1. Home
  2. ยป
  3. Komunitas
29 September 2018 09:08

7 Aksi milenial bantu konservasi air di pedalaman NTT, salut deh

Ada yang berbagi ilmu pertanian untuk membantu warga Yani Andriansyah
foto-foto: Brilio.net/Yani Andryansjah

Brilio.net - Setelah sukses menggelar Conservacation di Desa Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta beberapa waktu lalu, ADES sebagai merek air minum dalam kemasan yang merupakan bagian dari PT Coca-Cola Indonesia, kembali melaksanakan acara serupa. Kali ini giliran 10 Sobat Air Ades mengeksplorasi Nusa Tenggara Timur.

Melalui kampanye Cintai Air, Cintai Hidup, ke-10 Sobat Air ADES terlibat langsung dalam kegiatan ini di area konservasi air Pejuang Air ADES Romo Marselus Hasan di Desa Bea Muring. Acara ini berlangsung sejak 25-30 September 2018.

BACA JUGA :
Ini 7 kegiatan Conservacation yang diikuti anak muda di Gunungkidul


Mereka ingin membantu mewujudkan mimpi Romo Marselus agar Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) di desanya lebih optimal pemanfaatannya. Caranya dengan melakukan pengerukan sungai yang mendangkal. Selain itu mereka jyga membantu penanaman pohon di sekitar aliran sungai, termasuk membantu fasilitas akses air bersih.

Kami ingin mengajak generasi muda punya kepedulian khususnya pada konservasi air berkelanjutan. Conservacation adalah wadah bagi mereka untuk mewujudkan kepedulian itu dengan cara yang fun, kata Marketing Manager Hydration, Coca-Cola Indonesia Mohamad Rezki Yunus di Kupang, sesaat setelah menerima 10 Sobat Air Ades.

BACA JUGA :
Begini cara baru anak muda liburan sambil konservasi alam

Marketing Manager Hydration, Coca-Cola Indonesia Mohamad Rezki Yunus (kiri) dan Koordinator Program Coca Cola Foundation Indonesia Agus Priyono di Embung Cinta, Kupang.

Namanya juga conservacation, selain ikut konservasi para Sobat Air Ades ini juga bisa menikmati keindahan alam NTT yang asri. Rezki berharap lewat acara ini generasi muda bisa memberikan kontribusi mereka pada kegiatan positif.

Saya berharap nantinya Sobat Air ADES akan menjadi penggerak upaya konservasi dan pengelolaan air di daerah asal mereka, lanjut Rezki.

Salah satu Sobat Air ADES asal Jakarta, Kara Nisa mengaku sangat senang bisa ikut acara keren ini. Menurut cewek berusia 26 tahun yang hobi travelling dan sangat menyukai kegiatan alam ini, kegiatan semacam ini memberikan kesadaran betapa pentingnya konservasi, khususnya sumber air untuk kehidupan.

Kegiatan ini bagus banget buat kami sebagai generasi muda untuk belajar lebih banyak tentang konservasi. Selain itu kami juga bisa menikmati alam di pelosok Indonesia seperti di desa ini, kata Kara.

Nah apa saja ya kegiatan yang dilakukan para Sobat Air ADES selama mengikuti kegiatan ini? Berikuttujuh aksi mereka yang berhasil dihimpun Brilio.net.

1. Mengunjungi embung cinta

Nah sebelum mengikuti kegiatan di Desa Bea Muring, para Sobat Air ADES berkesempatan mengunjungi Embung Cinta yang berlokasi di Desa Tesabela, Kecamatan Kupang Barat. Dinamakan Embung Cinta karena bentuk embung ini jika dilihat dari udara berbentuk seperti hati sebagai lambang cinta. Embung ini digagas Kapten Budi Soehardi, mantan pilot yang kini mengabdikan dirinya untuk masyarakat di Kupang lewat Panti Asuhan Roslin.

Sobat Air ADES banyak belajar dari Kapten Budi mengenai pemanfaatan embung untuk pertanian. Daerah di sekitar embung yang tadinya tandus akan diubah menjadi lahan hijau. Embung ini juga nantinya bisa dijadikan tempat rekreasi lho.

2. Menyaksikan budaya lokal

Kedatangan Sobat Air ADES disambut masyarakat Bea Muring dengan kearifan lokal berupa upacara Kepok Tiba. Selain upacara penyambutan, Sobat Air ADES juga disuguhkan tari Caci, tari perang sekaligus permainan rakyat antara sepasang penari laki-laki yang bertarung dengan cambuk dan perisai. Tari Caci biasanya digelar setiap Agustus, atau bertepatan dengan musim panen. Setelah menyaksikan budaya lokal ini, para Sobat Air ADES mendapat penjelasan mengenai perjuangan Pejuang Air ADES Romo Marselus Hasan.

3. Melihat sumber air warga

Sobat air ADES berkesempatan mengunjungi mata air yang menjadi sumber kebutuhan air warga. Di sini mereka ikut merasakan bagaimana warga harus antre air sejak pagi hanya untuk mendapatkan satu dirigen air berkapasitas 5 liter dengan melewati medan yang curam. Maklum letak mata air berada di suatu lembah. Air ini tidak hanya digunakan untuk keperluan sehari-hari tetapi juga lahan pertanian. Warga Desa Muring harus bekerja keras untuk mendapatkan air.

Bisa dibayangkan bagaimana sulitnya masyarakat untuk mendapatkan air. Mereka harus menuruni medan yang curam. Setelah mendapatkannya mereka harus naik kembali dengan medan seperti itu, kata Romo Marsel.

4. Berbagi ilmu dengan warga

Bukan cuma mendapat penjelasan mengenai cara warga Desa Bea Muring mendapatkan air, salah satu Sobat Air ADES Evrina Budiastuti yang berprofesi sebagai penyuluh pertanian berbagi ilmu kepada warga desa. Menurut dia areal pertanian di Bea Muring sudah bagus, termasuk cara pengolahannya yang menggunakan pupuk organik. Ervina menyarankan agar warga lebih mengembangkan varian jenis tanaman yang disesuaikan dengan kondisi wilayah desa yang kekurangan air.

5. Mengunjungi PLTMH Waerina

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro Waerina merupakan jantung tenaga listrik di Desa Bea Muring. Pembangkit inilah yang selama 6 tahun terakhir menjadi sumber energi listrik warga. Letak pembangkit yang berada di bawah lembah membuat perjalanan menuju ke tempat ini penuh tantangan. Hanya ada jalan setapak yang curam dan berliku.

Penempatan mesin pembangkit sengaja diletakkan jauh di bawah sumber air yang berada di atas. Tujuannya agar air yang dialirkan ke mesin melalui pipa bisa menggerakkan turbin.

Pembuatan jalur air pun membutuhkan tenaga ekstra. Warga bergotong royong memecah batuan kapur yang mengeras. Sempat banyak yang putus asa memecah batu untuk membuat PLTMH ini, kata Romo Marsel.

Di bagian atas, aliran sungai dibendung dengan jalur air yang dipersempit. Tujuannya agar aliran air itu bisa semakin dearas untuk dialirkan ke turbin pembangkit di bawahnya. Di sebelah rumah turbin dibuat pos penjaga. Ada dua petugas jaga yang setiap hari harus mengontrol turbin.

6. Menanam pohon di sepanjang aliran sungai

Selain mengunjungi PLTMH, Sobat Air ADES juga melakukan penanaman pohon di sepanjang aliran sungai. Tujuannya agar akar pohon yang ditanam, kelak bisa menjadi media pengikat tanah agar jika terjadi hujan airnya tidak langsung jatuh ke sungai membawa endapan pasir.Berbagai aneka jenis tanaman ditanam di sini mulai dari nangka, sempedak, hingga kelengkeng. Satu Sobat Air ADES menanam satu jenis pohon.

7. Membantu membuat bak penampungan air

Sobat Air ADES juga turut membantu membangun penampungan air di Desa Leong, Nteweng yang letaknya cukup jauh dari Desa Bea Muring. Untuk mencapai desa ini, Sobat Air ADES menggunakan truk yang disulap menjadi seperti angkot. Cukup menantang melewati jalan yang kecil, berliku dan permukaan tanpa aspal. Air di desa ini berasal dari mata air Waelekem yang juga sangat disakralkan warga desa.

SHARE NOW
EXPLORE BRILIO!
RELATED
MOST POPULAR
Today Tags