jawa Timur, Rabu (11/3).

Kasus ini membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bergerak cepat. Wali Kota Solo, FX Hadi Rudyatmo menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona alias Covid-19. Dilansir brilio.net dari liputan6.com, keputusan itu diambil Wali Kota setelah menggelar rapat koordinasi dengan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkominda) di rumah dinas Wali Kota Solo, Loji Gandrung, Jumat (13/3)

"Yang kita bahas malam ini memutuskan dan menetapkan Solo KLB virus Corona," kata dia usai memimpin rapat koordinasi Forkominda di Loji Gandrung Solo, Jumat (13/3) malam.

BACA JUGA :
Daniele Rugani positif Corona, Cristiano Ronaldo tulis pesan menyentuh

Tak hanya menjadi perhatian pemerintah saja, masyarakat juga mulai waspada dengan penyebaran Virus Corona yang kini sudah sampai ke Solo, Jawa Tengah tersebut. Berikut fakta kasus Virus Corona di Solo yang ditetapkan KLB, seperti dilansir brilio.net dari berbagai sumber, Sabtu (14/3).

1. Keluarga korban tak mengetahui.

foto:sciencemag.org

Meninggalnya pria berusia 59 tahun yang postif Virus Corona tersebut ternyata tak diketahui pihak keluarga. Dilansir dari antaranews.com, almarhum merupakan warga asal Magetan. Namun, almarhum jarang berada di Magetan karena memiliki bisnis di Solo.

Keluarga enggan berkomentar mengenai penyakit yang sebelumnya di derita pasien. Namu seorang tetangga, Tamyiz menyampaikan bahwa pasien sempat di rawat di rumah sakit di Solo selama empat hari. Namun tidak diketahui sakitnya apa. Hingga akhirnya pihak keluarga menerima kabar bahwa pasien telah meninggal dunia.

"Pemakamannya dilakukan seperti biasa. Namun, petugas dari (RSUD, red.) Moewardi Solo menyatakan keluarga tidak boleh membuka peti jenazahnya," kata Tamyiz seperti yang dilansir brilio.net dari antaranews.com.

2. Belum ditetapkan korban masuk di klaster mana.

foto: Liputan6.com/Fajar Abrori

Juru bicara pemerintah untuk Penanganan Virus Corona (Covid-19), Achmad Yurianto, mengonfirmasi hasil lab pemeriksaan pasien suspect Covid-19 yang meninggal di RSUD Moewardi Solo menunjukkan hasil positif virus Corona Covid-19. Pasien tersebut berjenis kelamin pria berusia 59 tahun. Namun, Yuri belum memastikan pasien meninggal positif virus Corona tersebut masuk di klaster mana.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi Solo sempat merawat dua pasien di ruang isolasi karena dikhawatirkan terpapar virus corona (Covid-19). Pasien tersebut mengeluh demam dan batuk setelah pulang dari kunjungan luar kota.

Humas RSUD dr Moewardi Solo, Eko Haryati mengatakan, dua pasien yang diisolasi itu merupakan warga Solo. Pasien tersebut mulai dirawat di ruang isolasi sejak Minggu malam, (8/3).

"Satu pasien hasil rujukan dari rumah sakit lain. Kemudian yang satu datang sendiri diantar keluarganya," kata dia di RSUD dr Moewardi Solo, seperti yang dilansir brilio.net dari liputan6.com.

3. 62 orang dikarantina mandiri.

foto: Liputan6.com/Fajar Abrori

Meninggalnya salah seorang pasien postif Virus Corona juga membuat Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo mengambil tindakan dengan memberlakukan karantina mandiri kepada 62 orang yang pernah melakukan kontak erat dengan dua pasien positif virus corona Covid-19 RSUD dr Moewardi Solo yang salah satunya telah meninggal. Karantina tersebut dilakukan untuk melokalisir agar penularan virus corona tidak menyebar.

Dilansir dari liputan6.com, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Solo, Siti Wahyuningsih mengatakan Dinkes Solo telah menelusuri kepada sejumlah orang yang pernah melakukan kontak dengan pasien tersebut. Selain keluarga dan karyawan, hasil penelusuran itu juga menyebutkan sejumlah tenaga kesehatan yang pernah memeriksa dua pasien tersebut sebelum dirujuk ke RSUD dr Moewardi.

"Jumlah orang yang menjalani karantian mandiri ada 62 orang yang terdiri dari keluarga, karyawan, petugas kesehatan klinik dan rumah sakit yang ada di Soo dan Sukoharjo," ujarnya.

Menurut dia, karantina mandiri itu telah disepakati mulai diberlakukan pada hari ini. Nantinya laporan akan dikirimkan setiap hari untuk mengetahui perkembangan apakah menjadi buruk atau lebih baik. "Apapun infonya harus diinfokan. Kalau laporannya buruk harus segera dibawa ke rumah sakit," ucapnya.

4. Pemkot Solo tetapkan KLB Virus Corona.

foto: Liputan6.com/Fajar Abrori

Usai meninggalnya satu pasien yang positif virus Corona, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo bergerak cepat menetapkan status kejadian luar biasa (KLB) virus Corona alias Covid-19 setelah meninggalnya satu pasien positif corona di RSUD dr Moewardi Solo.

Setelah menetapkan status tersebut, menurut Wali Kota Solo yang akrab disapa Rudy itu Pemkot Solo meniadakan kegiatan Car Free Day yang menjadi agenda rutin yang dilaksanakan setiap Minggu pagi mulai pukul 06.00 hingga 09.0 WIB.

"Langkah yang diambil pertama car free day libur sampai batas waktu yang belum ditentukan untuk menghindari banyaknya warga yang berkumpul," ujar Wali Kota dengan sapaan Rudy ini.

Selain meniadakan Car Free Day, lanjut dia, Pemkot Solo dalam bidang pendidikan mengambil keputusn untuk meliburkan sekolah mulai dari tingkat SD, SMP dan madrasah. Sebagai gantinya, para siswa diharuskan untuk belajar di rumahnya masing-masing untuk mengantisipasi penyebaran virus Corona.

"Untuk SMK dan SMA karena masih ujian tidak libur, namun setelah ujian selesai diliburkan. Namun, meskipun tidak libur PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat) untuk diberlakukan di situ," dia menegaskan.

5. Sejumlah hiburan dan tempat wisata di Solo ditutup sementara.

foto: Liputan6.com/Fajar Abrori

Rudy mengungkapkan untuk pertunjukan pentas kesenian juga ikut terkena dampaknya. Pentas wayang orang Sriwedari yang setiap malam digelar ikut diliburkan. Tak hanya itu pentas ketoprak Balekambang ikut diliburkan pula.

"Wayang orang Sriwedari mulai Senin diliburkan. Untuk ketoprak liburnya mulai hari Sabtu," kata Rudy dilansir brilio.net dari Liputan6.com.

Sedangkan untuk sejumlah destinasi wisata di Solo, Rudy pun tak luput untuk menutupnya. Hal ini dilakukan untuk menghindari bertemunya orang dengan jumlah banyak dalam satu tempat. Adapun obyek wisata yang ditutup di antaranya Museum Keris, Taman Satwa Taru Jurug dan lainnya.

"Destinasi wisata diliburkan, minimal selama 14 hari supaya tidak menghadirkan orang banyak," kata dia.

Bahkan, Rudy juga membatalkan sejumlah kegiatan yang bakal digelar di Solo pada waktu dekat ini di antaranya Musrembang, lomba kelurahan dan lainnya. Sedangkan kegiatan olahraga di Stadion Manahan dan Stadion Sriwedari juga ditutup. "Tidak ada kegiatan olahraga di sana dulu," ujarnya.

Keputusan yang diambil Pemkot Solo memang serba salah. Namun penetapan status KLB itu demi kepentingan yang lebih besar. "Ya risiko, kita serba repot. Tapi lebih mending kita disalahkan orang yang sehat tapi tidak disalahkan orang yang sakit," ucapnya.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags