1. Home
  2. ยป
  3. Life
8 Mei 2015 20:34

Suka makan cokelat? Ini 10 mitos soal cokelat yang perlu kamu tahu

Selain enak untuk dikonsumsi, cokelat bisa digunakan untuk diet, terutama cokelat hitam atau dark chocolate. Agustin Wahyuningsih

Brilio.net - Banyak dari kita yang suka cokelat. Selain enak untuk dikonsumsi, cokelat bisa digunakan untuk diet, terutama cokelat hitam atau dark chocolate. Ya kan?

Meski begitu, ternyata cokelat juga punya banyak mitos-mitos lho sejak dulu. Berikut 10 mitos cokelat seperti yang dilansir brilio.net dari laman mnn.com, Jumat (8/5):

1. Cokelat meningkatkan kolesterol jahat
Walaupun cokelat memang mengandung cocoa butter, yang tinggi lemak jenuh, tapi cokelat tidak meningkatkan kolesterol jahat (LDL). Justru cokelat mengandung flavonoid yang mampu meningkatkan kolesterol baik (HDL) yang dapat melindungi jantung. Bukti ini bisa kamu baca lho, di artikel sebelumnya, 5 Alasan sehat kenapa kamu perlu mengonsumsi dark chocolate.

2. Cokelat mengandung kafein tinggi
Banyak orang percaya cokelat mengandung kafein tinggi. Untuk jenis cokelat Hershey A mengandung 9 miligram kafein dan Hershey khusus gelap satu batangnya mengandung 31 miligram kafein. Hal ini jelas jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan 320 miligram yang ditemukan dalam Starbucks grande yang diseduh dengan kopi. Varietas cokelat yang lebih gelap memang memiliki kafein tinggi, tapi tidak seperti kebanyakan orang kira.

3. Gula dalam cokelat menyebabkan hiperaktif
Orang awam percaya bahwa anak-anak yang memakan cokelat, aktivitasnya 'menggila', bergerak ke sana kemari, seolah tidak kehabisan energi. Faktanya, banyak penelitian tidak menemukan hubungan gula dalam cokelat berkaitan dengan perilaku hiperaktif. Justru para peneliti menduga bahwa yang memicu anak berperilaku demikian karena stimulus lingkungan, misalnya saja suasana pesta atau liburan yang memang menimbulkan rasa gembira dan aktivitas fisik yang berlebih, yang merepresentasikan kegembiraan anak.

4. Orang dengan diabetes dilarang makan cokelat
Cokelat tidak harus benar-benar dihindari oleh penderita diabetes. Sebetulnya, cokelat memiliki indeks glikemik (ukuran seberapa besar efek suatu makanan yang mengandung karbohidrat dalam meningkatkan kadar gula darah setelah dimakan, dibandingkan dengan glukosa atau roti putih) rendah.

Nah, penelitian baru-baru ini justru menunjukkan cokelat hitam mampu meningkatkan sensitivitas insulin pada orang dengan tekanan darah normal dan darah tinggi. Selain itu juga memperbaiki disfungsi endotel pada penderita diabetes. Tapi eits, tetap konsultasi dengan dokter ya, sebelum mengonsumsi cokelat supaya tahu takaran yang pas.

5. Cokelat menyebabkan kerusan gigi
Penelitian sudah menunjukkan tidak ada hubungan antara makan cokelat dengan gigi berlubang. Studi dari Universitas Osaka di Jepang pun menemukan bahwa bagian-bagian dari biji kakao, bahan utama cokelat, dapat menumpas bakteri mulut dan kerusakan gigi.

6. Cokelat membuatmu gemuk
Itu hoax! Faktanya, mengonsumsi sejumlah kecil cokelat setiap lima hari dalam seminggu, dikaitkan dengan BMI (Body Massa Index) yang lebih rendah, bahkan sekalipun orang tersebut makan lebih banyak kalori secara keseluruhan dan tidak berolahraga. Sepertinya kamu patut mencoba diet cokelat seperti dalam artikel Cokelat bisa bikin berat badanmu jadi turun, ayo coba gaya diet ini!.

7. Makan cokelat bikin stres
Sebuah studi menemukan bahwa makan sekitar satu ons dan setengah cokelat hitam setiap hari selama dua minggu dapat mengurangi tingkat hormon stres dalam tubuh orang yang merasa sangat tertekan.

8. Cokelat tidak memiliki nilai gizi
Sebuah cokelat hitam berisi antioksidan sebanyak 2 3/4 cangkir teh hijau, 1 gelas anggur merah, atau 2/3 cangkir blueberry. Selain itu, cokelat mengandung mineral dan serat makanan. Hmmm... kurang apa coba?

9. Cokelat harus mengandung 70% kakao baru disebut cokelat yang bagus
Rekomendasi umum menyatakan mengonsumsi cokelat hitam dengan minimal kandungan kakaonya sebesar 70% memiliki banyak manfaat kesehatan. Memang, semakin gelap cokelat, semakin tinggi kandungan antioksidannya. Namun, sebuah studi menunjukkan partisipan yang mengonsumsi cokelat dengan kandungan 50% kakao mengalami penurunan signifikan pada tekanan darah sistolik dan diastolik. Selain itu, studi lain menunjukkan perbaikan jangka pendek dalam aliran darah dan tekanan darah setelah mengonsumsi cokelat dengan kandungan 60% kakao.

10. Cokelat menyebabkan jerawat
Tidak ada kaitan antara makan cokelat dengan timbulnya jerawat. Tinjauan dari Journal of American Medical Association menyimpulkan bahwa "diet memainkan peran dalam pengobatan jerawat pada kebanyakan pasien ... bahkan jumlah besar cokelat belum terbukti klinis memperburuk munculnya jerawat."

Nah, guys, jangan ragu makan cokelat, ya!


SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
MOST POPULAR
Today Tags