1. Home
  2. ยป
  3. News
22 Juni 2015 20:07

Puasa di negara ini sampai 17 jam dan jatuh pada musim panas, waduh!

"Pemandangan di sini juga hot karena kalau musim panas mahasiswa asal sini ya pakaiannya juga minim, jadi kebayang kan godaannya?"

Brilio.net - Apa sih yang kamu bayangkan di siang bolong saat puasa? Pasti tidak jauh dari bersantai di ruangan ber-AC dan minuman-minuman segar untuk berbuka. Setiap bulan puasa akan tiba, pasti kebanyakan orang berharap cuaca akan mendukung, dalam artian tidak terlalu panas untuk dapat beraktivitas di luar rumah. Namun sepertinya hal itu tidak dirasakan oleh Rendy Bharata.

Rendy merupakan seorang mahasiswa asal Indonesia yang sudah dua kali menjalani ibadah puasa di Beijing. Dia mengaku bahwa bulan Ramadan di sana jatuh pada summer atau musim panas. Jadi kebayang dong gimana teriknya siang hari. Belum lagi lama waktu puasanya mencapai 17 jam. Waduh!

"Hebohnya itu saat sebelum puasa, karena membayangkan terlalu jauh. Harus puasa 17 jam di musim panas, dan tahun lalu saja suhu di sini mencapai 41 derajat. Selain suhu yang hot, pemandangan di sini juga hot karena kalau musim panas mahasiswa asal sini ya pakaiannya juga minim, jadi kebayang kan godaannya?" cerita Rendy sambil tertawa pada brilio.net, Minggu (21/6).

Rendy juga menambahkan bahwa lingkungan Ramadan di Beijing sangat berbeda jauh dari Indonesia. Kalau di Indonesia sepanjang hari kita akan mendengarkan bacaan-bacaan Al-Quran yang dikumandangkan di masjid-masjid, kalau di Beijing sama sekali tak ada suara seperti itu.


"Untuk buka puasa lebih sering di KBRI Beijing karena selain menyiapkan buka, di sana juga bisa tarawih bersama dan juga ada pengajaran mengaji. Sementara kalau sahur biasanya masak sendiri, tapi kalau ada makanan lebih dari KBRI kita disuruh bungkus, ya naluri mahasiswa sih, hehe."

Untuk tarawih, meskipun di China juga ada masjid, para mahasiswa ini lebih suka untuk menjalankannya di KBRI karena memang satu paket dengan buka puasa meskipun memang jaraknya lebih jauh. Rendy sendiri biasanya membutuhkan waktu 50 menit menuju KBRI dari kampusnya menggunakan subway. Selain itu karena siangnya di Beijing lebih panjang, otomatis malamnya singkat dan biasanya mahasiswa asal Bojonegoro Jawa Timur itu tidak tidur sampai waktu sahur tiba.

"Jadi jam 8 malam Maghrib buka puasa, jam 21.40 Isya dan tarawih sampai sekitar jam 23.00. Lalu perjalanan pulang sekitar 50 menit dan sampai asrama kisaran jam 00.00. Jam 01.00 masak sahur dan jam 03.00 subuh. Setelah itu baru bisa tidur," papar Rendy.

Wah, tampaknya kita yang ada di Indonesia ini harus bersyukur ya dengan suasana Ramadan yang tenang ini.

PERLU KAMU BACA JUGA:

Kisah prajurit TNI AL, berpuasa & manasik umrah di atas kapal perang

Mahasiswa ini pada hijrah ke desa saat Ramadan, apa yang dilakukan?

Sajadah bulu kelinci, pertama di dunia buatan mahasiswa IPB

5 Kali Jumat dalam bulan Ramadan, adakah keistimewaannya?

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags