1. Home
  2. »
  3. Musik
26 Agustus 2020 17:57

Dua band rock ini bakal buka-bukaan dibalik pembuatan album mereka

Selalu ada cerita dibalik setiap lagu yang mereka ciptakan Yani Andriansyah
.Feast dan The Panturas (Foto-foto : Dok Soundstream/instagram @thepanturas)

Brilio.net - Konser virtual Soundstream episode ketiga bakal digelar pada 29 Agustus 2020. Dua band beraliran rock .Feast dan The Panturas bakal menutup konser virtual akhir pekan bulan Agustus ini. Selain sajian musik akan ada kisah perjalanan kedua grup musik dalam merangkai album masing-masing.

Selalu ada cerita dibalik setiap lagu yang seringkali menjadi bahan jualan atau justru kadang menjadi spekulasi liar di mata publik. Lagu Peradaban milik .Feast misalnya, diklaim lahir akibat peristiwa bom di Surabaya yang memicu pertentangan antara paham radikal dan peradaban asli Indonesia.

BACA JUGA :
The SIGIT bakal tampil 'liar' di konser virtual ini, nih 5 faktanya


Begitu juga lagu instrumental bertajuk Tenggelamkan milik The Panturas yang terinspirasi Susi Pudjiastuti saat menjabat Menteri Kelautan dan Perikanan kerap melakukan penenggelaman kapal.

.Feast

Lucunya, tidak semua musisi punya cerita menarik dibalik penciptaan album. Inilah yang kemudian saya coba angkat dari album Membangun dan Menghancurkan milik .Feast serta Mabuk Laut milik The Panturas, terang Creative Director Soundstream Kukuh Rizal Arfianto saat jumpa media yang diadakan secara virtual, Rabu (26/8/2020).

BACA JUGA :
Hujan-hujanan, Extreme & Power Trip panaskan Jogjarockarta 2019

The Panturas yang terbentuk sejak akhir tahun 2015 melabeli diri mereka sebagai klab rock selancar kontemporer karena ragam pengaruh musik kontemporer yang mereka mainkan. Band ini lahir di Jatinangor yang menjadi tempat para personelnya menempuh studi. Surya Kuya Fikri selaku penabuh drum The Panturas mengakui kalau album Mabuk Laut tak lebih dari sebuah kumpulan karya lagu.

Tapi, album memang masih jadi penanda keberadaan sebuah band yang rasanya wajib dimiliki. Kami pun juga jadi belajar banyak mengenai proses produksi musik dan juga lebih memikirkan visi kami ke depan, imbuh Kuya.

Sedikit berbeda dengan The Panturas, .Feast mengakui kalau pembuatan album bukanlah perkara mudah. Band yang lahir di Depok ini telah mengeluarkan satu album bertajuk Multiverses (2017) dan satu mini album berjudul Beberapa Orang Memaafkan (2018).

The Panturas

Menurut sang bassist, Fadli Awan Fikriawan, dua album terdahulu bisa dibilang sangat berbeda dari segi konsep dan juga penyajiannya karena semua punya cerita dan inspirasinya sendiri.

Begitu juga dengan album Membangun Dan Menghancurkan yang akan kami rilis, punya sudut pandang yang jelas. Supaya lagu-lagu yang ada di dalamnya juga punya napas yang konsisten, terang Awan.

Yang jelas, berbagai kisah tersebut bakal terungkap pada Soundstream episode ketiga. Jangan sampai ketinggalan loh.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags