Kisah Iniesta, sosok pemalu yang menjelma jadi pahlawan Spanyol 2010

Brilio.net - Piala Dunia 2010 adalah edisi pertama kali turnamen akbar ini diselenggarakan di daratan Afrika. Selain itu, turnamen ini juga melahirkan juara baru untuk pertama kalinya. Ia adalah Spanyol. Berkat generasi emasnya yang sudah berjaya sejak 2008.

Momen juara tersebut justru diawali timnas Spanyol dengan kekalahan di pertandingan pertama mereka oleh Swiss. Namun, Iker Casillas dan kawan-kawan berhasil bangkit dengan meraih kemenangan demi kemenangan di laga mereka selanjutnya.

Sampai akhirnya mereka berhasil melaju ke final dan menghadapi penantang juara, timnas Belanda. Pertandingan sangat sengit, keras, dan penuh intrik. Kedua tim ini sama-sama mengincar gelar juara untuk pertama kalinya.

foto: Twitter/@RobertoRojas97

Alhasil, pertandingan menjadi alot dan kedua tim tak kunjung mencetak gol. Peluang-peluang yang mereka ciptakan selalu berhasil digagalkan satu sama lain. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu.

Di babak itu pertandingan juga masih berjalan alot. Stamina yang sudah terkuras, membuat kedua tim mulai hilang fokus dan sering melakukan pelanggaran. Namun, yang terjadi justru angin berembus ke Spanyol. Lewat permainan satu-dua dengan operan-operan pendek, La Furia Roja berhasil menciptakan peluang.

Berawal dari Fabregas yang menerima operan matang, dirinya lantas memberikan bola itu kepada Iniesta yang sudah ada di posisi lepas kawalan. Bola diumpan, Iniesta sukses mengontrol bola tersebut dan dengan satu tendangan keras, bola berhasil dimasukkan ke gawang Belanda.

Gol tersebut dicetak di menit ke-116 tepat empat menit lagi sebelum babak tambahan selesai. Spanyol juara, mereka berhasil mengangkat trofi emas dan Iniesta akan dikenang sepanjang masa sebagai pahlawan mereka.

foto: Twitter/@shotongoal247

Andrés Iniesta Luján lahir pada 11 Mei 1984 di desa kuno Fuentealbilla, Spanyol. Ayahnya, José Antonio Iniesta merupakan seorang pebisnis, sedangkan ibunya bernama María Luján Iniesta seorang ibu rumah tangga biasa.

Iniesta lahir sebagai anak yang beruntung. Latar belakang orang tuanya yang berkecukupan dan tinggal di kota Albacete yang terkenal indah di Spanyol.

foto: Twitter/@whyalwaysseba

Iniesta memiliki semua yang dia butuhkan dan inginkan dalam hidup sebagai anak muda. Namun begitu, dirinya begitu berbakti kepada orang tuanya.

Pada masa anak-anak, Iniesta terkenal sebagai pribadi yang pemalu. Dirinya mungkin punya seribu keinginan, namun Iniesta jarang untuk bisa mengungkapkan dan tidak ekspresif.

Ayahnya hampir saja tidak menyadari bakat sepak bola Iniesta andai ia tak sengaja melihat putranya bermain bola dengan begitu lihai bersama teman-temannya di sebuah lapangan tak jauh dari rumahnya. Melihat sang ayah sedang menonton permainannya, Iniesta kecil langsung kikuk dan malu-malu melanjutkan pertandingan.

foto: Twitter/@shotongoal247

Antonio langsung tersenyum dan punya kesimpulan untuk memasukkan Iniesta kecil ke sebuah akademi sepak bola bernama Albacete di kotanya. Iniesta pun mulai menjalani pendidikan sepak bolanya di klub masa kecilnya ini.

Pada usia 12 tahun, saat bermain di sebuah turnamen, ia menarik perhatian klub-klub sepak bola di seluruh Spanyol. Kebetulan, orang tua Iniesta memiliki hubungan dengan pelatih FC Barcelona saat itu, Enrique Orizaola. Mengingat bahwa putranya berbakat dalam permainan, ayah Iniesta mengajukan kepada Orizola untuk mempertimbangkan memasukkan Iniesta ke Akademi junior Barcelona.

foto: Twitter/@RaMoS3SP

 

 

Di timnas Spanyol, Iniesta dipanggil pertama kali pada 2006

Dilansir brilio.net dari lifeblogger.com pada Rabu (9/11), dalam sebuah wawancara, ayah Iniesta mengingat saat dia ditanya tentang momen anaknya harus meninggalkan rumah untuk berangkat ke kota Barcelona seorang diri.

Menurutnya, ia agak menyesal melepas anaknya. Antonio diketahui sangat sayang dengan Iniesta dan tak mau ia tinggal jauh dari rumah. Antonio punya proses berpikir yang cukup panjang hingga akhirnya dia mengambil keputusan.

"Kami menerima tawaran FC Barcelona, dan dia harus pergi ke La Masia, akademi klub, sendirian, karena kami tidak bisa meninggalkan kampung halaman kami di Fuentealbilla," kata antonio mengenang masa-masa tersebut.

foto: Twitter/@SportyTell

Iniesta sendiri sebenarnya tidak ingin meninggalkan keluarga dan mengatakan kepada ayahnya bahwa dia akan menuruti kemauan ayahnya. Namun, Antonio meyakinkan dirinya sendiri sekaligus anaknya agar menguatkan hati untuk berpisah sementara waktu.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa kesempatan semacam ini tidak sering datang, bahwa dia akan menerima pendidikan yang baik di akademi (Barcelona)," kata Antonio dikutip dari lifeblogger.com.

foto: Twitter/@BarcaUniversal

"Beberapa hari setelah itu dia (Iniesta) pun datang kepada saya dan berkata: 'Ayah, saya akan pergi ke Barcelona'," ujar Antonio.

Iniesta akhirnya berangkat ke akademi La Masia di Barcelona. Dirinya menjadi pemain junior di sana sejak 1996. Lalu pada musim 2001, Iniesta mendapat promosi untuk naik ke klub Barcelona B. Di sana ia mulai menunjukkan bakatnya sebagai seorang gelandang dengan permainan yang sangat memukau.

foto: Twitter/@BarcaUniversal

Hingga musim 2002, Iniesta berhasil tembus ke klub senior Barcelona. Sejak itu, Iniesta menjadi salah satu pilar tak tergantikan di Blaugrana. Bermain selama 16 tahun di Barcelona, Iniesta telah melakukan 442 penampilan dan 35 gol.

Sebagai gelandang, ia lebih banyak melayani para penyerang dari mulai era Ronaldinho hingga Messi, yang membuat Barcelona meraih kejayaannya selama satu dekade.

foto: Twitter/@BarcelonaRetro

Di timnas Spanyol, Iniesta dipanggil pertama kali pada 2006. Piala Dunia 2006 jadi ajang pertamanya. Kemudian Piala Dunia 2010 jadi momen kejayaannya sebagai pahlawan. Sementara 2014 dan 2018 adalah momen perpisahannya dengan timnas Spanyol. Total, Iniesta sudah bermain sebanyak 131 kali dan 13 gol bersama tim matador.


(brl/jad)