1. Home
  2. ยป
  3. Komunitas
1 November 2016 00:05

Candi Borobudur jadi saksi deklarasi pemuda cinta budaya

Aksi anak muda ini layak dipuji. Nur Romdlon

Brilio.net - Sebanyak 70 pemuda dari berbagai daerah mendeklarasikan Sapta Sidhikara di pelataran Candi Borobudur, Magelang, pada Sabtu (29/10). Sapta Sidhikara ini menjadi komitmen untuk mengawal pelaksanaan Undang Undang Cagar Budaya sebagai instrumen hukum dalam melestarikan warisan cagar budaya di Indonesia.

Deklarasi ini merupakan salah satu rangkaian dari Borobudur Youth Forum 2016 sekaligus Temu Komunitas Sejarah dan cagar Budaya se-Indonesia yang dilaksanakan oleh Balai Konservasi Borobudur bersama komunitas Yogyakarta Night at the Museum.

BACA JUGA :
Edwin Daru, giat ajak bule beri inspirasi anak-anak di kampung


Rangkaian kegiatan yang dilaksanakan tanggal 27-31 Oktober 2016 itu diisi berbagai kegiatan mulai dari seminar, pembuatan materi kampanye pelestarian Candi Borobudur, deklarasi pemuda untuk pelestarian cagar budaya, sharing komunitas, hinggi jelajah sejarah di Yogyakarta. Tidak hanya diikuti oleh pemuda dari berbagai wilayah di Indonesia, kegiatan ini juga diikuti oleh tiga orang pemuda dari Prancis.

Ketua panitia Borobudur Youth Forum sekaligus Ketua Komunitas Yogyakarta Night at The Museum, Erwin Djunaedi mengatakan, acara Borobudur Youth Forum dilaksanakan untuk memperingati 25 tahun Candi Borobudur sebagai warisan dunia ini mengangkat tema sekaligus tagline 'Berkolaborasi Mencegah Lupa'. Tema ini dipilih dengan maksud agar kegiatan tersebut mewujudkan sebuah kolaborasi antara komunitas yang menghasilkan aksi untuk mencegah masyarakat dari lupa akan sejarah.

BACA JUGA :
Begini kalau para barista dan penggila kopi ngumpul, seru abis

"Kegiatan ini akan menegaskan posisi komunitas sejarah sebagai garda terdepan dalam mengawal pengetahuan sejarah serta pelestarian cagar budaya di masyarakat," katanya kepada brilio.net.

Sapta Sidhikara yang dideklarasikan berisi tujuh poin ungkapan hati pemuda pelestari cagar budaya Indonesia. Tujuh poin yang dibacakan versi Bahasa Indonesia dan Inggris itu merupakan hasil rangkaian dari berbagai materi dan diskusi yang telah dilaksanakan hari sebelumnya.

Tujuh poin deklarasi tersebut yakni menyadari sepenuhnya bahwa pelestarian cagar budaya adalah agenda penting dalam memperkuat identitas dan jati diri bangsa Indonesia. Mendukung dan mengawal setiap usaha pemerintah dalam upaya pelestarian cagar budaya serta mendesak pemerintah untuk menghentikan upaya perusakan cagar budaya.

Selanjutnya, mengawal pelaksanaan Undang Undang Cagar Budaya sebagai instrumen hukum dalam melestarikan warisan cagar budaya di seluruh wilayah Indonesia. Mencurahkan segenap tenaga dan pikiran untuk mengenalkan cagar budaya kepada masyarakat sehingga muncul kesadaran untuk melestarikan warisan cagar budaya. Mendukung upaya pelestarian Candi Borobudur beserta kawasannya sebagai warisan dunia.

Selain itu menjalin kerja sama antar komunitas pelestari cagar budaya untuk saling menguatkan dan mendukung program-program pelestarian cagar budaya yang konsisten dan berkelanjutan. Terakhir, mengoptimalkan pemanfaatan media sosial dan teknologi dalam pendataan dan pelaporan situs warisan cagar budaya untuk diakses berbagai kalangan masyarakat.

Erwin Djunaidi menambahkan terlaksananya acara ini harapannya dapat menjadi sarana komunikasi antar-komunitas sejarah untuk bersinergi dan saling bertukar informasi agar aktivitas yang sudah ada menjadi lebih baik lagi.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags